Beberapa obat tradisional yang sering dicemari bahan kimia obat menurut Badan Pengawasan Obat dan Makanan salah satunya adalah jamu sesak nafas dengan penambahan teofilin untuk meningkatkan khasiatnya. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk menganalisis teofilin dalam jamu sesak nafas sediaan serbuk yang beredar di Kota Bekasi. Analisis dilakukan dengan metode Kromatografi Lapis Tipis Preparatif, Spektrofotometri UV-Vis dan FTIR. Hasil KLT Preparatif menunjukkan Rf sampel A 0,92; sampel B 0,91; sampel C 0,93 dan didapatkan kadar sampel A 0,0640%; sampel B 0,0522% dan sampel C 0,0616%. Bilangan gelombang yang terbentuk menunjukkan adanya gugus fungsi CH3, C=O, C=C (cincin aromatik) dan C-N (amin aromatik). Hasil ini menunjukkan bahwa sampel jamu positif mengandung bahan kimia obat (teofilin).
Kesadahan adalah suatu kondisi dimana air mengandung mineral CaCO3, Ca2+ dan Mg2+ yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kadar kesadahan total, kalsium dan magnesium dalam air sumur tanah di daerah Cilincing, Sunter dan Pluit serta analisis penurunan nilai kesadahan total dengan menggunakan mineral adsorben yakni zeolit. Metode yang digunakan yaitu titrasi kompleksometri. Pengujian dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi ISTN Jakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa air sumur tanah pada daerah Cilincing, Sunter dan Pluit memiliki kadar kesadahan total, kalsium, dan magnesium yang melebihi batas persyaratan. Prosentase nilai penurunan kadar kesadahan total, kalsium dan magnesium pada daerah cilincing mencapai 56.80%, 52.72%, 47.06%. Prosentase nilai penurunan kadar kesadahan total, kalsium, dan magnesium pada daerah sunter mencapai 57.19%, 50.99%, 34.05%, dan prosentase nilai penurunan kadar kesadahan total, kalsium, magnesium pada daerah pluit mencapai 58.18%, 53.69%, 35.94%. Penggunaan zeolit sebagai adsorben untuk menurunkan kadar kesadahan total air sumur tanah terbukti efektif untuk menurunkan kadar kesadahan total, kalsium dan magnesium.
Background Hydrocortisone acetate is an anti-inflammatory compound from the corticosteroid group. This active substance has a tendency to degrade during storage Aim Given by that, it is necessary to determine the content of hydrocortisone acetate in facial whitening creams Method In this study we determined by the reverse phase High Performance Liquid Chromatography (HPLC) method. The HPLC system used was column C18 (4.6 × 250 mm), the mobile phase of the mixture of acetonitrile: aquabides (60:40), using a 252 nm UV detector. The results of the analysis showed good separation conditions with the mobile phase of acetonitrile, aquabides (60:40 v/v) and a flow rate of 1.0 ml/min. All components were separated in an analysis time of less than 2.0 minutes. Result The results of the method validation show that the method used in this study meets the requirements of accuracy, precision, linearity, LOD and LOQ. The results showed the method had good linearity (r = 0.9923). Accuracy results were 98.24% and 98.84%. The precision result is 0.23%. LOD results were 7.2601 µg / mL and LOQ results were 24.2004 µg / mL. Conclusion Based on the results obtained, all four cream samples containing hydrocortisone acetate with levels of each sample A = 1.0583 µg / g, sample B = 0.3316 µg / g, sample C = 0.1513 µg / g, and sample D = 1.1662 µg / g.
Kebutuhan etanol semakin bertambah dengan semakin banyaknya pabrik farmasi dan sekolah farmasi maupun kimia dan kebutuhan sumber energi terbarukan yang besar di Indonesia. Solusi untuk mengatasi persoalan tersebut adalah dengan mengembangkan bioetanol. Penelitian ini bertujuan untuk membuat bioetanol dari kulit petai (Parkia speciosa Hassk.) yang dihidrolisis oleh asam klorida 2.0%. Bahan baku bioetanol biasanya mengandung karbohidrat yang cukup tinggi dan kulit petai mengandung karbohidrat sebesar 68.3-68.75%. Sebelum dilakukan perlakuan, sampel tanaman petai (Parkia speciosa Hassk.) dilakukan determinasi selanjutnya petai dipanen berjumlah 2.5 kg dengan kondisi buah yang segar, telah matang serta tidak busuk. Panen petai dilakukan hanya dari satu pohon saja, kulit yang diambil adalah kulit petai yang segar tidak kering atau busuk, dan telah dipisahkan dari bijinya. Hidrolisis asam dilakukan pada temperatur 70°C selama 4 waktu perlakuan yang mana sampel pertama (sampel A dihidrolisis selama 30 menit), sampel kedua (sampel B dihidrolisis selama 60 menit), sampel ketiga (sampel C dihidrolisis selama 90 menit), sampel keempat (sampel D dihidrolisis selama 120 menit). Hasil hidrolisis karbohidrat monosakarida yang diuji kualitatif menunjukkan hasil positif dengan larutan Benedict. Larutan hidrolisat positif golongan karbohidrat monosakarida hasil hidrolisis asam yang difermentasi menjadi etanol dengan bantuan Saccharomyces cerevisiae pada pH 4. Kadar bioetanol yang dihasilkan ditentukan menggunakan metode densitas dengan alat piknometer 10 ml. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada konsentrasi asam 2,0%, temperatur 70°C, waktu hidrolisis 120 menit, dan menggunakan Saccharomyces cerevisiae diinkubasi selama 5 hari menghasilkan kadar bioetanol tertinggi sebesar 3,0%.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.