Latar Belakang. Stunting adalah salah satu masalah kekurangan gizi kronis yang terjadi karena kekurangan asupan gizi terutama pada 1000 hari pertama kehidupan. Anak yang mengalami stunting lebih rentan menderita sakit dan berisiko menderita penyakit degeneratif serta penurunan kemampuan dan kapasitas kerja. Salah satu penyebab terjadinya stunting adalah rendahnya status gizi ibu sebelum, selama, dan setelah kehamilan yang berdampak pada berat dan panjang badan lahir. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan riwayat pemberian ASI eksklusif, status gizi ibu (tinggi badan, kurang energi kronis (KEK), dan anemia) serta berat dan panjang badan lahir dengan kejadian stunting pada anak usia 12–24 bulan. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional yang dilakukan di wilayah Puskesmas Genuk Kota Semarang. Sampel berjumlah 63 anak usia 12–24 bulan yang dipilih secara purposive sampling. Data stunting diperoleh dengan melakukan pengukuran panjang badan anak saat kegiatan posyandu bulan Agustus 2020. Data anak (usia, jenis kelamin, berat dan panjang badan lahir) dan data ibu (karakteristik ibu, riwayat pemberian ASI eksklusif, status KEK, dan anemia) diperoleh melalui buku catatan kelahiran di Puskesmas Genuk Kota Semarang. Data dianalisis dengan uji chi square dan uji regresi logistik berganda. Hasil. Sebagian besar anak mengalami stunting (52,4%). Sebanyak 20,6 persen anak memiliki riwayat berat badan lahir rendah (BBLR) dan 23,8 persen memiliki riwayat panjang badan lahir pendek. Sebagian besar ibu (57,1%) tidak memberikan ASI eksklusif. Sebanyak 6,3 persen ibu memiliki tinggi badan berisiko, 22,2 persen ibu kategori KEK, dan 33,3 persen mengalami anemia saat hamil. Dominasi kejadian stunting terjadi pada anak perempuan. Riwayat BBLR (p=0,047), panjang badan lahir (p=0,000), dan status anemia ibu (p=0,032) berhubungan signifikan dengan kejadian stunting. Riwayat BBLR (p=0,004) dan status anemia ibu saat hamil (p=0,001) paling berisiko menjadi stunting. Kesimpulan. Anak dengan riwayat BBLR berisiko 18,6 kali lebih besar menjadi stunting dan anak dengan riwayat ibu anemia saat hamil berisiko 17 kali lebih besar menjadi stunting.
ABSTRAK Latar belakang: Anemia pada perempuan terjadi jika kadar Hb (Hemoglobin) < 12 gr/dL. kondisi ini sangat dipengaruhi oleh zat gizi antara lain : zat besi, protein dan vitamin C. Daun Kelor (Moringa oleifera) merupakan tumbuhan kaya akan zat gizi, sehingga menarik diteliti.Tujuan: Mengteahui perbedaan kadar Hb berdasarkan kebiasaan konsumsi kelor di Dukuh Ngawenombo, Desa Ngawenombo, Blora, Jawa Tengah.Metode: Penelitian desain cross sectional ini melibatkan 70 subjek perempuan usia ≥ 20 tahun dipilih secara purposive sampling, pada kelompok konsumsi kelor terus menerus dan kelompok tidak konsumsi kelor sama sekali. Data yang dikumpulkan mencakup kadar Hb diukur dengan alat Easy Touch GHb, kebiasaan konsumsi kelor diukur dengan kuisioner dan asupan makanan diukur dengan metode recall 2x24 jam. Uji statistika yang digunakan : uji T-Independent, One Way Anova dan Kruskal Wallis. Uji kenormalan data digunakan uji kolmogorov smirnov.Hasil: Tedapat 30 orang (42,9%) mengkosumsi kelor dan 40 orang (57,1%) tidak konsumsi kelor. Terdapat 17 orang (56,7%) mengkonsumsi kelor sejak 3 tahun terakhir, 9 orang (30,0%) 2 tahun terakhir dan 4 orang (13,3%) 1 tahun terakhir. Frekuensi konsumsi kelor ≥ 3x per-minggu terdapat 26 orang (86,7%) dan < 3x per-minggu terdapat 4 orang (13,3%). Bentuk kelor yang dikonsumsi yaitu sayur kelor, teh kelor, dan kapsul kelor. Rata-rata kadar Hb perempuan konsumsi kelor 13,4gr/dL dan perempuan tidak konsumsi kelor 11gr/dL dan hasil uji perbedaan menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,00).Kesimpulan: Terdapat perbedaan signifikan kadar Hb perempuan konsumsi kelor dan tidak konsumsi kelor. Kata Kunci: Kadar Hemoglobin, Daun Kelor, Perempuan ABSTRACT Background: Anemia occurs in women if the amount of hemoglobin is <12 gr/dL. Nutrients including: iron, calcium, and vitamin C greatly affect hemoglobin. The leaves of Moringa oleifera are rich in nutrients so they are interesting for study research.Objective: Knowing the difference in Hb levels in Hamlet Ngawenombo, Ngawenombo Town, Blora, Central Java based on the moringa consumption habits. Method: This cross-sectional design analysis included 70 female participants between the ages of 20 selected by purposeful sampling in the continuous Moringa consumption and the non-Moringa consumption. Data collected included Hb levels measured with Easy Touch GHb, Moringa consumption habits were measured using a questionnaire and food intake was measured using 2x24 hour recall process. The statistical tests used: T-Independent, One Way Anova and Kruskal Wallis. Normality test data used the Kolmogoro Smirnov test.Results: Moringa was consumed by up to 30 people (42,9%), and 40 people (57,1%) did not consume Moringa. Over the last 3 years, there have been 17 people (56,7%) consumed Moringa, 9 people (30,0%) last 2 years and 4 people (13,3%) last 1 year. There are 26 people (86.7%) in Moringa consumption frequency ≥3x/week and 4 people (13.3%) in Moringa consumption frequency <3x/week. Moringa's type that is consumed is vegetable, tea, and capsules. The average Hb levels of female Moringa consumption 13,4gr/dL and females non-Moringa consumption 11gr/dL and the results of the differential test showed differences (p=0,00). Conclusion: The Hemoglobin level of female Moringa consumption and non-Moringa consumption are different. Keywords: Hemoglobin Levels, Moringa Leaves, Women
