This research aimed at describing the effectiveness of the local culture-based 7E learning cycle model in improving students' critical thinking skills in chemistry learning. It was an experimental research with post-test only control group design. The population was the eleventh-grade students of senior high schools in Singaraja, Indonesia. The sample included 111 students; 57 students as the experimental group and 54 students as the control group. The students in the experimental group learned through the local culture-based 7E learning cycle model, whereas the ones in the control group learned through the discovery learning model. The data on the students' critical thinking skills were collected through the critical thinking skills test. The data were analyzed through descriptive and inferential analysis, namely: Independent Sample T-Test for normal and homogeneous data, but Mann-Whitney U-Test for not normal and/or not homogeneous data. The results showed that the average score of students' critical thinking skills on the experimental and control groups were 64,5 and 55,3 respectively. The average score of the students' critical thinking skills on the experimental and control groups in the high-level school were 70.0 and 58.4, respectively, but in low-level school, they were 58.7 and 50.8 respectively.
Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh strategi belajar kognitif, metakognitif dan sosial afektif terhadap hasil belajar IPA. Jenis penelitian adalah ex post facto yang bersifat korelasional. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan Tegallalang Tahun Pelajaran 2018/2019 yang berjumlah 943 siswa. Sampel penelitian berjumlah 273 siswa yang diambil dengan teknik proporsional random sampling. Data hasil belajar IPA dikumpulkan menggunakan metode tes dan data strategi belajar kognitif, metakognitif dan sosial afektif dikumpulkan dengan metode kuesioner. Analisis data menggunakan uji regresi linier sederhana dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara strategi belajar kognitif dan hasil belajar IPA dengan koefisien korelasi sebesar 0,42 kategori sedang, 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara strategi belajar metakognitif dan hasil belajar IPA dengan koefisien korelasi sebesar 0,22 kategori lemah dan 3) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara strategi belajar sosial afektif dan hasil belajar IPA dengan koefisien korelasi sebesar 0,18 kategori sangat lemah.
AbstrakPenelitian ini bertujuan menganalisis relevansi budaya lokal dengan materi kimia SMA sebagai upaya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis budaya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Objek penelitian ini adalah budaya lokal yang relevan dengan materi kimia SMA. Data dikumpulkan dari dua sumber, yaitu dokumen dan pendapat masyarakat. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya lokal yang relevan dengan materi kimia SMA dapat dikelompokan ke dalam bidang: (1) keagamaan, meliputi: ritual megat benang dan tusuk keris dalam upacara pewiwahan, abhiseka, melasti, ngaben, mecaru, panca mahabhuta, dan pancadhatu (2) pangan meliputi: pembuatan garam dapur, arak, tuak, cuka, gula merah, daluman dan santan, pelunakan daging, serta pemeraman buah pisang; (3) kerajinan tradisional, meliputi: perawatan keris pusaka, penyepuhan emas, dan pembuatan bokor dan dulang; (4) kesehatan, meliputi: cetik kerawang, obat penghentian candu, obat sengatan lebah, obat gigitan ular, dan nginang; dan (5) pertanian, yaitu pestisida alami. Budaya lokal ini dapat diintegrasikan dalam perangkat pembelajaran kimia SMA untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran inkuiri terbimbing berbasis budaya. Kata kunci: budaya lokal, pembelajaran inkuiri terbimbing, pembelajaran kimia AbstractThis study aimed at analizing local culture relevancies with chemistry materials of high school to develop tool of guided inquiry learning based on culture. This study is descriptive research. The object of this reseach was local culture that had relevancies with chemistry materials of high school. Data were collected through documents and community respons. Data were analazed by descriptive. Research showed that local culture that had relevancies with chemistry materials of high school could be classified by five cathegories: (1) religius, such as: megat benang and tusuk keris in meried ritual, abhiseka, melasti, cremation ceremony, mecaru, panca mahabhuta, and pancadhatu; (2) foods, such as: made of salt, arrack, toddy, vinegar, red sucrose, daluman and coconut milk, meat softening, and aging bananas; (3) traditional handicraft, such as: maintenance of inheritance creese, gold electroplating, and made of bokor and dulang; (4) health, such as: kerrawang poison, stopping addiction drug, stinging honeybee drug, snake biting drug, and nginang; and (5) agriculture, such as: natural pesticide. This local culture could be
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pengaruh model pembelajaran berbasis proyek terhadap kreativitas siswa SMP pada pembelajaran IPA. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan rancangan non-equivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 3 Sukasada tahun ajaran 2017/2018 yang terdiri atas 150 orang yang tersebar ke dalam 5 kelas. Sampel dipilih menggunakan teknik cluster random sampling sebanyak dua kelas yaitu siswa kelas VIID sebagai kelas eksperimen diterapkan model pembelajaran berbasis proyek (PjBL) dan siswa kelas VIIE sebagai kelas kontrol diterapkan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Objek penelitian ini adalah kreativitas siswa yang dikumpulkan menggunakan metode tes. Data kreativitas dianalisis menggunakan teknik analisis statistik deskriptif dan statistik inferensial. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil rata-rata kreativitas siswa sedangkan statistik inferensial digunakan untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan uji ANCOVA satu jalur dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang dibelajarkan menggunakan model PjBL lebih baik dari siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Hal tersebut ditunjukkan oleh skor rata-rata posttest pada kelompok model PjBL dan kelompok model kooperatif tipe STAD berturut-turut sebesar 88,67 dan 33,86.
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan dan menganalisis kesulitan belajar serta faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar IPA siswa pada materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian ini adalah penelitian mix methods dengan strategi eksplanatoris sekuensial. Subjek pada penelitian ini adalah 275 siswa dari seluruh kelas IX SMP Negeri 4 Singaraja, 2 guru IPA, 1 waka sarana prasarana dan 1 laboran IPA. Objek penelitian ini adalah kesulitan belajar dan faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi tekanan zat dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Data yang diperoleh berupa profil kesulitan belajar serta faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah tes, kuesioner dan wawancara. Metode analisis data pada penelitian ini adalah dengan statistik deskriptif untuk menganalisis kesulitan belajar siswa, sedangkan analisis data faktor penyebab kesulitan belajar dilakukan melalui reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) tingkat kesulitan belajar siswa berkisar antara tinggi sampai dengan rendah. Tingkat kesulitan belajar tinggi sebesar 68,00%, sedang sebesar 26,55% dan rendah 5,45%; (2) faktor internal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa terdiri atas lima aspek antara lain aspek kondisi fisik, intelegensi, minat, bakat dan motivasi. Aspek kondisi fisik dan minat menjadi aspek yang memiliki pengaruh lebih besar dari pada aspek-aspek yang lain pada faktor internal; (3) faktor eksternal yang menyebabkan kesulitan belajar siswa terdiri atas tiga aspek yaitu aspek lingkungan keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan sosial. Pada faktor eksternal aspek lingkungan sosial menjadi aspek yang memiliki pengaruh paling tinggi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.