This study aims to understand the management of counseling guidance in dealing with student delinquency in MTs Negeri 1 Banjarmasin City. Of the many student delinquency behaviors that occur at MTs Negeri 1 Banjarmasin City, the triggering factor is dominated by the influence of close friends, environment, and existence in the eyes of their friends. This study uses a qualitative case study type method. The data collection technique was carried out through interviews with the head of the madrasa, deputy head of the madrasa, counseling teachers and students, observation, and documentation. The data analysis is carried out in stages, starting from data presentation, data reduction, and concluding. The results showed that the planning of counseling guidance was based on the needs of students, parents, and madrasas, which was carried out systematically. Meanwhile, the implementation is carried out by referring to the standards set by the madrasa. The evaluation is carried out regularly every month, semester, and yearly to determine the extent of the success and obstacles of the guidance program. Through planned and systematic counseling, students will have a good and superior personality.
Permasalahan pemberdayaan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan permasalahan yang penting dalam pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling pada lembaga pendidikan formal, karena permasalahan yang dihadapi bukan saja masalah sarana prasarana, metode, tehnik, dan media layanan, tetapi permasalahan sumber daya manusia sebagai tenaga professional yang menjalankan pengelolaan pelayanan bimbingan dan konseling dalam rangka mengoptimalkan perkembangan peserta didik agar perkembangan peserta didik sesuai dengan tingkat perkembangnya. Pada prinsipnya tidak ada satuan pendidikan yang tidak membutuhkan pengelolaan sumber daya manusia yang bisa dikenal dengan istilah Human Resource (HR). Pada bidang Human Resource yang bertanggung jawab dalam mengurus berbagai kebutuhan satuan pendidikan berkaitan dengan pemberdayaan sumber daya manusia (SDM). Metode: metode berupa modul, meliputi pembelajaraan: 1. Mulai diri sendiri, 2. Eksplorasi Konsep, 3. Diskusi, yaitu meliputi pelaksanaan pemetaan dan analisis permasalahan, perencanaan program, desain program pemberdayaan sumber daya manusia bidang bimbingan dan konseling pada satauan pendidikan Formal. Hasil: Guru Bimbingan dan Konseling mampu merefleksikan pengalamannya tentang program pemberdayaan di sekolah yang berdampak pada murid, GBK memahami bentuk-bentuk program pemberdayaan SDM bidang Bimbingan dan Konseling di madrasyah/sekolah, GBK mengidentifikasi tahapan membuat program pemberdayaan SDM bidang Bimbingan dan Konseling di madrasyah/sekolah, GBK memahami proses perencanaan program sampai dengan pelaporan dengan menggunakan strategi Monitoring, Evaluasi, Learning dan Reporting (MELR) dan mengidentifikasi manajemen Pemberdayaan dari sebuah program pemberdayaan SDM bidang Bimbingan dan Konseling di madrasah/sekolah. Diskusi: GBK mengasah keterampilannya dalam menganalisis kasus dengan menggunakan manajemen Pemberdayaan SDM.
This study aims to examine the direct and indirect relationships between managerial activities, academic supervision, organizational climate, and teacher professional competence in SD Negeri Kuripan District, Barito Kuala Regency. A quantitative approach with a correlational method was employed, utilizing a path analysis model. The sample consisted of 55 teachers selected through saturated sampling. Data was collected using questionnaires and documentation of PKG results. Data analysis involved descriptive statistics, prerequisite tests (normality, linearity, multicollinearity), validation and reliability tests, multiple regression hypothesis testing (t-test, F-test), effective contribution analysis, relative contribution analysis, and path analysis. The findings revealed a direct relationship between managerial activities and teacher professional competence (0.352), managerial activities and organizational climate (0.424), academic supervision and teacher professional competence (0.335), academic supervision and organizational climate (0.380), and organizational climate and teacher professional competence (0.346). Moreover, there were indirect relationships between principal's managerial activities through organizational climate and teacher professional competence (0.147), as well as academic supervision through organizational climate and teacher professional competence (0.131). In conclusion, this study confirms both the direct and indirect relationships between managerial activities, academic supervision, organizational climate, and teacher professional competence.
Tujuan penelitian ini mengetahui : 1) Sejauhmana proses yg dilakukan sekolah, 2) Bagaimana peran guru Bimbingan Konseling dam wali kelas dan 3) Bagaimana Strategi yang dilakukan kepala Sekolah dan lingkungan sekolah untuk meningkatkan motivasi siswa Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi. Metode Penelitian ini menggunakan metode Kualitatif dengan jumlah informan penelitian sebanyak 18 orang yang berasal dari kepala sekolah, Guru BKdan siswa di MAN 1 HSS, MAN 2 HSS dan MAN 3 HSS dengan dengan teknik analisis data menggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian 1) Proses yg dilakukan sekolah dalam meningkatkan motivasi siswa MAN oleh kepala sekolah adalah dengan mengadakan sosialisasi tentang pentingnya sebuah pendidikan terutama pendidikan Perguruan Tinggi kepada orang tua dalam pertemuan sosialisasi setelah ujian akhir semester di Madrasah Aliyah mengenai pentingnya pendidikan tinggi untuk masa depan anak, kemudian guru BK mengadakan bimbingan kelompok kepada siswa dengan cara mengundang perguruan tinggi yang ingin melakukan sosialisasi ke sekolah dengan memberikan informasi melalui brosur, spanduk maupun informasi secara online seperti yang dilakukan UIN Antasari, ULM maupun spanduk dari Uniska Banjarmasin dengan memberikan promosi potongan biaya kuliah ataupun beasiswa serta kemudahan waktu perkuliahan seperti di Universitas Terbuka yang kuliahnya bisa dilakukan secara online, 2) Peran guru Bimbingan Konseling dan wali kelas dalam meningkatkan motivasi siswa dengan membuat program layanan terhadap siswa yang akan lulus dan melanjutkan dengan memancing rasa ingin tahu siswa mengenai pentingnya perkuliahan untuk masa depan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak dan menjanjikan, peluang beasiswa sehingga berkuliah tanpa mengeluarkan banyak biaya sedangkan wali kelas memberikan informasi beasiswa, lapangan pekerjaan memprioritaskan menerima yang sarjana. 3) Strategi yang dilakukan kepala Sekolah, lingkungan sekolah dan guru BK adalah membangun kerjasama antara instansi terkait seperti pemerintah, BUMN atau perusahaan, kampus, aktivitas lingkungan sekolah memotivasi siswa dengan memberikan brosur, spanduk maupun melalui informasi lainnya, Operator sekolah membantu siswa dalam pendaftaran calon mahasiswa baru melalui penerimaan online/offline, perguruan tinggi untuk memberikan sosialisasi tentang penerimaan mahasiswa baru, Guru BK menyampaikan Informasi tentang sistem seleksi masuk perguruan tinggi dan Wali kelas meneruskan informasi dari kepala Sekolah dan guru BK tentang penerimaan mahasiswa baru kepada siswa.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.