Adverse Drug Reactions (ADRs) pada kemoterapi terjadi ketika obat sitotoksik ikut merusak sel sehat dalam tubuh. Kemoterapi menyebabkan penekanan sumsum tulang yang mengakibatkan myelosupresi sehingga mengurangi jumlah sel darah merah, sel darah putih dan trombosit. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran ADRs yang terjadi dan perbedaan profil hematologi sebelum dan sesudah kemoterapi pada pasien ca mammae di RSUD Kota Yogyakarta. Jenis penelitian ini observasional dengan pengumpulan data secara prospektif menggunakan rekam medis dan wawancara pasien. Dari sebanyak 121 pasien ca mammae yang menjalani kemoterapi diperoleh 41 pasien yang memenuhi syarat inklusi dan eksklusi. Nilai hematologi sebelum dan sesudah kemoterapi dibandingkan dengan non parametric test Wilcoxon. ADRs yang terjadi dinilai menurut penilaian kausalitas WHO. Semua responden berjenis kelamin wanita dengan usia rata-rata 54,9 ± 10,2 tahun. Regimen terapi yang digunakan yaitu docetaxel + epirubicin + carboplatin sebanyak 68,3%, paclitaxel + epirubicin + carboplatin sebanyak 29,3% dan docetaxel + doxorubicin + carboplatin sebanyak 2,4%. Diperoleh kejadian ADRs sebagian besar kasus yaitu nausea (92,7%), alopecia (82,9%), anemia (80,5%), leukopenia (65,8%) dan trombositopenia (21,9%). Berdasarkan Berdasarkan penilaian kausalitas WHO didapatkan 66% ADRs kategori probable/likely, kategori possible (20%), kategori unlikely (3%), kategori conditional (11%). Terdapat penurunan yang signifikan terhadap nilai hematologi pasien yaitu tingkat hemoglobin (11,7 vs 10,7 g/dL, * p value = 0,000 < 0,050), jumlah leukosit (8.800 vs 2.700/uL, *p value = 0,000 < 0,050) dan jumlah trombosit (331.000 vs 219.000 /uL, *p value = 0,000 < 0,050). Kesimpulan: kemoterapi menyebabkan ADRs pada pasien. Terdapat penurunan nilai hematologi yang signifikan pada pasien ca mammae yang menjalani kemoterapi di RSUD Kota Yogyakarta.