Penggunaan mesh menjadi metode yang penting untuk terapi perbaikan hernia abdominalis karena dapat menurunkan angka kejadian hernia berulang dibandingkan dengan penggunaan metode penjahitan. Tujuan penelitian ini untuk mempelajari gambaran darah dan respon jaringan hernia insisional babi yang diterapi dengan mesh komposit dan polipropilen dengan atau tanpa asam hyaluronat secara histopatologi. Penelitian menggunakan babi sebanyak 11 ekor berumur 3-4 bulan yang dibagi menjadi 3 kelompok. Kelompok pertama mendapatkan mesh komposit (Physiomesh®), kelompok kedua mendapatkan mesh polipropilen (Ultrapro®) yang diberikan asam hyaluronat (Guardic®), dan kelompok ketiga mendapatkan mesh polipropilen (Ultrapro®). Penelitian dimulai dengan menginduksi hernia setelah itu dilakukan pemasangan mesh, permanenan jaringan dan mesh, dan pembuatan preparat histopatologi. Hasil penelitian menunjukan tidak adanya perbedaan yang nyata pada gambaran darah complete blood count antar kelompok. Hasil penelitian gambaran sel radang di jaringan juga tidak menunjukan perbedaan yang nyata kecuali hasil pengujian paired T-Test untuk makrofag pada kelompok mesh polipropilen. Sedangkan pada pengujian One-Way Annova tidak memberikan hasil yang berbeda nyata. Hasil penelitian ketebalan jaringan juga tidak menunjukan adanya perbedaan yang nyata antar kelompok. Dengan demikian pemberian asam hyaluronat tidak memberikan dampak negatif terhadap jaringan.
Penyakit kulit menjadi salah satu isu penting pada peternakan karena dapat menyebabkan kerugian ekonomi akibat dampak zoonosis, penurunan kualitas dan harga jual ternak domba. Penyebab penyakit kulit seperti dermatofit dan infestasi ektoparasit menjadi perhatian serius. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi penyebab penyakit kulit pada ternak domba yang baru didatangkan ke peternakan guna membantu peternak agar tidak terjadi kesalahan dalam mengenali jenis penyakit kulit sehingga dapat membantu dokter hewan dalam penentuan penanggulangan yang tepat. Penelitian dilakukan pada 10 ekor domba yang baru hadir pada lokasi peternakan Kandangku, Bubulak Bogor yang dilaksanakan pada tanggal 13 dan 23 September 2022. Teknik koleksi data primer diperoleh dari hasil pemeriksaan klinis dan pencatatan body condition score (BCS), hasil evaluasi mikroskopik dari sampel rambut dan kulit menggunakan metode kerokan kulit dan trichogram. Jika hasil mikroskopik menemukan spora jamur, selanjutnya dilakukan kultur dermatofit menggunakan Kruse Dermatophyte Test serta pemeriksaan sitologi kultur. Gejala klinis pada kedua penyebab penyakit kulit sangat serupa yakni alopesia, rambut rapuh, berketombe dan keropeng sedangkan rata-rata BCS sekitar 1.3. Hasil pemeriksaan kerokan kulit ditemukan ektoparasit Bovicola ovis pada dua ekor domba, hasil pemeriksaan trichogram berupa temuan spora jamur dermatofit ditemukan pada seluruh domba yang diteliti, sedangkan pemeriksaan lanjut kultur dermatofit menunjukkan hasil mikroskopik adanya bentuk hifa dan jenis konidia jamur non dermatofit yaitu Aspergillus sp. Pencegahan dan penanggulangan dini terhadap kedua penyebab penyakit kulit memerlukan perhatian untuk mencegah kerugian peternak diantaranya dengan peningkatan BCS melalui pemenuhan nutrisi hewan didukung dengan sanitasi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.