The study of prostitution in Indonesia is dominated by economic, legal, social and health studies. Psychological studies related to the dynamics of intimacy are still limited and mostly conducted in the context of sexual and reproductive health, namely the use of condoms. Intimacy in this article refers to closeness, attachment, and comfort that are psychologically important for prostitutes to manage in order to maintain a personal relationship with clients. The purpose of this article is to describe intimacy in the world of prostitution. Through literature studies and by limiting the study on female prostitutes, this article discusses the definition of prostitution, its history in Indonesia, the role of intimacy in prostitution, the boundaries of intimate relationships, and the link between intimacy and condom use. Two discourses, intimacy as part of sexual relations and intimacy as a form of embeddedness in an economic context are used to understand the boundary line between intimacy as a commercial relationship and intimacy as a non-commercial relationship. This article is expected to contribute to the psychological, legal, and health aspects of prostitution.

Kajian tentang perempuan pekerja seks (PPS) seringkali di dominasi pada tingkat makro dalam perspektif ekonomi, kesehatan, dan sosial. Terdapat penelitian yang logis mengenai aspek emosional pada kelompok ini. Aspek emosional khususnya intimasi yang menjadi fokus penelitian ini terkadang terpinggirkan dari literatur tentang PPS. Studi sebelumnya pada area ini ditemukan bahwa PPS mengalami kesulitan dalam menetapkan batasan antara seks pribadi dan komersial. Studi tersebut sebagian besar mengaitkan intimasi dengan kesehatan seksual dan reproduksi, dan tidak ada satu pun studi yang menangkap intimasi sebagai entitas emosional yang melekat pada PPS sebagai seorang individu. Penelitian ini merupakan studi fenomenologi, dengan menggunakan wawancara semi terstruktur pada lima PPS di Bali. Data dianalisis menggunakan theoretical coding dan ditemukan tiga komponen intimasi, yaitu uang, perasaan, dan komitmen. Interaksi di antara komponen-komponen ini menciptakan tujuh jenis intimasi. Temuan ini diharapkan dapat berkontribusi pada aspek psikologis prostitusi.