<p>Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan peran dan kiprah Muria sebagai ulama perempuan dari Kalimatan yang dalam konteks lokal kerap disebut Benua Etan. Dengan memanfatkan metode kualitiatif dengan pendekatan biografi, penelitian ini menemukan bahwa keberadaan ulama perempuan di Kalimantan Timur yang bersumber dari masyarakat, sangat banyak dikarenakan masyarakat awam menerjemahkan ulama sebagai orang yang pintar dalam ilmu agama yang bisa melakukan transmisi keilmuan melalui taklim atau ceramah agama, salah satu yang sangat popular adalah Prof. Dr. Hj. Muriah dengan kiprahnya pada beberapa domain, diantaranya pendidikan, dakwah. Ia menguasai ilmu agama terutama kompetensi dalam mengkaji kitab kuning, sekaligus mampu mentransmisikan ilmunya kepada anak didiknya dan umat secara umum.Kapasitas keulamaannya turut pula didukung oleh akhlak al-karimah, dan juga pengakuan masyarakat sebagai pusat legitimasi keulamaan secara tradisional. Di dunia akademik pun Muriah terbilang sukses menapaki anak tangga tertinggi dalam piramida jabatan structural di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda sebagai rektor institusi pendidikan tinggi tersebut.</p>
Artikel ini membahas tentang pappasang berupa nasihat atau pesan bijak yang disampaikan dalam bentuk tutur (lisan) oleh penyampainya banyak bermuatan wasiat atau pesan-pesan leluhur yang berisi kaidah-kaidah atau norma kesusilaan. Fokus permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Seperti apa wujud pappasang dalam masyarakat Mandar? Bagaimana masyarakat Mandar menyampaikan nilai-nilai keagamaan dalam pappasang kepada generasinya? Sejauhmana implemantasi nilai-nilai keagamaan pada pappasang dalam kehidupan masyarakat?. Tujuan penelitian untuk mengetahui wujud pappasang dalam masyarakat Mandar untuk mengetahui cara masyarakat Mandar menyampaikan nilai-nilai keagamaan yang ada dalam pappasang kepada generasinya. Mengidentifikasi implementasi nilai-nilai keagamaan pada pappasang dalam masyarakat Mandar. Metode yang digunakan berupa penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan sosial menelusuri pappaseng secara menyeluruh dari semua aspek. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari informan yang terdiri atas tetuah kampung tokoh adat, agama, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda. Sedangkan sumber tertulis berasal dari manuskrip atau naskah yang ditemukan di Mandar. Data primer dikumpulkan dengan berbagai macam cara, yaitu wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi pappasang di antaranya mengenai hubungan manusia dengan Tuhan-Nya, hubungan manusia dengan manusia, serta hubungan manusia dengan alamnya. Pappasang sebagai media untuk pembentukan jati diri dan menjadi salah satu landasan dalam mempertahankan nilai-nilai luhur yang ditanamkan oleh para leluhur orang Mandar yang membentuk manusia yang malaqbiq yang mengenal istilah siriq dalam kehidupan, adat istiadat agar mempunyai harga diri, kehormatan, dalam perwujudan sikap.
This article discussed about the network of scholars in South Sulawesi concentrated in Wajo and Soppeng districts. This research was significant to reconstruct and introduce scholars at the local level who were almost publicized, even though they had dedicated themselves in creating, educating, and attacking the nation's children with adequate religious knowledge. The primary concerns of this study were: how was the formation of the Islamic scholars <em>(Ulama)</em>’s network in South Sulawesi, and what were the roles of the Ulama in the formation of the network? This study aimed at reconstructing the network of Ulama over the achipleago, South Sulawesi, and Middle Eastern during the twentieth century. The results of this study revealed that the Ulama’s network in South Sulawesi, especially Wajo and Soppeng, highly relied on the Haramain network. Haramain alumni had a major influence on the development of traditional Islamic education in the form of <em>halaqah</em><em> (traditional teaching)</em>. For example, the halaqah center was formed in the early twentieth century at Salemo, Ajjakang/Mangkoso, Cabalu, and Wajo. Especially in Wajo KH. Muhibuddin or populary known as Ambo Emme, the initiator who encouraged KH. As'ad from Mecca to visit Sengkang Wajo in 1928, to teach about the Islamic values through halaqah developed by Ambo Emme. Halaqah had been changed into MAI (now the Islamic Boarding School of Asadiyah) which had produced a number of known scholars in building the halaqah and pesantren networks in the South Sulawesi region. They are, for example, KH. Daud Ismail from Soppeng who formed the YASRIB Islamic University Soppeng, KH. Yunus Martan in MAI-Wajo, KH. Abdurrahman Ambo Dalle from Wajo at MAI Mangkoso (now DDI), KH. Abduh Pabbaja from Sidenreng Rappang in DDI Ujung Lare and PP Al-Furqan, KH. Abdul Kadir Khalid MA from Wajo established MDIA Bontoala, KH. Asyri in developing the Darul Arqam Gombara Islamic Boarding School and Darul Aman.
