This numerical analysis has discussed the behaviour of the frame structure with eccentric infill wall opening modelled with shell and strut elements. In the beginning, validation models were created by following the laboratory tests results. Then, a simple one-storey infill frame structure with an opening was modelled with varying ratios by taking the strut angle formed to obtain an equation for the strut width that corresponds to the behaviour of shell element model with strut angles variation. The strut width equation was then applied to the 3-storey infill frame structures. The behaviour comparison between the strut and shell element model was then investigated by linear and nonlinear static analysis. The strut width equation for infill wall frame with eccentric openings (Weo) is determined by modifying the stiffness coefficient (Ce) based on the opening ratio. The application of the Weo equation to the infill frame model showed that the strut model had a comparable behaviour to the shell element model. The drift ratio comparison showed that the smaller the strut angle, the greater the structure stiffness. The pushover analysis shows the infilled frame model was able to withstand a larger base shear force than the open frame model.
Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang jelas terkait bagaimana perbedaan kinerja dari struktur gedung beton bertulang dengan dan tanpa pasangan dinding pengisi berlubang terhadap beban gempa. Studi kasus untuk penelitian ini yaitu perencanaan pemodelan bangunan yang berlokasi di Pulau Lombok, Kota Mataram. Dinding pengisi diaplikasikan dengan metode elemen strat diagonal, dengan peruntukan struktur gedung kantor, variasi gedung 3 dan 5 lantai dan tinggi tiap lantainya yaitu 3,5 meter. Dinding struktur gedung 3 dan 5 lantai dibuat dengan ketebalan 120 mm setiap tingkat. kemudian dilakukan analisis statik non linier pushover menggunakan software SAP2000. Output dari analisis ini yaitu nilai dari kinerja struktur rangka terbuka (RT), rangka dengan dinding pengisi solid (RDPS), dan rangka dengan dinding pengisi berlubang (RDPB), untuk bukaan dinding digunakan rasio sebesar 30%. Hasil analisis menunjukan bahwa struktur RDPS memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan 2 model lainnya, diperoleh kondisi Immediate Occupancy (IO) yang dimana struktur gedung aman terhadap beban gempa, struktur utama gedung tidak mengalami kerusakan dan tidak mengalami kerusakan nonstruktural, struktur masih aman dan bisa kembali berfungsi sesuai peruntukan. Dari segi kekuatan struktur diperoleh hasil dari model RDPS yang paling bagus, tetapi dari segi daktilitas struktur diperoleh hasil dari model RDPB yang paling bagus.
Aturan perencanaan untuk mendirikan bangunan adalah bangunan tersebut harus mampu menahan beban gempa yang ada. Karena pada dasarnya prinsip bangunan tahan gempa adalah boleh terjadi kerusakan pada bangunan tersebut, tetapi tidak pada elemen struktur. Perlu dilakukan desain berbasis kinerja yang memperlihatkan batas-batas kinerja dari kerusakan sebuah struktur yang diakibatkan oleh beban lateral gempa. Analisis pushover merupakan salah satu komponen desain berbasis kinerja yang menjadi sarana dalam mencari kapasitas dari suatu struktur. kinerja struktur dievaluasi melalui analisis statik non linier Pushover menggunakan SAP2000. Untuk mengetahui tingkat kinerja suatu struktur bangunan sesuai dengan dokumen FEMA (Federal Emergency Management Agency) 356. Hasil analisis kinerja menyimpulkan bahwa titik kinerja yang menentukan adalah berdasarkan metode Koefisien Perpindahan FEMA 356, target perpindahan (δT) arah X = 0,12912 m dengan perpindahan sebesar 0.130 m kinerja yang diperlihatkan oleh struktur adalah Immediate Occupancy (IO) dimana gedung hanya mampu menahan gaya gempa sebesar 3753,63 kN. Sedangkan target perpindahan (δT) arah Y = 0,11643 m dengan perpindahan sebesar 0.11679 m kinerja yang diperlihatkan oleh struktur adalah Immediate Occupancy (IO) dimana gedung hanya mampu menahan gaya gempa sebesar 3718,45 kN. Dari hasil analisis maka struktur gedung ini level kinerjanya Immediate Occupancy (IO).
Indonesia memiliki ancaman gempa bumi yang cukup tinggi karena berada diatas tiga pertemuan lempeng tektonik yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Jika terjadi gempa bumi, dapat menimbulkan bahaya karena gempa tidak dapat diprediksi secara pasti. Oleh karena itu struktur bangunan harus direncanakan mampu memikul beban dan tahan gempa guna memperkecil risiko korban jiwa dan kerusakan. Struktur bangunan tahan gempa didasari oleh perencanaan yang baik dan sesuai dengan regulasi yang ada. Untuk mengetahui perilaku struktur terhadap gempa perlu dilakukan analisis. Pada penelitian ini dilakukan analisis dengan metode riwayat waktu pada Gedung Ruang Kelas SMAN 9 Denpasar. Analisis ini akan menggunakan tiga rekaman gempa yaitu gempa El-Centro, Kobe dan, Chichi. Dari hasil time history, simpangan antar tingkat arah x maupun y yang terjadi dari ketiga gempa tidak melebihi simpangan izin. Simpangan antar tingkat terbesar untuk gempa El Centro adalah 20,96 mm, untuk gempa Kobe yaitu 16,63 mm dan gempa Chichi sebesar 0,58 mm. Hasil gaya geser didapatkan diantaranya pada Gempa El Centro sebesar 567,739 kN, Kobe 695,680 kN, dan Chichi sebesar 24,320 kN di arah x dan pada arah y El Centro sebesar 556,531 kN, Kobe 716,402 kN, serta Chichi sebesar 22,100 kN.
Sejak akhir abad ke-19, rangka baja terbreis (BF) menjadi pilihan dalam desain gedung tinggi karena adanya bresing yang sangat efisien dalam menahan gaya lateral yang diterima struktur. Namun demikian, bresing tetap memiliki kekurangan utama yakni kurang estetiknya tampilan fasad gedung akibat penggunaan bresing yang juga dapat menghalangi area untuk bukaan pintu ataupun jendela serta kolom eksternal yang membuat struktur terkesan kaku. Struktur diagrid (DIA) muncul sebagai alternatif yang unggul secara estetik karena dengan penggunaan batang diagonal pada perimeter struktur membuat kolom vertikal tidak lagi diperlukan dan tampilan gedung menjadi lebih futuristik. Pada penelitian ini, kinerja struktur DIA dibandingkan dengan BF tipe-X (BFX) pada gedung 15 lantai di program SAP2000 dengan analisis statik non-linier pushover. Hasil analisis menunjukkan struktur DIA mampu menahan gaya geser dasar 14 -17% lebih besar dengan simpangan yang relatif lebih kecil dari struktur BFX yang menunjukkan bahwa DIA lebih kuat dalam menahan beban lateral akibat gempa. Dari hasil perbandingan taraf kinerja, struktur BFX dan DIA memiliki taraf kinerja IO (Immediate Occupancy) dengan sendi plastis pertama pada BFX terbentuk di bresing dan DIA di batang diagonalnya. Perbandingan berat kedua struktur menunjukkan rasio 1 : 2,176 (DIA : BFX) yang membuktikan bahwa DIA lebih ringan dari BFX. Berdasarkan hasil tersebut, DIA merupakan alternatif BFX yang tepat karena lebih efisien serta dapat menahan gaya geser dasar yang lebih besar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.