Anthropometric Wall Chart (AWC) TB/U is a tool developed to screen nutritional status that is easy and fast to use for children aged 6-12 years in the population. The accuracy of the tool in measuring stunting can be seen from its validity. This study aims to get the validity of AWC in 3 (three) cities representing the West (Medan), Central (Bandung) and East (Kupang), Indonesia so that the results could be used for stunting screening of elementary school children wider coverage. The study was conducted in a cross-sectional manner with a sample of 270 elementary students from grade 1 to grade 6 in 3 cities (Medan, Kupang, and Bandung) whose nutritional status was measured by using AWC TB / U and TB / U index using microtoise. The results of the study of the use of AWC in Medan showed that there were 20 (22.2%) stunting children, with Se value of 68.8% and Sp value of 87.8%, PPV 55%, and NPV 92.9%. In Kupang, there were 21 (23.3%) children who were stunting with a value of Se 60.0% and Sp 98.2%, and in Bandung, there were 12 (13.3%) stunted children with Se value of 72.7% and Sp 94.9%. Combined in 3 (three) cities get Se value 66.0% and Sp 93.3%, PPV 73.6% and NPV 90.3%. AWC TB / U can be used as a stunting screening tool for diagnosis with the aim of a high Sp value. For students who are detected stunted, further treatment is needed to overcome their nutritional problems.
Pandemi Covid 19 membawa banyak perubahan di masyarakat. Masyarakat mulai memasuki kondisi yang disebut New Normal, artinya masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan selama beraktivitas di luar rumah. Pandemi Covid 19 juga berdampak pada kondisi ekonomi masyarakat. Banyak usaha masyarakat yang mengalami “gulung tikar” karena menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu angka PHK saat pandemi Covid 19 cukup tinggi, yaitu mencapai lebih dari 2 juta orang. Frozen food merupakan salah satu terobosan dalam bidang pangan untuk menyediakan makanan siap saji dengan daya simpan lama. Pandemi Covid 19 semakin meningkatkan minat masyarakat untuk mengkonsumsi frozen food. Selain sebagai salah satu makanan yang digemari masyarakat, frozen food juga membuka peluang usaha bagi masyarakat untuk meningkatkan ekonomi. Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah . Buktinya di Indonesia banyak tumbuh berbagai macam varietas tumbuhan yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Letak Indonesia yang strategis berada di daerah ktulistiwa dengan jumlah matahari yang cukup menjadikan Indonesia sebagai lahan yang cocok untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman lokal. Oleh karena itu, frozen food perlu disiapkan dengan proses dan bahan berkualitas sehingga frozen food menjadi makanan yang bergizi. Salah satu bahan makanan yang dapat digunakan untuk membuat frozen food adalah bahan pangan lokal. Adapun bahan pangan lokal yang digunakan adalah Daun Kelor. Tanaman kelor merupakan yang mudah tumbuh di daerah lahan kering. Secara ilmiah, kelor yang tumbuh di daerah lahan kering di NTT mempunyai kandungan gizi lebih tinggi dari kandungan gizi yang hidup di tempat lain. Kegiatan ini dilaksanakan pada Bulan Mei-Juli tahun 2021 di Laboratorium Penyelenggaraan Makanan Program Studi DIII Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang. Peserta kegiatan ini adalah alumni Program Studi DIII Gizi Poltekkes Kemenkes Kupang yang berjumlah 9 orang. Peserta sangat antusias mengikuti kegiatan ini dan berharap dapat membuka usaha frozen food di Kota Kupang.
ABSTRAK Wilayah NTT merupakah wilayah yang banyak ditumbuhi oleh tanaman tropis salah satunya adalah kelor. Pohon kelor memunyai banyak manfaat bagi kesehatan oleh karena itu pohon ini mempunyai nama lain sebagai pohon ajaib. Pemerintah Propinsi NTT membuka lahan untuk budidaya kelor sampai dengan menghasilkan produk seperti bubuk kelor, teh kelor dan kopi kelor. Namun usaha tersebut mengalami banyak kendala di lapangan sampai dengan proses pengepakan serta uji standar mutu Produk yang dihasilkan oleh karena itu dibutuhkan kerjasama dari banyak pihak untuk memberikan support sistem terhadap kebijakan pemerintah tersebut. Tujuan dari pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pelatihan pengelolaan pangan yang higienes dan pendampingan pengembangan berbagai jenis produk pangan berbahan dasar kelor. Metode pengabdian masyarakat yang digunakan adalah memberikan pelatihan dan pendampingan tentang pengelolaan pangan yang higienes dan pengembangan berbagai jenis produk pangan berbahan dasar kelor terhadap 6 peserta di Desa Otan Kecamatan Semau Kabupaten Kupang Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 03 Juli – 04 Juli 2021. Hasil kegitaan ini diambil menggunakan penilaian pre test dan post test. Pada aspek pengetahuan dan keterampilan mitra terdapat perubahan yang signifikan bahwa seluruhnya dari peserta memiliki pengetahuan baik tentang pengelolaan pangan yang higienes dan pengembangan berbagai jenis produk pangan berbahan dasar kelor. Kesimpulan terdapat peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta tentang pengelolaan pangan yang higienes dan pendampingan pengembangan berbagai jenis produk pangan berbahan dasar kelor. Kata Kunci: Pendampingan, Kelor, UMKM ABSTRACT The NTT region is an area that is overgrown by tropical plants, one of which is Moringa. Moringa tree has many benefits for health, therefore this tree has another name as a magic tree. The NTT Provincial Government opened land for the cultivation of Moringa to produce products such as Moringa powder, Moringa tea and Moringa coffee. However, the business encountered many obstacles in the field, up to the packaging process and testing of product quality standards, therefore cooperation from many parties was needed to provide system support for the government's policy. The purpose of this community service is to provide training in hygienic food management and assistance in the development of various types of moringa-based food products. The community service method used is to provide training and assistance on hygienic food management and the development of various types of moringa-based food products to 6 participants in Otan Village, Semau District, Kupang Regency, East Nusa Tenggara Province on 03 July – 04 July 2021. The results of this activity taken using pre-test and post-test assessments. In the aspect of knowledge and skills of partners, there was a significant change that all of the participants had good knowledge of hygienic food management and the development of various types of moringa-based food products. The conclusion is that there is an increase in participants' knowledge and skills about hygienic food management and assistance in the development of various types of moringa-based food products. Keywords: Mentoring, Moringa, UMKM
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.