Stroke is one of the health problems that cause movement disorders in sufferers due to decreased loss or decreased muscle function. Range of motion exercise is thought to improve movement function in stroke patients. Aim: The purpose of this study was to determine the effectiveness of a range of motion (ROM) on muscle strength in stroke patients. Thus, the authors discussed the literature review on the effectiveness of a range of motion (ROM) on muscle strength in stroke patients. Method: A systematic search was conducted in the following three databases: PUBMED, PLOS ONE, EBSCO, and GOOGLE SCHOLAR using the keywords “Stroke” AND “Range Of Motion” AND “Muscle Strength.”. Result: There are 417 articles in the Pubmed, Plos One, Ebsco, and Google Scholar databases, but only eight articles meet all criteria, including search and review. The results of statistical tests in eight literature show that most of the effects of a range of motion exercises on increasing muscle strength in stroke patients are carried out 1-2 times a day, and the duration of each extremity is 15-20 minutes per session, performed two times a day for six days. Discussion: Performing ROM exercises for stroke patients must be adjusted to the recommendations for both the type and time of implementation. It aims to maintain or increase muscle mass and muscle tone of patients with stroke who have decreased muscle strength. Conclusion: Range of motion exercise affects increasing muscle strength in patients with stroke.
ABSTRAK Computer Vision Syndrome (CVS) merupakan kumpulan gejala yang muncul akibat penggunaan laptop atau komputer. Penggunaan laptop atau menatap layar laptop lebih dari 2 jam dan tidak diselingi dengan mengistirahatkan mata selama 15 menit, dapat menimbulkan gejala CVS. Adanya pembelajaran daring di Indonesia, dan diberlakukannya pembatasan sosial saat pandemi Covid-19 sejak bulan Maret 2020, menyebabkan seluruh fasilitas pendidikan menghentikan mengalihkan sistem pembelajaran tatap muka menjadi sistem pembelajaran dalam jaringan (daring). Pembelajaran daring yang biasanya dilakukan selama 4-6 jam dalam sehari (tidak termasuk pebugasan di luar jam sekolah), tentu dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan mata siswa. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemahaman siswa tentang cara pencegahan CVS sehingga dapat membantu siswa untuk berperan aktif dalam upaya pencegahan terjadinya CVS. Metode kegiatan pengabdian ini yang digunakan dalam kegiatan ini adalah memberikan penyuluhan melalui ruang Zoom tentang pencegahan CVS menggunakan media power point yang dilengkapi gambar-gambar dan juga video roleplay mengatasi CVS secara mandiri, serta pemberian leaflet tentang pencegahan CVS. Hasil dari kegiatan ini adalah pengetahuan siswa tentang pencegahan CVS meningkat. Kata kunci: computer vision syndrom, pembelajaran daring. ABSTRACT Computer Vision Syndrome (CVS) is a collection of symptoms that arise from using a laptop or computer. Using a computer or staring at a laptop screen for more than 2 hours and not resting your eyes for 15 minutes can cause CVS symptoms. The existence of online learning in Indonesia, and the imposition of social restrictions during the Covid-19 pandemic since March 2020, have caused all educational facilities to stop turning face-to-face learning systems into online learning systems. Online learning, which is usually carried out for 4-6 hours a day (excluding work outside school hours), can undoubtedly harm students' eye health. This activity aims to increase students' understanding of how to prevent CVS so that it can help students take an active role in preventing CVS. This activity's method is to provide counseling through the Zoom room about CVS prevention using PowerPoint media equipped with pictures and video roleplay to overcome CVS independently and give leaflets on CVS prevention. The result of this activity was that the knowledge of MTsN 1 Lumajang students about CVS prevention increased. Keywords: computer vision syndrome, online learning
Diabetes Mellitus (DM) adalah salah satu penyakit kronik yang terjadi pada jutaan orang di dunia, dengan karakteristik terjadinya peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia). Diabetes mellitus dapat menjadi serius dan menyebabkan kondisi kronik yang membahayakan apabila tidak diobati. Akibat dari hiperglikemia dapat terjadi komplikasi metabolik akut seperti Ketoasidosis Diabetik (KAD) dan komplikasi kronik pada kardiovaskuler, ginjal, penyakit mata dan komplikasi neuropatik. Hal ini akan memberikan efek terhadap kualitas hidup penderita. Penurunan kualitas hidup mempunyai hubungan yang signifikan terhadap angka kesakitan dan kematian, serta mempengaruhi usia harapan hidup penderita DM. Untuk mencegah terjadinya komplikasi dari DM, maka diperlukan kontrol terapeutik melalui perubahan gaya hidup penderita DM yang tepat, tegas dan permanen. Dukungan keluarga merupakan faktor utama untuk mempertahankan metabolik kontrol yang akan mempengaruhi kualitas hidup penderita. Untuk itu perlu ditingkatkan pemberdayaan perempuan dalam keluarga guna ikut berpartisipasi dalam menurunkan angka kejadian DM dan mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pemberdayaan perempuan dalam keluarga penderita Diabetes Mellitus melalui promosi kesehatan pada anggota Dharma Wanita Persatuan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lumajang. Sedangkan manfaat kegiatan ini adalah meningkatkan pemberdayaan perempuan (sebagai istri dan anak) untuk ikut berperan dalam pengelolaan anggota keluarga yang menderita DM agar tidak terjadi komplikasi lebih lanjut. Metode kegiatan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: 1) Penyampaian materi kepada anggota Dharma Wanita Persatuan tentang konsep penyakit Diabetes Mellitus serta Pemberdayaan Perempuan di dalam keluarga,; 2) Pemeriksaan Kadar Gula Darah; 3) Evaluasi hasil pelaksanaan. Hasil dari kegiatan ini adalah peran perempuan sebelum pemberian pendidikan kesehatan adalah cukup tetapi setelah pemberian pendidikan kesehatan ikut berperan baik dalam pengelolaan anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus. Tindak lanjut yang perlu dilakukan adalah Perlu adanya kegiatan yang sejenis secara berkala pada para suami anggota Dharma Wanita Persatuan Kankemenag instansi kedinasan lainnya serta profesi lain misalnya guru, dan sejenisnya. Kata kunci: pemberdayaan, perempuan, diabetes mellitus
