Kerang Bakau (<em>Geloina coaxans</em>) merupakan salah satu jenis gastropoda yang diduga memiliki komponen bioaktif yang dapat digunakan sebagai antibakteri. Tujuan penelitian ini yaitu mengeksplorasi potensi kerang bakau (<em>G. coaxans</em>) sebagai sumber bahan alami antibakteri terhadap Vibrio parahaemolyticus. Aktivitas antibakteri ekstrak <em>G. coaxans</em> di uji dengan metode difusi pada konsentrasi 10, 50 dan 100 mg/mL, serta identifikasi senyawa aktif. Hasil penelitian menunjukan rendemen ekstrak etanol <em>G. coaxans</em> yaitu 8,50%, senyawa fitokomia ekstrak etanol <em>G. coaxans</em> terdiri dar alkaloid, tanin, flavonoids, saponin, triterpenoid dan steroid. Aktivitas antibakteri menunjukkan ekstrak etanol <em>G. coaxans</em> memiliki zona hambat sebesar 25,05 pada konsentrasi 100 mg/mL terhadap <em>V. parahaemolyticus</em>.
Squid (Loligo sp.) is one of fisheries commodities export in Indonesia. Squid has cartilage that can be utilized in the food and non-food sectors. The inner skin of the squid cartilage contains chemical compounds are chitin and chitosan. The objectives of this research are to produce chitosan from squid cartilage and tested the antibacterial effectiveness of chitosan in bacteria Staphylococcus aureus and Escherichia coli. The research method was carried out in twophase; the manufacturing phase of chitosan from squid cartilage and the testing phase for the antibacterial activity of chitosan. The results of the first phase of this study indicate that the chitosan produced meets the quality standards of chitosan with water content 7.82% (bk), ash content 0.57% (bk), nitrogen content 3.18% (bk) and degree of deacetylation 87.43%. Further more the results obtained in the second phase showed that the higher of chitosan concentration, the greater of inhibition zone in the tested bacteria. The best antibacterial activity was found at 0.8% chitosan concentration, with an inhibition zone of 12.8 ± 0.06 mm in E. coli and 11.1 ± 0.12 mm in S. aureus. At a concentration of 0.8% showed a greater inhibitory value when compared to 70% alcohol.
Tulang bandeng diketahui memiliki kandungan kalsium, fosfor dan karbonat yang tinggi. Tarakan memiliki potensi ikan bandeng melalui kegiatan budidaya dan pengolahan. Pengolahan bandeng tanpa duri menghasilkan limbah berupa tulang, duri, dan limbah cair. Tepung tulang dibuat dari limbah tulang yang diperoleh dari usaha bandeng tanpa duri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui karakteritik fisik (densitas kamba dan rendemen), proksimat, kandungan kalsium dan fosfor. Pembuatan tepung tulang dengan 3 perlakuan yakni presto, kukus, dan segar. Analisis proksimat meliputi air, abu, lemak, protein dan karbohidrat menggunakan metode AOAC (2005) dan analisis kandungan fosfor dan kalsium menggunakan metode AAS. Tepung tulang dari limbah bandeng tanpa duri memiliki rendemen sebesar 33,6% - 36,4%, Kandungan kalsium yakni sebesar 88916-119730 mg/kg dan nilai proksimat meliputi kadar air 14,20 – 14,62%, kadar abu 13,55 – 15,29%, protein 2,128 – 8,138%, lemak 4,1 – 6,0% dan karbohidrat 38,15 – 39,40%. Tepung tulang dari limbah industri bandeng tanpa duri memiliki kandungan kalsium , fosfor serta proksimat yang cukup baik.
AbstrakKalsium dan fosfor merupakan unsur yang penting yang dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan. Tulang bandeng diketahui memiliki kandungan kalsium dan fosfor yang tinggi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui proksimat dan kandungan kalsium dan fosfor pada crackers yang difortifikasi dengan tepung tulang ikan bandeng. Fortifikasi crackers tepung tulang ikan bandeng menggunakan 4 perlakuan yakni presto, kukus, segar dan kontrol. Analisis proksimat meliputi kadar air, kadar abu, lemak, protein dan karbohidrat menggunakan metode AOAC (2005) dan analisis kandungan fosfor dan kalsium menggunakan metode AAS. Kandungan kalsium dan fosfor crakers tepung tulang masing-masing berkisar 88916-119730 mg/kg dan 2,2 mg/kg - 7,4 mg/kg. Nilai proksimat meliputi kadar air 12,26 – 14,42%, kadar abu 16,12 – 21,67%, protein 0,626 – 7,304%, lemak 4,0 – 4,8% dan karbohidrat 37,64 – 41,88%. Fortifikasi tepung tulang bandeng meningkatkan nilai proksimat, kalsium, dan fosfor pada crackersAbstractCalcium and phosphorus are important elements needed for development and growth. Milkfish is known to have high calcium and phosphorus content. The aim of study was to determine the proximate, and the content of calcium and phosphorus in crackers fortification with milkfish bone flour. Cracker fortification with milkfish bone flour consists of four treatments were presto, steamed, fresh and control. Proximate analysis includes water, ash, fat, protein and carbohydrates using the method (AOAC 2005) and analysis of phosphorus and calcium content using the AAS method. Calcium and phosphorus content bone flour crackers range respectively 88916-119730 mg/kg and 2.2 mg/kg – 7.4 mg/kg. Moisture content 12.26 – 14.42%, ash content 16.12 – 21.67%, protein 0.626- 7.304%, fat 4.0 – 4.8% and carbohydrates 37.64 – 41.88%. Fortification of milkfish flour increases the proximate, calcium, and phosphorus value in crackers.
Biokoagulan merupakan koagulan alami yang berperan untuk mengikat kotoran yang terdapatdi dalam limbah tahu. Sumber biokoagulan dapat berasal dari kitosan sisik ikan bandeng. Penelitian ini menentukan penurunan nilai BOD dan COD pada limbah tahu melalui biokoagulasi kitosan dari limbahsisik ikan bandeng. Metode yang digunakan dalam pembuatan kitosan melalui tahap deproteinasi (NaOH 0,1 N selama 2 jam pada suhu 65℃), demineralisasi (HCl 1 N selama 30 menit pada suhu ruang), dan deasetilasi (NaOH 20% selama 1 jam pada suhu 121℃). Karakteristik kitosan berupa derajat deasetilasi memiliki nilai 44%. Aplikasi kitosan sebagai biokoagulan dilakukan dengan prinsip koagulasi-flokulasi dengan penambahan larutan kitosan pada konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm pada limbah tahu. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan terhadap nilai BOD dan COD setelah penambahan kitosan 10 ppm, 20 ppm, dan 30 ppm. Perlakuan dengan penambahan kitosan 30 ppm merupakan perlakuan terbaik dengan nilai BOD yaitu 7 mg/L dan nilai COD yaitu 5600 mg/L.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.