Konsumsi makanan yang mengandung purin berlebih menyebabkan terjadinya peningkatan produksi asam urat di dalam darah (hiperurisemia). Kristal asam urat yang berlebih akan menumpuk di dalam sendi dan menyebabkan penyakit gout arthritis dan apabila menumpuk di ginjal akan mengakibatkan batu ginjal. Menurut Riskesdas pada tahun 2018, prevalensi penyakit asam urat berdasarkan berdasarkan diagnosis atau gejala sebesar 24,7% jika dilihat dari karateristik umur, prevalensi tertinggi pada umur ≥ 75 tahun (54,8%). Penderita wanita juga lebih banyak (8,46%) dibandingkan dengan pria (6,13%). Meskipun angka kejadian gout arthritis dan penyakit lain akibat hiperurisemia cukup tinggi, namun sebagian besar masyarakat belum banyak mengetahui informasi mengenai diet rendah purin dan jarang melakukan skrining kadar asam urat. Upaya pencegahan hiperurisemia membutuhkan partisipasi dari semua pihak, baik dokter pemerintah, swasta maupun masyarakat, agar hiperurisemia dapat dikendalikan. Pemberian pelatihan partisipatif kepada masyarakat dengan melibatkan peran serta mitra melalui kegiatan ceramah dan diskusi. Selain itu, menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai diet rendah purin, memberikan bahan ajar seperti banner dan flipchart bergambar yang mudah dimengerti dan dapat dipergunakan setelah kegiatan ini serta mengetahui kadar asam urat darah warga sekitar.
Latar belakang: Demam tifoid disebabkan oleh bakteri Salmonella enterica reservoir typhi, juga dikenal sebagai salmonella typhi (S. typhi). Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana efek penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid yang komplikasi dan tanpa komplikasi. Metode: Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, menggunakan pendekatan Cross Sectional Study. Desain Cross Sectional Study digunakan karena proses pengambilan data dilakukan dengan menggunakan data yang telah ada sebelumnya di RSUD I Lagaligo Luwu Timur pada tahun 2021. Kriteria inklusi semua pasien yang terdiagnosis demam tifoid dengan dan tanpa komplikasi dengan analisis data menggunakan SPSS. Hasil: Karakteristik penderita demam tifoid dengan komplikasi dan tanpa komplikasi berdasarkan terapi perawatan, diperoleh terapi perawatan paling banyak menggunakan ceftriaxon pada penderita dengan komplikasi sebanyak 21 orang (26,3%) dan tanpa komplikasi 22 orang (27,5%). Kesimpulan: Terapi kausatif yang paling banyak digunakan pada penderita demam tifoid adalah penggunaan antibiotik golongan sefalosporin yaitu ceftriaxone dengan lama perawatan 1-14 hari.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.