Retail merupakan salah satu objek desain interior yang paling mengemuka, di tengah merebaknya komersialisme global dan teknologi informasi di dunia. Arus produk baik barang dan jasa yang bersifat lintas negara ditawarkan melalui sektor retail yang aspek promosionalnya dibantu oleh media digital seperti start-up digital dan media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang bagaimana mekanisme elemen desain interior yang mengkonstruksi psikologi konsumen untuk meningkatkan peluang pembelian dalam retail. Penelitian ini bersifat studi kepustakaan (library research), sebagai studi awal dan komparasi literatur untuk menjawab tujuan penelitian. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif studi dokumen menggunakan metode systematic review. Hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan retail mempunyai peranan penting dalam mengkontruksi aspek psikologis pengunjung. Desain interior retail dengan seluruh elemen pembangunnya yang didesain secara holistik, mampu mengkonstruksi pembelian impulsif konsumen yang akhirnya meningkatkan omzet dari retail itu sendiri.
Tulisan ini bertujuan untuk membahas proses rekontekstualisasi estetika Hindu 'rasa' dalam desain arsitektural kekinian. Metodenya adalah kajian perpustakaan (library research) dengan pendekatan hermeneutik dalam menginterpretasikan objek penelitian berupa teks estetika Hindu, maupun komparasinya dengan keilmuan desain arsitektural. Literatur utamanya mengacu ke Kitab Natyashastra oleh Bharata Muni dan proses rekonstekstualisasinya menggunakan analogi dramaturgikal (Attoe, 1979) dan manifestasi 'rasa' ke seni visual dan arsitektur (Shetty dan Bhoosan, 2017) dan (Verma dan Gupta, 2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa estetika Hindu khususnya teori 'rasa' relevan dikembangkan ke dalam keilmuan desain arsitektural kekinian. Relevansi tersebut bukan semata kesesuaian istilah semata, namun juga kesesuaian dengan materi pokok kelimuan desain arsitektural seperti bentuk, penciptaan spasial, konteks arsitektural sebagai tuntutan desain arsitektural kekinian. Kata Kunci: estetika hindu, desain interior, rekontekstualisasi Hindu Aesthetics 'Rasa' Recontextualisation on Architectural DesignThis paper aims to discuss the process of recontextualization of Hindu aesthetics 'taste' in contemporary architectural design. The method is library research with hermeneutic approach on interpreting the Hinduism aesthetics text, as well as comparation with the science of architectural design. Its main literature refers to the Book of Natyashastra by Bharata Muni and its recontextualization process using dramaturgical analogies (Attoe, 1979) and the manifestations of the 'rasa' to the visual and architectural arts (Shetty and Bhoosan, 2017) and (Verma and Gupta, 2015). The results show that 'rasa' theory of Hindu aesthetics is relevant to developed into the contemporary architectural design. Relevance is not merely the conformity of the term alone, but also in conformity with the subject matter of architectural design such as science, form, spatial creation, architectural contexts as the present architectural design demands.
Penelitian bertujuan untuk mengeksplorasi estetika Hindu Nawarasa sebagai bagian dari karakter lokal Bali ke dalam desain interior kekinian di Bali. Estetika Hindu Nawarasa sebagai salah satu bagian dari taksu kesenian Bali, berhubungan juga dengan sembilan jenis situasi emosi (bhava) yang menimbulkan pengalaman estetis seseorang ketika berinteraksi dengan objek seni. Nawarasa terdiri dari Shringara (cinta), Hasya (lucu), Karuna (belas kasihan), Raudra (marah), Vira (semangat), Bhayanaka (takut), Bibhatsa (jijik/muak), Adbhuta (takjub) dan Shanta (damai). Kesembilan ‘rasa’ tersebut akan diinterpretasikan ke dalam ruang arsitektural dengan analogi dramaturgikal, direkontekstualisasikan dari teks asli Nawarasa, sebagai kitab seni teater klasik India. Objek kasus yang dipilih adalah Museum 3D Interactive Trick Art yang akan dieksplorasi interior ruang utamanya menjadi 9 yang merupakan penafsiran secara visual dari estetika Hindu Nawarasa.
Purpose: This study aims to conduct experiments on enriching the intensity of traditional Balinese colors that are relevant to the application of color in modern interiors and architecture. Research methods:The research method uses online-based experiments by mixing Balinese colors with light and dark characters in a ratio of 66.7%: 33.3%. Mixing is done by crossing process and the results of the cross process are arranged into a Balinese color palette based on Additive Colors. Findings:The color cross method with a ratio of 66.7% light to 33.3% dark produces bali color variants with various tint intensities. The scan results on the Balinese print-based color composition arranged in the nawa sangha cosmology, which is processed online through the dopely.top website, produces relevant colors developed in modern interiors and architecture. The process of diversifying the color intensity will provide recommendations for its application to residential and non-residential interiors. Implications: Provide insight into the use of traditional Balinese colors to designers and architects, in an effort to preserve and strengthen tradition-based knowledge for the development of modern design science.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.