The rapid population growth and development of infrastructure in the Bandung Basin has triggered an uncontrolled land use changes. The changes of land use will impact on land surface temperature distribution. Finally, these changes will give influence on climate. Land surface temperature is one of the important climatic elements in the energy balance. Changes in land surface temperature variations will potentially change other elements of the climate. The purpose of this paper is to obtain and to analyze the changes of surface temperature distribution in Bandung Basin using multi temporal satellite data processing that is Landsat 5 and Landsat 8 in 2005, 2009and 2016 and visible wave channels (Visible band) have used to obtain the value Normalized Difference Vegetation Index/NDVI index and Albedo. Land and vegetation emissivity value and thermal band have used to determine land surface temperature. The results showed that the surface temperature distribution of Bandung Basin has been changes characterized by the presence of two hotspot characters i.e. hot areas in urban and hot areas in non-urban area. The area is characterized by decreasing vegetation index values, increasing albedo values and increasing on surface temperature. Land Surface Temperatures average value increased by 1.3°C. Land surface temperature tends to rise supposed as a result of changes in vegetated area into open area and the build area. Keywords: land surface temperature, normalized difference vegetation index, albedo Kata kunci: suhu permukaan, indeks kehijauan vegetasi, albedo
ABSTRAK Keberadaan metodologi pendugaan yang lebih rinci tentang ketersediaan sumberdaya air secara spasial telah menjadi keperluan mendesak. Selama beberapa dekade terakhir terjadi perluasan pesat daerah urban, utamanya di Pulau Jawa, dimana beberapa diantaranya kini mengalami krisis air. Sistem Informasi Geografi telah dimanfaatkan untuk menduga kuantitas komponen sumberdaya air di hulu DAS Citarum. Data yang digunakan adalah model elevasi digital (DEM), citra satelit, data curah hujan dari 22 stasiun yang tersebar di daerah kajian, peta tanah dan peta geologi. Pendugaan kuantitas komponen sumberdaya air didasarkan pada metoda CN (SCS/NRCS), distribusi tegangan airtanah (pF) dan perbedaan konduktifitas hidraulik. Hasil penelitian menghasilkan basis data spasial kuantitas komponen sumberdaya air yang dapat disajikan baik sebagai data tabular, diagram, maupun peta tematik untuk keseluruhan daerah penelitian maupun khusus untuk daerah yang dipilih. Validasi dilakukan dengan membandingkan antara hasil pendugaan dengan hasil pengukuran luah aliran Sungai Citarum di Stasiun Nanjung. Model pendugaan memperlihatkan validitas yang baik untuk kuantifikasi air larian bulanan. Untuk air infiltrasi serta total aliran, validitas baik hanya diperoleh untuk waktu kumulatif tahunan. Hasil pendugaan ini memadai untuk disajikan setara dengan informasi peta pada skala 1: 50 000.
Spatial data processing using Geographic Information System has been applied to determine the priority site for land rehabilitation at Bandung basin. Land rehabilitation is needed to reduce hidrological degradation. The critical level of water recharge map is a result of the spasial analysis (overlaying, intersecting and scoring) operation on topographic map, landuse map, soil map, and rainfal distribution. The rehabilitation priority site in Bandung basin was determined using overlying the critical level of water recharge map and groundwater modelling. This study concludes that using the spatial analysis of GIS, the priority location of rehabilitation of Bandung basin can be obtained. The priority sites are upstream of Majalaya, Soreang, Lembang, Batujajar and Gunung halu. In this paper proposed land use rehabilitation and land management at upstream problematic areaare obtained in order to reduce hydrological problem at Bandung basin
Sumberdaya air Pulau Bintan sangat tergantung pada curah hujan, informasi ancaman kekeringan meteorologis sangat diperlukan dalam pengelolaan sumberdaya air di masa mendatang. Faktor kekeringan meteorologi merupakan faktor utama yang berpotensi menurunkan daya dukung sumberdaya air pulau. Pulau Bintan adalah pulau kecil dengan batuan penyusunnya granit dan batupasir Tuf, mempunyai daya-simpan dan berkelulusan air rendah. Aktifitas perekonomian dan tingkat pertumbuhan penduduknya yang tinggi, berpotensi menurunkan daya dukung sumberdaya air. Studi ini melakukan analisis curah hujan yang menghasilkan informasi ancaman kekeringan di pulau Bintan karena fenomena iklim El-Nino dan IOD+. Data dasar yang digunakan adalah data curah hujan observasi Kijang periode 1980 – 2017 serta data curah hujan satelit CHIRPS, dengan resolusi spasialnya 0,05 ° x 0,05 ° periode 1981 – 2017. Hubungan antara hujan dan fenomena iklim dianalisis dengan metode statistik fungsi waktu. Ancaman kekeringan dianalisis dengan Standardized Precipitation Indeks (SPI) periode defisit 3, 6 dan 12 bulan. Hasil analisis menunjukkan curah hujan di pulau Bintan sangat sensitif terhadap fenomena iklim, korelasi sangat kuat antara curah hujan dengan ENSO dengan nilai R= - 0,75 dan dengan IOD dengan nilai R=-0,75. Hal ini menyebabkan musim kemarau yang cukup panjang saat terjadi El-Nino di tahun 1982, 1997 dan 2015. Hasil analisis SPI menunjukkan fenomena El-Nino 1997 menyebabkan kekeringan dengan intensitas yang sangat tinggi (ekstrim kering), El-Nino 2015 menyebabkan kekeringan dengan intensitas tinggi, durasi panjang. El-Nino lemah tahun 2002, sedikit mempengaruhi curah hujan. Adanya ancaman kekeringan di Pulau Bintan apabila terjadi fenomena iklim El-Nino dan IOD (+). Ancaman semakin tinggi bila kedua moda fenomena terjadi bersamaan. Pengelolaan sumberdaya air di pulau Bintan perlu mempertimbangkan fenomenaiklim (ENSO dan IOD), agar dampak negatif yang akan ditimbulkan dapat ditekan.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.