Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara e-commerce terhadap kelangsungan usaha dan apakah ada hubungan Antara literasi keuangan terhadap kelangsungan usaha. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode pemilihan sampel yaitu dengan metode purposive sampling.Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalahkorelasi dalam pengujian hipotesis penelitian. Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian ini bahwa hipotesis pertama diterima,e-commerce memiliki hubungan terhadap kelangsungan usaha. Berdasarkan hasil pengujian pada penelitian juga diketahui hipotesis kedua diterima, literasi keuangan memiliki hubungan terhadap kelangsungan usaha. Dengan adanya penelitian tersebut membuktikan bahwa dengan adanya e-commerce dan literasi keuangan berpengaruh terhadap kelangsungan usaha. Yang ditunjukan oleh perkembangan teknologi informasi membuat searang wirausahawan harus mampu menerapkan e-commerce dan memahami arti penting literasi keuangan dalam menjalankan usahanya. Kata kunci: e-commerce, literasi keuangan, kelangsungan usaha
Indonesia Corruption Watch (ICW) found 154 corruption cases during 2015-2017, most of them were corruption cases involving the village budget. The potential for fraud can be detected by cheating triangle theory, namely pressure, opportunity and rationalization. The purpose of this study is to identify potential fraud in village financial management. This study uses a qualitative approach and the type of data used is primary data obtained directly using interview techniques from the village financial management process conducted by the Village Financial Management Technical Officer (PTPKD) Kesongo Village, Tuntang District, Semarang Regency. The results of the study show that in the village financial management in Kesongo Village there is potential for fraud including: the necessity to do something; disciplinary behavior; feel that they are not detrimental to others and consider mistakes to be natural and often occur. This study concluded that in Kesongo Village there was potential for fraud in the process of village financial management. Keywords: Village Financial Management, Village Apparatus, Potential for Fraud, Control
Latar Belakang:Fenomena terjadinya kecurangan di Lembaga Kemahasiswaan (LK) tingkat fakultas menunjukkan adanya gambaran terjadinya praktik-praktik kecurangan yang dilakukan LK tingkat universitas.Tujuan:Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk meneliti lebih lanjut apakah terdapat potensi terjadinya kecurangan di Lembaga Kemahasiswaan Universitas (LKU) dan menggali mengapa kecurangan tersebut bisa terjadi jika dilihat dengan menggunakan framework fraud pentagon.Metode Penelitian:Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan data primer yang didapatkan melalui wawancara beberapa pimpinan fungsionaris Lembaga Legislatif dan Lembaga Eksekutif LK, serta melakukan dokumentasi mengenai kegiatan seputar Lembaga Kemahasiswaan untuk menjawab permasalahan penelitian. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik triangulasi sumber, dimulai dari reduksi data kemudian dilanjutkan dengan penyajian data dan terakhir penarikan kesimpulan.Hasil Penelitian:Penelitian ini memberikan hasil bahwa terdapat potensi kecurangan di LKU. Kecurangan yang terjadi berkaitan dengan pelanggaran terhadap berbagai peraturan Ketentuan Umum Keluarga Mahasiswa (KUKM) dan peraturan lembaga legislatif, rekrutmen anggota baru, penyalahgunaan aset dan keuangan. Faktor yang paling mendasari terjadinya kecurangan adalah rasionalisasi karena kecurangan telah dilakukan secara turun menurun dari periode - periode LKU sebelumnya hingga periode LKU sekarang dan sudah dianggap wajar untuk dilakukan. Namun, faktor – faktor lainnya seperti kemampuan, kesempatan dan tekanan juga turut menjelaskan terjadinya kecurangan. Pengendalian internal yang perlu diterapkan yaitu menerapkan metode reward and punishment untuk fungsionaris sehingga dapat meminimalisir kecurangan di LKU.Keterbatasan Penelitian:Keterbatasan dari penelitian ini adalah peneliti tidak melakukan observasi atas hasil wawancara karena pekerjaan tidak dilakukan di kantor melainkan secara online sehingga bukti hanya diperoleh dari hasil wawancara. Selain itu penelitian ini memiliki topik yang sensitif sehingga informasi yang diperoleh menjadi terbatas karena narasumber kurang terbuka untuk memberikan penjelasan terhadap praktik kecurangan dan penyebab kecurangan yang terjadi di LKU.Keaslian/Novetly Penelitian: Penelitian ini menggunakan framework fraud pentagon yang dikembangkan dari penelitian sebelumnya yaitu menggunakan fraud triangle untuk mengungkap potensi kecurangan pada lembaga kemahasiswaan. Penelitian ini diharapkan lebih menjelaskan lebih detail mengenai faktor yang menjelaskan kecurangan pada lembaga kemahasiswaan.
This study aims to analyze and provide empirical evidence whether the mechanism of corporate governance practices and earnings management has an effect on audit delay. The calculation used in earnings management is discretionary accruals, while the indicators in the governance mechanism are institutional ownership, independent commissioners and audit committees. This study uses the object of research in companies engaged in the tourism, hotel and restaurant sectors listed on the Indonesia Stock Exchange in 2017-2020. Research related to the effect of earnings management and corporate governance on audit delays in tourism, hotel and restaurant sector companies is difficult to find so this research was chosen to be carried out, given the importance of timely information (timeliness) and the transition in the tourism sector due to the COVID-19 pandemic. This research is a qualitative research using purposive sampling technique for sample selection. The data that can be processed are 94 samples. Hypothesis testing using multiple linear regression. The results of the study found that earnings management with discretionary accrual methods and institutional ownership had no effect on audit delay. Meanwhile, the independent board of commissioners and the audit committee have a positive effect on audit delay. The conclusion in this study is that the percentage of institutional ownership does not cause delays in submitting the independent auditor's report. Meanwhile, the higher the total number of independent commissioners and audit committee members, it can slow down the audit, causing audit delay.
This study aims to analyze business continuity in terms of liquidity, leverage and KAP turnover in transportation sector companies, especially in 2020 and compared to the previous year, namely 2015-2019. Liquidity is proxied by current ratio, leverage is proxied by debt to assets ratio and turnover of Public Accounting Firm (KAP) is proxied by dummy variable. The sample used is 114 samples of transportation sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange during 2015-2020. Data analysis used a logistic regression approach. The results showed that liquidity and leverage level of transportation companies had a negative effect on going-concern audit opinion, while KAP turnover had no effect on going-concern audit opinion. Keywords: Liquidity; Leverage; Going concern; Change of KAP; Covid-19 pandemic
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.