Penelitian ini merupakan Penelitian kualitatif yang bertujuanmendeskripsikan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dalam memecahkan masalah kontekstual ditinjau dari komunikasi matematis siswa pada materi program linear. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI SMA di Semarang. Analisis data dilakukan dengan teknik reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data menggunakan teknik triangulasi waktu dan triangulasi teknik. Hasil penelitian adalah: (1) siswa dengan kemampuan komunikasi matematis tinggi cenderung memiliki 4 indikator pemahaman konsep matematis, satu indikator yang tidak terpenuhi yaitu pada indikator memberi contoh dan bukan contoh. (2) siswa dengan kemampuan komunikasi matematis sedang cenderung tidak memiliki 3 indikator kemampuan pemahaman konsep matematis, subjek hanya mampu mengklasifikasi objek berdasarkan sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya dan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari. (3) Siswa dengan kemampuan komunikasi matematis rendah cenderung tidak memiliki 3 indikator pemahaman konsep matematis, subjek hanya mampu dalam mengklasifikasi objek berdasarkan sifat-sifat tertentu sesuai konsepnya dan menyajikan konsep dalam berbagai macam representasi matematika.
Berpikir Kritis dapat diajarkan kepada siswa melalui pembelajaran matematika. Sedang pembelajaran matematika akan berhasil jika saat pengajarannya mengarahkan kepada konseptual dan prosedural. Subjek pada penelitian ini adalah satu kelas XI Animasi yaitu 26 siswa, melalui tes tertulis pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural didapatkan 3 siswa yang masing-masing satu siswa mewakili kelompok indikator pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural yang dapat dicapai. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah 2 kali tes tertulis dan tes wawancara. Dari hasil penelitian kemampuan berpikir kritis siswa menghasilkan siswa cenderung kurang mampu untuk melakukan strategi yang tepat untuk menyelesaikan soal yang diberikan. Subjek yang mampu mencapai semua indikator pemahaman konseptual dan pengetahuan prosedural mampu memenuhi semua indikator kemampuan berpikir kritis dan sebaliknya.
This research is motivated by mathematical critical thinking skills and students' learning independence that is not yet optimal becomes something that teachers need to pay attention to their students by providing an appropriate learning model to foster this. Based on the 2013 curriculum advocates the development of learning outcomes in cognitive and affective components developed simultaneously and proportionally. This study aims to determine the effectiveness of Jigsaw type cooperative learning models on mathematical critical thinking skills and student learning independence. This type of research is a quasi-experimental research. This study uses a Pretest-Posttest Control Group Design research design. The research instrument was tested for validation by content validation before being trialled. Data analysis techniques in this study were Multavariate Normality Test, Covariance Matter Homogeneity Test, Hotelling Trace T2 Test and t Test. In the preliminary data analysis, which was taken from the daily test scores and scale sheets of the pretest attitude of students' learning independence, showed there was no difference in the average mathematical critical thinking ability and student learning independence between the experimental class and the control class. In the final data analysis taken from the posttest, it can be concluded that the average mathematical critical thinking ability that uses the Jigsaw type cooperative learning model is better than the conventional learning model. But the results of the study also showed the average independence of student learning using the Jigsaw type cooperative learning model is the same as the conventional learning model.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model pembelajaran POGIL berbantuan Question Card, model pembelajaran MEA berbantuan Question Card, dan model pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian post test only control design. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS SMAN 1 Gubug. Pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Sampel penelitian yaitu kelas X IPS 1, X IPS 2, X IPS 3. Teknik pengambilan data yang digunakan adalah dokumentasi, dan tes kemampuan pemecahan masalah. Hasil penelitian menyatakan bahwa (1) pembelajaran POGIL dan MEA dapat tuntas klasikal dan individual; (2) terdapat pengaruh keaktifan siswa terhadap kemampuan pemecahan masalah pada kelas POGIL sebesar 43% dan kelas MEA sebesar 56%; (3) terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa antara ketiga model pembelajaran tersebut; (4) pembelajaran POGIL berbantuan Question Card lebih baik dari pembelajaran konvensional; (5) pembelajaran MEA berbantuan Question Card lebih baik dari pembelajaran konvensional; (6) tidak terdapat perbedaan model pembelajaran POGIL dan MEA.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.