In Indonesia, approximately 37% (nearly 9 million) of toddlers are stunted. There are 11 regencies in Central Java, including 100 priority areas for stunting reduction by the government. The 3 districts that had the highest prevalence of stunting were Blora (55.06%), Grobogan (54.97%), and Demak (50.28%). This research uses quasy experiment with a sample of 16 pregnant women in the control group and the experimental group. The results of the study, 92,4% of most pregnant women have good stunting prevention behavior except the behavior of eating animal protein foods. Based on the results of a comparative test of stunting prevention behavior based on tool intervention that shows a significant difference in the behavior of respondents who intervened with an abacus tool (0.003). Conclusion there are differences in community behavior based on intervention with the SEMOHAI tool (p value = 0.003) but there is no significant difference in community behavior based on intervention with conventional tools (p value = 0.083), and there is a significant difference (p value = 0.025) change in behavior based on intervention tools with conventional tools.
Background: Infertility is the inability to get pregnant, maintain pregnancy and the inability to bring pregnancy to live birth. Infertility data in 37 Semarang City Health Centers in February to March 2018 reached 433 patients in high-risk pregnant women with secondary infertility of more than 5 years. Infertility can be caused by reproductive disorders and also lack of nutrients that can reduce reproductive hormones. So that premarital couples need to be informed regarding the knowledge and attitudes about nutrition to prevent infertility. This study was conducted in Semarang City as many as 40 respondents in the status as premarital. Quantitative research using observations was used to conduct this research. The results were presented descriptively. That 4 respondents have less premarital knowledge (10%) and 36 respondents (90%) good knowledge. And 19 respondents do not show the attitude in supporting the infertility preventive. And the premarital attitude that does not support is 19 people (47.5%) and as many as 21 respondents (52.5%) support about nutrition to prevent infertility. Governments need to provide Counseling, Information and Education for Premarital couple through a premarital for premarital as a facilitation yin providing prevention so that infertility does not occur.
Pendahuluan. Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah yang menyumbang angka kematian ibu terbesar di Indonesia. Proporsi kasus kematian ibu terbanyak terjadi pada masa nifas dan berlokasi di rumah sakit. Diantara kabupaten/kota di Jawa Tengah, Kota Semarang memiliki cakupan kunjungan nifas terendah dan mempuyai jumlah rumah sakit terbanyak tetapi angka kematiannya termasuk tertinggi. Salah satu dugaan penyebab kematian ibu adalah kurangnya informasi sedangkan di Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang setiap ibu nifas diberi buku tuntunan tentang masa nifas. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengetahuan tentang kunjungan nifas di Rumah Sakit Islam Sutan Agung Semarang. Metode. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Responden penelitian ini adalah ibu nifas yang dirawat inap sebanyak 30 orang. Instrumen penelitian ini berupa kuesioner tentang kunjungan nifas berjumlah 20 pertanyaan yang diuji validitas dengan judgement expert. Pengambilan data dilakukan dengan cara survey. Pengolahan data dilakukan dengan nilai minimum, nilai maksimum, rerata dan distribusi frekuensi. Hasil. Skor pengetahuan responden terendah adalah 2, tertinggi adalah 14, rerata adalah 5,33. Berdasarkan hal tersebut, pengetahuan responden dikategorikan baik jika skor 6 atau lebih dan dikategorikan kurag jika skor di bawah 6. Distribusi frekuensi responden menunjukkan bahwa pengetahuan responden kategori baik sebesar 33,3% sedangkan kategori kurang sebesar 66,7%. Kesimpulan. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan tentang kunjungan nifas dalam kategori kurang.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.