CORRELATION BETWEEN STATE OF ANXIETY AND ADOLESCENT ATTITUDE DUE TO COVID-19 Background: The current pandemic shaking the world is Coronavirus Disease 19 or commonly abbreviated as COVID-19. This disease attacks human respiratory system and can cause death. As a result of this pandemic, anxiety arises from all communities, including adolescents. Educational facilities are temporarily closed. Therefore, the learning method uses an online system. One of the factors that cause anxiety from teenagers is fear because they do not know whether the people around them are healthy or not, so they also avoid crowd or gathering which can invite large number of people. Moreover, they fear about themselves whether they are bringing the virus to those around them. Some of them are also afraid of fake news about COVID-19 which are scattered around carelessly on social media.Purpose: The purpose of this study is to determine the correlation between the anxiety level and adolescent attitudes in dealing with COVID-19.Methods: The researcher uses quantitative analytical correlation methods, with a cross-section approach. The population in this study are all from high school students of Salemba Adventist School not less than 138 people and the total of samples in this study are 51 students.Results: The results of this study show that the level of anxiety is at a moderate level (64.7%) and indicate very positive attitude (52.9%) of the respondents in responding to the COVID-19 pandemic. The bivariate analysis found that there is a significant relationship between the level of student anxiety and student attitudes with a value of p <0.05.Conclusion: It can be concluded that teenagers want to follow health protocols to keep themselves healthy and avoid this disease by maintaining personal hygiene such as wash their hands periodically and consume nutritious foods and drink vitamins. Key Word: Anxiety, attitude, Covid-19 INTI SARI: HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN TERHADAP SIKAP REMAJAAKIBAT PANDEMIK COVID-19 Latar Belakang: Pandemik saat ini yang sedang mengguncang dunia adalah Coronavirus Disease 19 atau biasa disingkat COVID-19. Penyakit ini menyerang sistem pernapasan manusia dan bisa menyebabkan kematian. Akibat pandemik ini, maka timbul kecemasan dari semua masyarakat termasuk anak remaja. Sarana pendidikan ditutup sementara sehingga metode pembelajaran pun menggunakan sistem online. Salah satu faktor timbulnya kecemasan dari remaja adalah karena takut karena mereka tidak tahu apakah orang-orang di sekitar mereka sehat atau tidak sehingga mereka juga menghindari keramaian atau pertemuan yang mengundang banyak orang. Dan diri mereka sendiri pun takut apakah mereka membawa virus tersebut kepada orang-orang di sekitarnya. Beberapa juga takut akan adanya berita palsu mengenai COVID-19 yang suka beredar sembarangan.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan sikap remaja dalam menghadapi COVID-19.Metode: Peneliti menggunakan metode kuantitatif korelasi analitik, dengan pendekatan cross sectiona. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Advent Salemba sebanyak 138 orang dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebanyak 51 siswa.Hasil: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kecemasan berada pada tingkat kecemasan sedang (64,7%) dan sikap yang sangat baik (52,9%) dari responden dalam menyikapi pandemik COVID-19. Adapun Analisa bivariat didapati terdapat hubungan yang siginifikan antara tingkat kecemasan siswa dengan sikap siswa dengan nilai p < 0.05. Kesimpulan: Dapat disimpulkan bahwa para remaja mau mengikuti protokol kesehatan untuk menjaga dirinya agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit ini dengan menjaga kebersihan diri seperti mencuci tangan setiap waktu dan makan makanan yang bergizi serta minum vitamin. Kata Kunci: Covid-19, Kecemasan, Sikap Remaja
Background: Oral disease is a serious global health problem and can affect all age groups including children. The results of the 2018 Riskesdas stated that the largest proportion of dental problems in Indonesia were damaged, cavities and sick teeth (45.3%).Objective: to describe the knowledge, behavior and relationship between the level of knowledge of oral health and dental care behavior in children aged 10-14 years.Methods: The research design was cross sectional. The research instrument consisted of a knowledge and behavior questionnaire created in google form. The research sample consisted of 50 children aged 10-14 years in East Bekasi who were taken by random sampling. This study uses a frequency distribution to describe the knowledge and behavior of the respondents, and analysis tests to determine the relationship between the level of knowledge of oral health and dental care behavior in children. The data were analyzed using the Spearman Rho.Results: The results showed a significance value of 0.01 <0.05, thus it can be concluded that there is a relationship between knowledge and oral health behavior in children aged 10-14 years.Conclusion: It is recommended that parents and schools collaborate in providing regular oral health education to children.
