AbstrakPerairan Karangsong adalah wilayah pesisir di Kabupaten Indramayu dan merupakan kawasan penting bagi perekonomian masyarakat setempat. Adanya rencana pengembangan serta perawatan infrastruktur di wilayah Pesisir Karangsong secara berkelanjutan diperlukan adanya penelitian mengenai batimetri, kelerengan perairan dan sedimen dasar. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui kedalaman perairan, profil perairan, kelerengan serta jenis sedimen dasar di Perairan Karangsong. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode kuantitatif. Metode pengambilan data kedalaman dan sedimen dasar dilakukan di wilayah yang dianggap mewakili kerakteristik wilayah seluruhnya. Hasil penelitian menunjukkan kedalaman Perairan Karangsong, Kabupaten Indramayu berkisar antara 1 meter sampai 11 meter dengan nilai kelerengan berkisar antara 0,250• hingga 0,277• dengan rata-rata kelerengan adalah hampir datar. Perairan Karangsong, Kabupaten Indramayu memiliki tipe pasang surut campuran condong harian ganda dengan nilai nilai Formzahl sebesar 0,57. nilai-nilai elevasi Perairan Karangsong meliputi MSL 64 cm, HHWL 118,9 cm, LLWL 9,19 cm, LWL 10 cm dan HWL 110 cm. Jenis Sedimen Dasar di Perairan Karangsong, Kabupaten Indramayu adalah pasir (silt) dan pasir lanauan (silty sand). Kata kunci: Batimetri, Sedimen Dasar, Kelerengan, Perairan Karangsong. AbstractKarangsong Waters is coastral area that administratively is in the region of Indramayu regency is the important area for local society's economic. There is development planning and infrastructure maintenance in Karangsong Waters continuously it is needed there is research about batimetry, Slope and sea bottom sediment. The purpose of the research was to know the depth waters, profile of the water and also kinds of bottom sediments in the Karangsong Waters. The method in the research is quantitative method. Method of collecting the depth data and bottom sediments were do in the area which is considered to represent the characteristic of all the area. The result of the research showed the depth of Karangsong waters, regency of Indramayu about 1 meter until 11.8 meters with slope values about 0,250• until 0,277 • with almost flat category. Karangsong water, regency of Indramayu has type of tidal skewed double daily with grade Formzahl about 0,57. the water karangsong elevation values such as MSL 64 cm, HHWL 118,9 cm, LLWL 9,19 cm, LWL 10 cm and HWL 110 cm. Kinds of bottom sediments in the Karangsong water, Indramayu regency was sand and silty sand.
Pelabuhan Malahayati menjadi alur lintas serta tempat sandar bagi peti kemas domestik. Untuk menjalankan aktifitas pelabuhan secara optimal serta merencanakan pembangunan pelabuhan, pengetahuan mengenai tipe dan karakteristik pasang surut sangat penting. Pengolahan data pasang surut dengan berbagai metode dapat memberikan hasil yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik pasang surut dan komponen harmonik pembangkit pada lokasi penelitian, mengetahui perbandingan hasil pengolahan pasang surut dengan metode admiralty, least square dan fast fourier transform. Serta melakukan prediksi elevasi pasang surut dengan metode least square pada waktu setelah penelitian. Validasi hasil pengolahan pasang surut dilakukan dengan menghitung nilai RMSE hasil pengolahan metode least square terhadap data lapangan. Ketiga metode menghasilkan tipe pasang surut Pelabuhan Malahayati yaitu tipe pasang surut harian ganda. Metode admiralty menghasilkan 9 komponen utama pasang surut, sedangkan metode least square menhasilkan sejumlah 68 komponen. Sementara metode FFT digunakan untuk mengidentifikasi 21 komponen harmonik pasang surut Pelabuhan Malahayati. Didapatkan dominasi komponen harmonik pasang surut pada Pelabuhan Malahayati, yaitu komponen semidiurnal (M2 dan S2). Didapatkan nilai RMSE pada hasil pengolahan sebesar 32 cm, sedangkan RMSE hasil prediksi sebesar 64 cm. Perbedaan nilai formzhal kurang dari 0.02 sedangkan perbedaan nilai amplitudo masing-masing komponen pasang surut kurang dari 0.1 meter. Malahayati Port serves as crossing lane and transit for domestic container ships. To carry out port activities optimally and design port development, knowledge of the types and characteristics of the tides in the location is very important. This study was to determine the tidal characteristics and harmonic components of the Malahayati Port, to compare the results of tidal processing using 3 methods (admiralty, least square and fast fourier transform) and to predict the elevation of tides after this study using the least square method. Validation on this study was done by calculating the RMSE between least square result and field data. All of the 3 methods resulted the Malahayati Port tidal type which was semi diurnal tide. The admiralty method produced 9 major components, while the least square produced 68 of tidal harmonic components. And the FFT is used to identify 21 harmonic components of the Malahayati Port. Obtained that the dominance of the tidal harmonic component at the Malahayati Port was semidiurnal component M2 and S2. Noted that the RMSE value between least square result and field data is 32 cm, while the prediction RMSE is 64 cm. Using 3 methods the Formzhal difference is less than 0.02 while the difference in the amplitude of tidal component is less than 0.1 meters.