Seni tradisi ratek merupakan bentuk budaya tradisional dilaksanakan dalam bentuk ritual yang disakralkan dalam bentuk pelaksanaan mauduk (maulid). Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah apa makna dan simbol yang terdapat dalam tradisi pembacaan Ratek Mauduk di komunitas Sayyid Al-adid? apa fungsi dan makna yang terkandung dalam Ratek Mauduk? Tujuan penelitian untuk mengungkap makna simbol yang terdapat dalam tradisi pembaca Ratek Mauduk baik berupa gerak ataupun smbol-simbol yang digunakan dalam proses Mauduk. Selain itu mengungkap fungsi dan makna yang terkandung dalam pembacaan Ratek Mauduk. Hasil temuan penelitian ini mengungkapkan bentuk-bentuk ekspresi dari komunitas Sayyid Al-Aidid yang diekspresikan dengan mengkombinasikan suara dan gerak. Gerak yang dilakukan ketika akratek dideskripsikan sesuai dengan penafsiran masyarakat setempat dan berdasarkan pada teori simbol dan makna. Terdapat enam gerakan inti dalam pembacaan ratek: tafakkuruk, laharak, parrannu-rannuang ri nabiya, dipatarek limayya dan buang takaberek, katterek, dan aknganro. Selain itu terdapat perlengkapan ritual yang wajib hadir dalam ritual Mauduk. Keseluruhan perlengkapan dan gerak ini mnegandung nilai-nilai religius yang bersifat sakral dalam kehidupan komunitas Sayyid Al-Aidid untuk keselamatan dunia dan akhirat. Selain itu makna simbolik berisi tentang pemahaman syariat, makrifat, tarikat, dan hakikat sesuai dengan pemahaman masyarakat Sayyid dalam menerapkan ajarannya.
<p>Artikel ini bergenre kebijakan yang berupaya mengungkapkan problem mengenai pemanfatan buku Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Dasar (SD) Negeri 11 Manado dan SD Negeri 1 Bunaken Kepulauan. Permasalahan difokuskan pada ketersediaan buku PAI, mekanisme pemanfaatan, dan problem yang dihadapi oleh pendidik dan peserta didik dalam memanfaatkan buku PAI. Data-data diperoleh dari hasil wawancara, dokumen, dan observasi dan dianalisis dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa SD Negeri 11 Manado menggunakan buku PAI K-13 untuk kelas I, II, IV, dan V dalam pembelajaran. Ketersediaan buku khususnya buku Pendidikan Agama Islam K-13 di SD Negeri 11 Manado belum maksimal dan masih jauh dari teori ideal karena belum berbanding satu siswa-satu buku. Sekitar 10% siswa belum mempunyai buku pegangan. Solusinya memfotokopi buku PAI bagi anak mampu secara materi. Sedangkan untuk kelas III dan VI menggunakan buku PAI KTSP 2006 penerbit Erlangga yang disediakan oleh sekolah (menggunakan dana BOS). Berbeda dengan SD Negeri 1 Bunaken Kepulauan, distribusi buku PAI sangat timpang. Untuk buku K-13 khususnya pelajaran agama tidak terjangkau sampai kepulau-pulau. Solusi yang ditawarkan guru PAI mendikte atau menuliskan di papan tulis (khusus kelas I dan VI). Sedangkan kelas II, III, IV, dan V SD Negeri 1 Bunaken Kepulauan, tidak mempunyai buku wajib baik pegangan guru dan siswa yang sesuai standar kurikulum K-13 ataupun KTSP 2006. Hal ini disebabkan guru bidang studi PAI tidak ada, solusinya guru kelas hanya mengajarkan Iqra dan bacaan shalat pada jam pelajaran PAI. </p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.