Salah satu anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak autis, merupakan salah satu sumber daya bangsa Indonesia yang kualitasnya harus ditingkatkan agar dapat berperan, tidak hanya sebagai obyek pembangunan tetapi juga sebagai subyek pembangunan. Anak berkebutuhan khusus memerlukan pelayanan yang bersifat khusus, seperti pelayanan medik, pendidikan khusus maupun latihan-latihan tertentu yang bertujuan untuk mengurangi keterbatasan dan ketergantungan akibat kelainan yang diderita, serta menumbuhkan kemandirian hidup dalam bermasyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mendalam tentang perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di Sekolah Khusus Harapan Mulia Jambi Selatan. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif menggunakan indepth interview dengan triangulasi sumber yaitu orang tua/pengasuh, guru-guru dan psikolog yang membina di SLB Harapan Mulia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahwa perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak autis tergantung pada ibu atau pengasuhnya. Berdasarkan faktor pendukung dalam perilaku pemeliharaan kesehatan gigi yaitu ketersediaan sarana pelayanan kesehatan gigi dan mulut masih kurang. Sebagian besar informan mencari pelayanan kesehatan gigi/dokter gigi yang sudah dikenal atau dipercaya, tidak ramai, tidak terlalu lama antri/menunggu. Faktor pendorong/penguat perilaku pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut pada anak autis di rumah adalah ibunya atau pengasuhnya, sedangkan di sekolah adalah guru pendampingnya.
Pasien skizofrenia merupakan ganguan jiwa dengan resiko karies dan penyakit periodontal yang tinggi. Kondisi kesehatan gigi dan mulut pasien skizofrenia yang buruk disebabkan kondisi mental pasien itu sendiri, penggunaan obat anti anxiety dan obat penenang lainnya, kurangnya fasilitas kesehatan gigi, pengetahuan kesehatan gigi dan mulut yang minim, kemampuan serta kurangnya pendampingan dari tenaga kesehatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan model asuhan kesehatan gigi dan mulut untuk pasien skizofrenia di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi.Rancangan penelitian ini adalah penelitian terapan, metode kualitatif dengan pengambilan sample dengan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel berdasarkan kesesuaian dan kecukupan.Hasil penelitian menunjukan bahwa memungkinkan untuk melakukan asuhan kesehatan gigi dan mulut pada pasien skizofrenia di ruaang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Jambi oleh terapis gigi yang bertugas di ruang rawat inap. Asuhan berupa kegiatan promotif dengan penyuluhan, kegiatan preventive melakukan menyikat gigi, dan tindakan konsul ke poli gigi dapat dilakukan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Salah satu strategi utama Kementerian Kesehatan RI adalah untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas yaitu melalui Puskesmas. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Poli Gigi Puskesmas mencakup pelayanan medis gigi yang dilakukan oleh dokter gigi serta pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh Terapis Gigi dan Mulut (TGM). Jenis penelitian survey desriptif, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling, pada seluruh pengunjung di Poli Gigi Puskesmas Rawat Inap Tanjung Kabupaten Muaro Jambi berumur diatas 12 tahun yang bersedia mengisi kuesioner setelah dilakukan perawatan. Kepuasan pasien terhadap sikap dalam pelayanan yang diberikan oleh TGM di Poli Gigi Puskesmas Rawat Inap Tanjung, paling banyak dengan kriteria puas sebesar 66,6 % dan masih ada yang berkriteria kurang puas sebesar 2,8%. Kepuasan pasien terhadap terhadap fasilitas penunjang pelayanan TGM, paling banyak dengan kriteria puas 61,1%, serta yang berkriteria cukup puas 38,9%.
Oral and dental health is important for anyone, including children with special needs. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, the role of parents, especially mothers, is very important in maintaining the cleanliness of their child's teeth and mouth. Especially in autistic children, caries and gingivitis are encountered, and while their behavior will cause dental care to be rather difficult. Dental caries is a dental tissue disease characterized by tissue damage, starting from the surface of the tooth extending towards the pulp. The study was to determine the relationship of knowledge and attitudes of parents with the prevalence of dental caries in autistic children in the School of Children with Special Needs of Jambi City. This study used a cross sectional approach. The sampling technique used was purposive sampling as many as 30 respondents. The measuring instruments used were questionnaires and dental caries observation sheets. Prevalence of dental caries was 77% or 23 children had caries, knowledge of parents of autistic children was 86.7% or 26 people had high criteria while those with moderate criteria were 13.3% or 4 people and attitudes in parents of autistic children were as much as 76.7% or 23 people have good criteria while those that have good criteria are 23.3% or 7 people. There is relationship between the level of knowledge of parents with the prevalence of dental caries in autistic children (p value = 0.031) and OR = 16.5 and there is relationship between attitudes of parents with the prevalence of dental caries (p value = 0.033), and OR = 8.88. There is a significant relationship between the level of knowledge of parents with the prevalence of dental caries in autistic children and there is a significant relationship between attitudes of parents with the prevalence of dental caries.
Introduction: Empowerment of teachers in maintaining oral hygiene is urgently needed to increase the value of mentally retarded dental and oral hygiene. Objective: This study aims to identify teacher abilities and implementation of dental and oral health practices in mentally retarded children. Materials and Method. The design of this study is an observational descriptive pilot study in the context of developing a learning model for dental and oral health in mentally retarded children. The research population was teachers and mentally retarded children at Special Schools in Jambi City. The research was conducted on teachers in 4 (four) special schools (SLB). Data are presented as numbers and percentages for categorical variables. Results: Before giving the Learning Model for maintaining oral health for mentally retarded children, the respondents had medium-high level knowledge. After the intervention, their knowledge increased to a high level. The dental and oral health learning model is routinely taught in schools. The teacher routinely teaches how to brush teeth; the teacher routinely guides tooth brushing practices; the teacher routinely practices tooth brushing in children. The frequency of carrying out tooth brushing at school is at most once a week. Conclusion: Most of the teachers' knowledge of mentally retarded children in SS is Poor, and implementation of dental and mouth health practices in Mentally Impaired Children is still low. Keywords: mentally retarded, dental and oral health, teacher
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.