Perairan Pangandaran merupakan bagian dari samudera Indonesia dan mendapat pengaruh sistem angin musim. Dinamika arah dan kecepatan angin musim berpengaruh terhadap dinamika arus permukaan di perairan Pangandaran. Pergerakan arus permukaan berpengaruh terhadap sebaran suhu permukaan laut perairan Pangandaran. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui perubahan arah dan kecepatan angin musim dan kaitannya terhadap sebaran suhu permukaan laut di perairan Pangandaran. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2013. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Analisa statistik digunakan untuk mengetahui nilai error suhu permukaan laut yang didapat berdasar citra MODIS. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pada musim Barat angin dominan bertiup dari arah Barat Daya menuju ke Timur Laut dengan kecepatan 5,7 – 8,8 knot, sedangkan arus permukaan bergerak ke Timur dengan kecepatan rata – rata 0,4 knot. Pada musim Timur angin dominan bertiup dari arah Timur menuju Barat dengan kecepatan 8,8 – 11,1 kno,t sedangkan arus permukaan bergerak ke Barat Laut dengan kecepatan rata – rata 0,18 knot. Sedangkan pada musim Peralihan tidak menunjukkan pengaruh arah dan kecepatan angin terhadap arah arus permukaan. Pada musim Peralihan didapatkan suhu permukaan laut yang maximum yaitu 31,7oC dan minimum yaitu 25,4oC sepanjang tahun. Pangandaran waters is a part of the Indonesian ocean and are affected by the monsoon system. The dynamics of the direction and speed of monsoons affect the dynamics of surface currents in Pangandaran waters. The flow of surface currents affects the distribution of sea surface temperature in Pangandaran waters. The purpose of this study was to determine the dynamics of direction and speed of monsoon winds and their relationship to the distribution of sea surface temperatures in Pangandaran waters. This research was conducted in August 2013. The research used quantitative methods. Statistical analysis wss used to determine the error of sea surface temperature obtained from the MODIS image. The results of the study showed that in the West monsoon the dominant wind blows from the Southwest toward the Northeast with speeds of 5.7 - 8.8 knots, while surface currents flow to the Eastward with an average speed of 0.4 knots. In the East monsoon the dominant wind blows from East to West with a speed of 8.8 - 11.1 knot, while surface currents flow to the Northwestward with an average speed of 0.18 knots. Whereas in the Transition monsoon did not show the influence of wind direction and speed on the direction of surface currents. During the Transition monsoon, the maximum sea surface temperature is 31.7oC and the minimum is 25.4oC throughout the year.
Kota Semarang merupakan salah satu kota metropolitan yang memiliki wilayah pesisir di bagian utara dengan garis pantai sepanjang 13 km. Perairan Kota Semarang sendiri merupakan perairan terbuka yang berhubungan dengan Laut Jawa, dan sangat dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti angin, musim, cuaca, dan pasang surut yang berasal dari luar laut terbuka dan dipastikan akan selalu terkena dampak dari kenaikan muka air laut. Kenaikan muka air laut merupakan salah satu ancaman terbesar yang diakibatkan oleh pemanasan global. Dengan adanya penurunan muka tanah di wilayah pantai Kota Semarang semakin memperparah dampak yang diakibatkan oleh kenaikan muka laut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan iklim terhadap kenaikan muka air laut di Perairan Semarang dan besar fluktuasi muka air lautnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kuantitatif. Analisis perhitungan laju kenaikan muka air laut menggunakan statistika regresi sederhana dengan Software Microsoft Excell. Berdasarkan hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat pola hubungan antara perubahan iklim dengan kenaikan muka laut, yaitu berupa naiknya suhu udara sebesar 0,003oC setiap tahunnya yang berbanding lurus dengan muka air laut yang naik sebesar 0,022 cm/tahun pada periode tahun 2011-2019.
Floods of rain always occur on the coast of Semarang City every time there is a change of season. The coastal city of Semarang has a flat topography with 13 rivers passing through, causing flood insecurity. The purpose of the study is reviewing rainfall patterns in Semarang City, and reviewing the relationship of rainfall with flood events in coastal parts of Semarang City. The materials used are secondary data (rainfall from BMKG, flood information from online media and newspapers) and field surveys (flood measurement and observation). Rainfall data processed with Excel, flood events (place, time, and height of puddles) are associated with the magnitude of rainfall. Analysis of the interrelationship of rainfall and flooding is associated with aspects of environmental conditions (topography, hydrology, geology). The results showed that during the period June 2018-June 2019 daily rainfall above 100 mm has caused flooding. Monthly rainfall above 100 mm occurs in December, January, February. The conclusion that the rainfall pattern in Semarang City is unimodal with the November-March rainy period and the peak occurs in January.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.