The provision of goods shuttle services sometimes faces several constraints, such as the limitation on the number of vehicles, vehicle capacity, and service time, or the vehicle used has single transport access. To avoid losses, a strategy is needed in determining the optimal route and policy for arranging goods in the vehicle especially if there are two types of goods involved. Traveling Salesman Problem and Pick-up and Delivery with Handling Costs and Time Windows (TSPPDHTW) is a model of an optimization problem that aims to minimize the total travel and goods handling costs in the goods pick-up and delivery with the constraints previously mentioned. Solving that model using the exact method requires a very long computation time so it’s not effective to be implemented in real-life. This study aims to develop a (meta)heuristic based on Ant Colony Optimization (ACO) and Tabu Search (TS) to be ACOTS to solve TSPPDHTW with reasonable computation time. The development is carried out by adding functions of clustering, evaluating constraints, cutting tours, arranging of goods, and evaluating moves on the TS, as well as modifying transition rules. The result has a deviation of about 22% and 99.99% less computational time than the exact method.
Rasio elektrifikasi listrik di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga April 2018 baru mencapai 60,82% dari 54% pada tahun 2004. Hal ini turut disebabkan oleh beberapa daerah di Kabupaten Alor yang belum dialiri listrik. Kondisi geografis Kabupaten Alor yang tersebar menjadi beberapa pulau menyebabkan sulitnya penyediaan akses energi listrik yang terjangkau. Sementara itu, potensi arus laut di Selat Alor belum dioptimalkan. Oleh karenanya diperlukan langkah strategis untuk menyediakan akses energi listrik yang optimum dan efisien dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Penggunaan konsep Algoritma Prim menjadi salah satu solusi alternatif dari permasalahan tersebut. Algoritma Prim digunakan untuk menentukan saluran listrik minimum dengan menetapkan Selat Alor sebagai titik sumber dan lokasi transformator distribusi di sembilan pulau berpenghuni di Kabupaten Alor sebagai titik tujuan. Pembuatan graf disesuaikan dengan kondisi geografis Kabupaten Alor dan setiap sisi memiliki bobot yang berupa hasil kali antara jarak dari kedua lokasi transformator dan biaya kabel yang akan digunakan. Berdasarkan graf tersebut ditentukan minimum spanning tree dengan mendaftar sisi-sisi di graf dari sisi terpendek. Hasil yang diperoleh berupa pemasangan kabel sebesar 12,282 triliun rupiah dengan panjang kabel sebesar 345,3 km. Hal ini menunjukkan bahwa “PRIMATHRIC” sebagai penerapan dari matematika, khususnya Algoritme Prim mampu menjadi inovasi baru dalam menciptakan akses energi yang terjangkau dan merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan 2020.
Rasio elektrifikasi listrik di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga April 2018 baru mencapai 60,82% dari 54% pada tahun 2004. Hal ini turut disebabkan oleh beberapa daerah di Kabupaten Alor yang belum dialiri listrik. Kondisi geografis Kabupaten Alor yang tersebar menjadi beberapa pulau menyebabkan sulitnya penyediaan akses energi listrik yang terjangkau. Sementara itu, potensi arus laut di Selat Alor belum dioptimalkan. Oleh karenanya diperlukan langkah strategis untuk menyediakan akses energi listrik yang optimum dan efisien dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Penggunaan konsep Algoritma Prim menjadi salah satu solusi alternatif dari permasalahan tersebut. Algoritma Prim digunakan untuk menentukan saluran listrik minimum dengan menetapkan Selat Alor sebagai titik sumber dan lokasi transformator distribusi di sembilan pulau berpenghuni di Kabupaten Alor sebagai titik tujuan. Pembuatan graf disesuaikan dengan kondisi geografis Kabupaten Alor dan setiap sisi memiliki bobot yang berupa hasil kali antara jarak dari kedua lokasi transformator dan biaya kabel yang akan digunakan. Berdasarkan graf tersebut ditentukan minimum spanning tree dengan mendaftar sisi-sisi di graf dari sisi terpendek. Hasil yang diperoleh berupa pemasangan kabel sebesar 12,282 triliun rupiah dengan panjang kabel sebesar 345,3 km. Hal ini menunjukkan bahwa “PRIMATHRIC” sebagai penerapan dari matematika, khususnya Algoritme Prim mampu menjadi inovasi baru dalam menciptakan akses energi yang terjangkau dan merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan 2020.
Rasio elektrifikasi listrik di Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga April 2018 baru mencapai 60,82% dari 54% pada tahun 2004. Hal ini turut disebabkan oleh beberapa daerah di Kabupaten Alor yang belum dialiri listrik. Kondisi geografis Kabupaten Alor yang tersebar menjadi beberapa pulau menyebabkan sulitnya penyediaan akses energi listrik yang terjangkau. Sementara itu, potensi arus laut di Selat Alor belum dioptimalkan. Oleh karenanya diperlukan langkah strategis untuk menyediakan akses energi listrik yang optimum dan efisien dengan memanfaatkan sumber energi terbarukan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Penggunaan konsep Algoritma Prim menjadi salah satu solusi alternatif dari permasalahan tersebut. Algoritma Prim digunakan untuk menentukan saluran listrik minimum dengan menetapkan Selat Alor sebagai titik sumber dan lokasi transformator distribusi di sembilan pulau berpenghuni di Kabupaten Alor sebagai titik tujuan. Pembuatan graf disesuaikan dengan kondisi geografis Kabupaten Alor dan setiap sisi memiliki bobot yang berupa hasil kali antara jarak dari kedua lokasi transformator dan biaya kabel yang akan digunakan. Berdasarkan graf tersebut ditentukan minimum spanning tree dengan mendaftar sisi-sisi di graf dari sisi terpendek. Hasil yang diperoleh berupa pemasangan kabel sebesar 12,282 triliun rupiah dengan panjang kabel sebesar 345,3 km. Hal ini menunjukkan bahwa “PRIMATHRIC” sebagai penerapan dari matematika, khususnya Algoritme Prim mampu menjadi inovasi baru dalam menciptakan akses energi yang terjangkau dan merupakan salah satu tujuan pembangunan berkelanjutan 2020.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.