Penelitian ini berusaha untuk menemukan apakah ada keterkaitan antara penggunaan media sosial dengan pengalaman multikultural, dan kecerdasan budaya seseorang. Penelitian ini dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan survey online yang dilakukan kepada mahasiswa ilmu komunikasi Universitas Indonesia sejumlah 105 responden. Penelitian ini adalah sebuah penelitian duplikasi yang berusaha untuk melihat relevansi dari penelitian yang dilakukan oleh Shangui Hu, Jibao Gu, Hefu Liu, dan Qian Huang (2017) pada konteks negara Indonesia. Alat uji yang digunakan oleh Hu, Gu, Liu, dan Huang (2017) tidak sepenuhnya dapat direplikasi. Variabel pengalaman multikultural dan penggunaan media sosial secara sosialisasi tidak dapat dianalisis karena tidak lolos uji reliabilitas. Namun, dari hasil analisis, ditemukan bahwa ada hubungan lemah antara penggunaan media sosial secara informasional terhadap kecerdasan budaya seseorang.
This research is aiming to understand behind student motivation upon joining organization such as Jakampus UI that has a stereotype for its tendency towards violence. Within the scope of identity concept, people tends to join a group to be able to shows its identity as a person. This identity, then, become their basis for understanding their own perspective of their dignity and self-esteem. From that, this research also would like to find whether there is a connection between individual concept of self-esteem and the motivation upon joining Jakampus. This research would like to find how the student from University of Indonesia gave meaning and interpret about the supporter of Persija football club which has been attached with some kind of stereotype and the meaning of their membership inside that kind of community. The contagion theory is there to explain about the interpersonal communication process of the member of Jakampus as the effect of its self-esteem fulfilled or not. This research also use qualitative method, using the fenomenology approach. There are several findings that this research has found, which are (1) despite the rampant stereotyping from society towards supporter of Persija such as Jakampus, there is little to no effect of that stereotyping towards their motivation (2) the motivation for student to join Jakampus is to fulfill their self-esteem needs; and (3) the member of Jakampus are affected by the crowds when they are interacting within the organization. Penelitian ini bertujuan untuk memahami motivasi mahasiswa dalam bergabung dengan organisasi seperti Jakampus UI yang mana distereotipkan karena tendensinya terhadap tindakan kekerasan. Dalam konsep identitas, manusia bergabung dalam kelompok tertentu untuk bisa menunjukan identitas mereka. Identitas ini lah yang kemudian dijadikan sebagai dasar oleh dirinya sendiri dalam melihat harga diri mereka. Berangkat dari situ, penelitian ini berusaha untuk menemukan apakan ada keterkaitan antara konsep self-esteem seseorang dan motivasinya dalam bergabung dengan Jakampus. Artinya, penelitian ini bertujuan untuk bagaimana proses pemaknaan mahasiswa UI terkait dengan pendukung klub bola Persija yang memiliki stereotip tertentu dan makna dari keikutsertaan mereka dalam komunitas pendukung klub tersebut di kampus. Contagion Theory dipergunakan untuk menjelaskan mengenai komunikasi antar pribadi yang terjadi di antara anggota dari Jakampus sebagai dampak dari pemenuhan self-esteem itu terpenuhi atau tidak. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan pendekatan secara fenomenologi. Ada beberapa temuan dari penelitian ini, yaitu (1) meskipun stereotip dari masyarakat terhadap pendukung Persija seperti Jakampus, sedikit bahkan tidak ada efek dari stereotyping tersebut terhadap motivasi mereka; (2) motivasi mahasiswa untuk ikut bergabung dengan Jakampus adalah untuk memenuhi kebutuhan self-esteem mereka; dan (3) anggota Jakampus terdampak dari tindakan kerumunan dalam komunikasi antar pribadi mereka ketika sedang berada di dalam organisasi tersebut.
Abstract. The purpose of this study is to understand the potential and challenges for the private sector to lead the process of warung digitalization to improve their business. MSMEs such as warung in Indonesia have been a tool for income generation for many people. Though, the number of warung that has leveled up is still minimum—most of their business are stagnant. This has resulted to the no change of their welfare situation. The approach used in this study is qualitative with the method of literature review. This study finds that there are potential for the private sector to be the trailblazer for the digitalization process because of their characteristics and traits, the other actors’ situation, and the profit to be gained. Though, there are some challenges to be addressed such as the lack of supporting infrastructure, minimal regulatory framework, and also the need for training the warung owner. Keywords: Digitalization; warung; private sector; potential; challenges; empowerment Abstrak. Tujuan dari studi ini adalah untuk memahami potensi dan tantangan bagi sektor swasta untuk memelopori proses dari digitalisasi warung untuk meningkatkan bisnis mereka. UMKM seperti warung di Indonesia telah menjadi alat untuk menghasilkan pendapatan bagi banyak orang. Pun demikian, jumlah warung yang bisa berkembang jumlahnya masih minimal—kebanyakan bisnis mereka stagnan. Hal ini menyebabkan tidak terjadi perubahan terhadap tingkat kesejahteraan mereka. Pendekatan yang dilakukan dalam studi ini adalah secara kualitatif dengan metode kajian literatur. Studi ini menemukan bahwa ada beberapa potensi bagi sektor swasta untuk menjadi pemrakarsa untuk proses digitalisasi yang disebabkan oleh karakteristik dan sifatnya, situasi dari pihak-pihak lainnya, dan keuntungan yang dapat diraih oleh sektor swasta. Walaupun begitu, ada beberapa tantangan yang perlu diselesaikan seperti kurangnya infrastruktur pendukung, kerangka kerja peraturan yang masih minimal, serta kebutuhan untuk melatih para pemilik warung terlebih dahulu. Kata kunci: Digitalisasi; warung; sektor swasta; potensi; tantangan; pemberdayaan.
The purpose of this study is to understand the potential and challenges for the private sector to lead the process of warung digitalization to improve their business. MSMEs such as warung in Indonesia have been a tool for income generation for many people. Though the number of warungs that have leveled up is still minimum—most of their business are stagnant. This has resulted in their constant welfare situation. The approach used in this study is qualitative with the literature review method. This study finds that there is potential for the private sector to be the trailblazer in the digitalization process because of their characteristics and traits, the other actors’ situation, and the profit to be gained. Though, there are some challenges to be addressed, such as the lack of supporting infrastructure, minimal regulatory framework, and the need to train the warung owner.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.