Latar Belakang : Prevalensi acne vulgaris di Indonesia cukup tinggi, yaitu berkisar antara 85-100% orang, Bakteri penyebab acne vulgaris antara lain Propionibacterium acnes. Propionibacterium acnes merupakan bakteri flora normal dengan sifat Gram positif dan anaerob dimana bakteri ini menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit dan mengakibatkan inflamasi jaringan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas ekstrak daun sirih cina terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Metode : Metode yang dilakukan untuk menguji daya antibakteri pada penelitian ini adalah metode disc diffusion yaitu menggunaakan cakram yang ditanam pada media brucella agar. Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) adalah metode maserasi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi ekstrak daun sirih cina 25% dan 50% tidak didapatkan adanya zona hambat. Konsentrasi ekstrak daun sirih cina 75% didapatkan zona hambat 10 mm, pada konsentrasi ekstrak daun sirih cina 100% didapatkan zona hambat 11,17 mm. Zona hambat kontrol positif yaitu menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan sebesar 49.04 mm, pada kontrol negatif menggunakan aquadest steril tidak terlihat adanya zona hambat. Hasil uji kebermaknaan ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) dari hasil klasifikasi Greenwood pada uji Post hoc, perbedaan antar konsentrasi didapatkan nilai P < 0,05 dinyatkan bermakna pada masing-masing konsentrasi kecuali 25% dan 50%. Kesimpulan : Ekstrak daun sirih cina memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes diantara konsentrasi 75% dan 100% namun tidak cukup efektif untuk menghambat perttumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
Bakteri Shigella dysenteriae merupakan penyebab disentri yang merupakan bakteri negatif Gram dengan bentuk batang pendek atau basil tunggal. Bakteri ini bersifat anaerob fakultatif dan memfermentasi glukosa serta tidak memfermentasi laktosa. Masalah pencernaan karena infeksi bakteri yang masih tinggi di Indonesia menyebabkan tingginya intensitas penggunaan antibiotik yang memicu berbagai permasalahan terutama resistensi. Termasuk bakteri Shigella dysenteriae yang telah menunjukan resistensi terhadap beberapa antibiotik diantaranya yaitu ampicilin, tetracycline, cefixime dan ciprofloxacin. Dengan demikian, maka diperlukan pengobatan alternatif tehadap penyakit disentri, salah satunya daun kuru-kuru (Ocimum tenuiflorum L.) yang memiliki kandungan terpenoid, alkaloid, flavonoid, dan senyawa aktif lain yang dapat mengobati disentri. Penelitian ini menggunakan desain penelitian eksperimental dengan metode disk diffusion. Populasi penelitian ini adalah bakteri Shigella dysenteriae dan sampel penelitian ini adalah daun ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum Linne). Penelitian ini menggunakan data kuantitatif primer. Teknik analisis data yang digunakan adalah program SPSS 25.0, uji statistik parametrik One-Way ANOVA dan Uji Post hoc Tukey. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa efektivitas Ekstrak daun Ruku-ruku (Ocimum tenuiflorum Linne) terhadap pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae yaitu dengan ekstrak daun Ruku-ruku dengan konsentrasi 80.000 ppm, 100.000 ppm, 120.000 ppm, dan 140.000 ppm tidak menunjukkan adanya zona hambat terhadap bakteri Shigella dysenteriae. Sehingga menyimpulkan bahwa ekstrak daun Ruku-ruku yang digunakan dalam uji efektivitas antibakteri belum dapat menghambat pertumbuhan bakteri Shigella dysenteriae, yang artinya efek antibakteri dari ekstrak daun Ruku-ruku masih belum bisa menggantikan antibiotik ciprofloxacin.
Latar Belakang : Prevalensi acne vulgaris di Indonesia cukup tinggi, yaitu berkisar antara 85-100% orang, Bakteri penyebab acne vulgaris antara lain Propionibacterium acnes. Propionibacterium acnes merupakan bakteri flora normal dengan sifat Gram positif dan anaerob dimana bakteri ini menghasilkan lipase yang memecah asam lemak bebas dari lipid kulit dan mengakibatkan inflamasi jaringan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas ekstrak daun sirih cina terhadap hambatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes. Metode : Metode yang dilakukan untuk menguji daya antibakteri pada penelitian ini adalah metode disc diffusion yaitu menggunaakan cakram yang ditanam pada media brucella agar. Metode yang digunakan untuk mengekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) adalah metode maserasi. Hasil : Hasil penelitian menunjukkan pada konsentrasi ekstrak daun sirih cina 25% dan 50% tidak didapatkan adanya zona hambat. Konsentrasi ekstrak daun sirih cina 75% didapatkan zona hambat 10 mm, pada konsentrasi ekstrak daun sirih cina 100% didapatkan zona hambat 11,17 mm. Zona hambat kontrol positif yaitu menggunakan antibiotik eritromisin didapatkan sebesar 49.04 mm, pada kontrol negatif menggunakan aquadest steril tidak terlihat adanya zona hambat. Hasil uji kebermaknaan ekstrak daun sirih cina (Peperomia pellucida) dari hasil klasifikasi Greenwood pada uji Post hoc, perbedaan antar konsentrasi didapatkan nilai P < 0,05 dinyatkan bermakna pada masing-masing konsentrasi kecuali 25% dan 50%. Kesimpulan : Ekstrak daun sirih cina memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Propionibacterium acnes diantara konsentrasi 75% dan 100% namun tidak cukup efektif untuk menghambat perttumbuhan bakteri Propionibacterium acnes.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.