Lebih dari setengah infeksi HIV didunia ditemukan pada usia 15-19 tahun, dan mayoritas remaja terinfeksi karena hubungan seksual. Data Penularan HIV/AIDS pada remaja di Jawa Barat, dari jumlah penduduk Jawa Barat yang berusia 10-24 tahun, sebesar 11.358.704 atau 26,60% adalah remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan dan sikap siswa SMA tantang HIV/AIDS di SMA Negeri Parompong Jawa Barat . etode penelitian ini secara survey. Rancangan penelitian deskriptif pre- post tanpa kontrol dengan pendekatan cross sectional. Populasi kelas II SMA yang menjadi sampel sebanyak 86 orang yang terdiri dari IPA 34 siswa dan IPS 52 siswa . Instrumen penelitian untuk mengukur pengetahuan dan sikap berupa kuesioner tertutup dengan skala Guttman Instrument untuk perngukuraan tingkat pengetahuan dan sikap tentang HIV/AIDS. Analisa data dilakukan untuk mengetahui hubungan antara masing- masing variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent) dengan uji paired t-test. Terdapat pengaruh yang signifikan sebelum dan sesudah dilakukan penyeluhan kesehatan dengan nilai p = 0,000. Dalam mencari informasi tentang HIV/AIDS diharapkan remaja lebih selektif baik melalui media cetak maupun media elektronik. Informas HIV/AIDS sebaiknya diberikan sejak dini, agar pengetahuan remaja tentang HIV/AIDS lebih baik. Kata Kunci: HIV AIDS, pengetahuan, remaja
Latar Belakang: Sekitar 80% pasien pre operasi mengalami kecemasan yang dapat mempengaruhi perubahan tanda-tanda vital pasien, diperlukan dukungan keluarga yang optimal untuk membantu pasien mengatasi kecemasan yang dihadapi sehingga pasien mampu menjalani proses pengobatan.Tujuan: Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan kecemasan yang dihadapi oleh pasien pre operasi di Rumah Sakit Advent Bandung.Metode: Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif korelasi analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang dijadwalkan menjalani operasi pada bulan maret 2020, dan terdapat 48 responden yang sesuai dengan kriteria penelitian.Hasil Penelitian: Hasil yang didapatkan adalah sebagian besar dukungan keluarga dalam kategori baik (45,8%), tingkat kecemasan pasien pre operasi sebagian besar berada pada tingkat kecemasan sedang (56,3%), uji spearman rank menunjukan terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel dengan nilai p value < 0,05, dengan keeratan hubungan kuat (0,529).Kesimpulan: Dukungan keluarga yang baik mampu mengurangi kecemasan yang dihadapi oleh pasien saat akan menjalani tindakan operasi, hal ini perlu ditingkatkan sehingga mampu mengurangi beban psikologi yang dialami oleh pasien.
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi paru yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Di Indonesia kasus tuberkulosis setiap tahunnya semakin meningkat. Indonesia menepati urutan ke-6 penderita tuberkulosis tertinggi di dunia, sedangkan Jawa Barat menepati urutan pertama. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat adanya hubungan anatar efikasi diri dengan kepatuhan minum obat OAT. Metode penelitian menggunakan desain deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan melibatkan 23 responden yang sedang menjalani pengobatan di puskesmas parongpong, responden dipilih dengan menggunakan Purposive sampling. Variabel independen adalah efikasi diri, variabel dependent adalah kepatuhan minum obat. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang dianalisis menggunakan pearson’s r . Hasil dan analisis Efikasi Diri dengan Kepatuhan Minum obat mempunyai hubungan dengan nilai p-value 0,030 atau (p ≤ 0,05) dengan tingkat hubungan sedang (0,454). Efikasi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Parongpong. Saran untuk penelitian selanjutnya perlu mengetahui peran kader kesehatan dalam kepatuhan minum obat.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.