Diabetes Mellitus causes about 5% of deaths from all total deaths in the world due to lack of self care in DM patients, causing instability of blood glucose levels that cause acute and chronic complications. Nurses have a role in overcoming the instability of blood glucose levels by performing the main intervention, namely hyperglycemia management. From these interventions, Ramadan fasting is a safe dietary choice for patients with type 2 diabetes. This study uses a literature review method with article searches conducted on the PubMed electronic database, Science Direct, and Open Knowledge Maps. The results of the literature review show that the length of Ramadan fasting carried out by participants from all journals is 30 days, with a fasting duration of 10-15 hours/day. Blood sugar levels of type 2 DM participants after Ramadan fasting showed a decrease of 4-43.33 mg/dl, and 1.81-3.01 mmol/L, and the HbA1c value decreased by 0.21-2.2%. The results of statistical tests showed that fasting during Ramadan was quite effective in reducing KGD/HbA1c with a p value of < 0.05. This literature review concludes that Ramadan fasting is effective in reducing blood glucose levels in type 2 DM patients and the practice still conforms to the International Diabetes Federation – Diabetes And Ramadan (IDF-DAR) guidelines.
Petani yang menderita diabetes mellitus beresiko terjadinya ulkus diabetik karena aktifitas petani diawali dengan menyiapkan media tanam dengan proses persiapan mengolah tanah sampai dengan membajak tanah. Biasanya kegiatan ini dilakukan petani tanpa menggunakan alas kaki. Hal ini yang perlu diwaspadai karena beresiko terjadi cedera pada kaki yang disebabkan karena gigitan binatang, cidera alat pertanian, tidak menggunakan alas kaki/sepatu, membiarkan kaki terbakar matahari, atau terendam air/lumpur dalam waktu yg lama. Salah satu bentuk pencegahan salah satunya adalah dengan meningkatkan pemahaman petani tentang pencegahan ulkus diabetik yang dapat dilakukan dengan pemberian edukasi. Tujuan kegiatan ini adalah petani diabetisi memahami tentang pencegahan ulkus diabetik serta mengetahui tentang cara deteksi awal risiko ulkus diabetik. Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan/pemberian edukasi dengan tahapan sebagai berikut: 1)Ceramah dengan media Power Point Presentation (PPT) dan list deteksi risiko ulkus diabetik, 2)Melatih petani diabetisi untuk melakukan deteksi awal risiko kaki diabetik menggunakan list, 3)Evaluasi pemahaman petani diabetisi tentang materi pencegahan ulkus diabetik dan deteksi awal risiko ulkus diabetik. Hasil dari kegiatan ini adalah pada tahap evaluasi, 69 % petani memiliki pengetahuan yang baik tentang pencegahan ulkus diabetik. Tingkat pengetahuan cukup terjadi pada 31% petani yang umumnya belum terdiagnosis DM. Hal ini terjadi karena pada petani yang belum terdiagnosis DM belum memahami tentang penyakit yang mendasari ulkus diabetik, seperti diabetes mellitus. Kemudian pada tahapan evaluasi praktik, sebanyak 76% petani cukup mampu melakukan deteksi awal risiko ulkus diabetik. Kata kunci: edukasi; ulkus diabetik; petani diabetesi EDUCATION OF DIABETIK ULTIMATE PREVENTION IN DIABETITAN FARMERS IN KUNIR DISTRICT, LUMAJANG DISTRICT ABSTRACT Farmers who suffer from diabetes mellitus are at risk of diabetik ulcers because the farmer's activities begin with preparing the planting media with the process of preparing to cultivate the land up to plowing the land. Usually this activity is carried out by farmers without using footwear. This should be watched out for the risk of injury to the feet caused by animal bites, injury to agricultural tools, not using footwear / shoes, leaving the feet sunburned, or submerged in water / mud for a long time. One form of prevention is to increase farmers' understanding of the prevention of diabetik ulcers that can be done by providing education. The purpose of this activity is for farmers with diabetes to understand about the prevention of diabetik ulcers and know about how to detect the risk of diabetik ulcers early. The activities carried out are counseling / providing education with the following stages: 1) Lectures with Power Point Presentation (PPT) media and diabetik ulcer risk detection list, 2) Training diabetik farmers to conduct early detection of diabetik foot risk using a list, 3) Evaluation of understanding diabetik farmers regarding material for prevention of diabetik ulcers and early detection of the risk of diabetik ulcers. The results of this activity are at the evaluation stage, 69% of farmers have good knowledge about the prevention of diabetik ulcers. This level of knowledge is sufficient for 31% of farmers who generally have not been diagnosed with DM. This happens because farmers who have not been diagnosed with diabetes do not understand the underlying diseases of diabetik ulcers, such as diabetes mellitus. Then in the practice evaluation stage, as many as 76% of farmers are quite capable of early detection of the risk of diabetik ulcers. Keywords: education; diabetik ulcer; diabetik farmers
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.