Internet dan teknologi digital telah mengubah seluruh aspek kehidupan manusia, salah satunya pendidikan. Kehadiran teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memungkinkan penyelenggaraan pendidikan secara daring. Pandemi COVID-19 menunjukkan bahwa TIK kini adalah bagian yang tak terpisahkan dalam pendidikan. Namun, tidak semua orang bisa mengakses pendidikan secara daring dengan optimal. Penyandang disabilitas netra adalah salah satu yang menghadapi kendala dalam pembelajaran. SLB A Pembina Tingkat Nasional belum sepenuhnya siap untuk menjalani pembelajaran daring. Guru masih harus beradaptasi dengan teknologi dan sistem manajemen belajar daring yang tidak sederhana. Orang tua atau pendamping siswa tuna netra juga perlu mendapatkan edukasi berkaitan dengan proses belajar daring. Sementara siswa juga perlu diajarkan agar dapat belajar daring secara mandiri. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini dilakukan guna meningkatkan kemampuan guru dan orang tua/ pendamping siswa dalam hal sistem manajemen belajar daring agar dapat memandu siswa beraktivitas. Secara bersamaan PKM ini mendorong guru dan orang tua untuk membangun komunikasi yang dinamis dan transaksional yang berkesinambungan agar siswa berkebutuhan dapat belajar dari rumah secara optimal.Kata Kunci: Sistem manajemen pembelajaran; Disabilitas; Covid-19; Belajar Daring; Komunikasi Transaksional
Pokémon Go menjadi sebuah fenomena terbaru dalam industri game. Dalam sebulan peluncurannya, game ini telah dimainkan lebih dari 75 juta pengguna. Hal tersebut kemudian dijadikan sebagai peluang oleh berbagai brand dalam aktivitas komunikasi pemasaran mereka dengan menggunakan demam Pokémon Go. Kajian ini membahas bagaimana Pokémon Go dapat digunakan oleh berbagai aktivitas komunikasi pemasaran dengan menggunakan konsep bauran komunikasi pemasaran Belch and Belch (2012) serta konsep klasifikasi dalam in-game advertisement Horwitz (2004) dalam Skalski, Bracken and Buncher (2011). Kajian ini menggunakan studi literatur dengan menelusuri berbagai dokumen dan materi promosi yang memanfaatkan game Pokémon Go serta menganalisisnya berdasarkan konsep-konsep yang telah disebutkan sebelumnya. Dari hasil kajian ditemukan bahwa saat ini banyak brand hanya sebatas memanfaatkan momentum munculnya Pokémon Go dan tidak berafiliasi secara resmi dengan Pokémon Go. McDonalds menjadi official partner Pokémon Go pertama, saat Pokémon Go rilis di Jepang. Dari pembahasan juga ditemukan bahwa peluang kolaborasi brand dalam aktivitas komunikasi pemasaran digital dan in-game advertisement sangatlah luas selama ide, kreativitas dan teknologi dapat disatukan. Kata kunci: Pokémon Go, komunikasi pemasaran digital, in-game dvertisement
Advertising is often considered to bring bad impact on society, ranging from consumerism to fraud against consumers. Therefore, Indonesian Advertising Ethics (EPI) becomes a control function to Indonesia’s advertising industry. Since its presence in 2007, which is a refinement of Indonesian Advertising Code of Conduct and Procedures (TKTCPI), there are still lots of violations done within the advertising industry players. The presence of Indonesian Advertising Ethics was due to answer the development of the very dynamic marketing communications world. The purpose of Indonesian Advertising Ethics (EPI) is “self-regulation” to maintain the authority of advertising industry and to protect consumers. For this reason, Indonesian Association of Advertising Companies (P3I) formed a tool to supervise the implementation of Indonesian Advertising Ethics, namely Advertising Standards Committee (BPP) that works right under the central of Indonesian Association of Advertising Companies (P3I). The function of Advertising Standards Committee (BPP) is to supervise advertisings that are considered violating Indonesian Advertising Ethics (EPI) and give reprimands to the perpetrators of these violations. In addition to that, to answer the dynamic of advertising industry, which since ten years ago has widely spreaded to digital platforms, two amendments has done to Indonesian Advertising Ethics (EPI), namely in the year of 2014 – which generated Indonesian Advertising Ethics (EPI) 2014 – and also in the year of 2020 – which generated Indonesian Advertising Ethics 2020. This research aims to find out changes in Indonesian Advertising Ethics 2014 and Indonesian Advertising Ethics (EPI) 2020 to answer the dynamic of advertising industry in Indonesia. This research use advertising concepts related to the relationship between advertising and social condition of society. This research use study case method by extracting data through in-depth interview with the head of Advertising Standards Committee (BPP). The result of this research is expected to become input for Indonesian Advertising Council (DPI) that is currently revising Indonesian Advertising Ethics in the realm of digital advertising.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.