This study was conducted to determine the effect of temperature and time on the acquisition of caffeine content in coffee by UV-Vis Spectrophotometry method. The study was conducted in the AKAFARMA Laboratory of YHB Banda Aceh and the Chemical Laboratory of FMIPA Unsyiah. The sample in this study is Arabica coffee powder produced by Solong Ulee Kareng which was intentionally taken. The results showed that based on temperature, the lowest caffeine content was found at 50 °C immersion temperature, which was 0.0275 mg/g and the highest level was at 100 °C soaking temperature, which was 0.181 mg/g. Whereas, based on the time when the highest caffeine content is found at 1 hour immersion at 50 °C was about 0.0675 mg/g, at 1 hour immersion at 70 °C was about 0.0862 mg/g, and at 1 hour immersion at 100 °C was about 0.181 mg/g. The temperature and extraction time have influenced on caffeine levels in Arabica coffee. The longer the time and the higher the extraction temperature, the more extracted caffeine could be found.
Hand sanitizer gel merupakan pembersih tangan berbentuk gel yang berguna untuk membersihkan atau menghilangkan kuman pada tangan. Hand sanitizer dapat dibuat dari daun belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.) kombinasi daun lidah buaya (Aloe vera) karena mengandung senyawa antibakteri. Penelitian ini bertujuan untuk membuat formulasi hand sanitizer ekstrak etanol daun belimbing wuluh kombinasi gel lidah buaya dengan variasi konsentrasi F0(0%), F1(1%), F2(2%), dan F3(3%) serta mengetahui mutu fisiknya. Sampel yang digunakan adalah 4 sediaan formulasi gel hand sanitizer ekstrak etanol daun belimbing wuluh kombinasi gel lidah buaya yaitu F0, F1, F2, dan F3. Pengujian dilakukan pada hari ke 1, 7 dan 14. Hasil pemeriksaan mutu fisik hand sanitizer pada keempat sediaan adalah homogen, warna yang dihasilkan tetap stabil, berbentuk gel dan berbau khas ekstrak daun belimbing wuluh. Hasil uji pH semua sedian memenuhi syarat yaitu 4-10. Semua sedian juga memenuhi syarat viskositas gel. Hasil uji iritasi sedian untuk F0, F1, dan F3 tidak menyebabkan iritasi namun sediaan F2 menyebabkan iritasi salah satu sukarelawan. Hasil uji daya sebar semua sedian juga memenuhi syarat yaitu yaitu 5-7. Dapat disimpulkan bahwa formulasi hand sanitizer ekstrak etanol daun belimbing wuluh kombinasi daun lidah buaya dengan variasi konsentrasi F0(0%), F1(1%), F2(2%), dan F3(3%) memiliki mutu fisik yang baik.
ABSTRAK Natrium siklamat merupakan pemanis buatan yang memiliki tingkat kemanisan 30 kali dari sukrosa. Menurut BPOM RI Nomor 4 Tahun 2014, batas penggunaan natrium siklamat sebesar 250 mg/Kg. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui natrium siklamat dan kadar pada es campur yang dijual di pasar Kampung Baru Kecematan Baiturrahman Kota Banda Aceh. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analitik secara kualitatif (reaksi pengendapan) dan kuantitatif (metode gravimetri) yang dilakukan di Laboratorium Akafarma Banda Aceh. Sampel dalam penelitian ini adalah 5 minuman es campur yang diproduksi di pasar Kampung Baru,teknik pengambilan sampel dilakukan secaratotally sampling. Hasil uji reaksi pengendapan didapatkan adanya endapan putih pada semua sampel es campur,yang artinya positif mengandung natrium siklamat. Hasil uji kadar natrium siklamat pada es campur kode Ar, Br, Cn, Dn, dan Enberturut-turut adalah15.500 mg/Kg;8.620 mg/Kg;4.080 mg/Kg;8.440 mg/Kg; dan12.120 mg/Kg Berat Bahan. Kesimpulanya es campur yang dijual di pasar Kampung Baru Kecematan Baiturrahman Kota Banda Aceh mengandung natrium siklamat, dan kadarnyamelebihi ambang batas yang telah ditetapkan oleh BPOM RI No.4 Tahun 2014. Kata Kunci :Minuman es campur, Natrium Siklamat, Gravimetri
Rhodamin B adalah salah satu zat pewarna sintetis non pangan bewarna merah yang digunakan untuk pewarna teksti. Zat ini tidak diatur lagi dalam Permenkes 033 tentang Bahan Tambahan Pangan. Namun pelarangan penggunaan zat warna ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI No.239/Menkes/Per/V/85 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan Sebagai bahan berbahaya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan rhodamin B dalam cabai merah bubuk yang dijual di pasar Beureunun dan pasar Simpang Peut Nagan Raya provinsi Aceh yang dilakukan secara kualitatif dengan metode kromatografi lapis tipis (KLT). Sampel dalam penelitian ini adalah masing-masing 9 cabai merah bubuk di pasar Beureunun dan di pasar Simpang Peut Nagan Raya yang dipilih secara Simple Random Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 9 sampel di pasar Beureunun semuanya negatif mengandung rhodamin B berdasarkan nilai Rf yang didapat yaitu larutan baku sebesar 0,57, sedangkan nilai Rf sampel secara berturut-turut sebesar 0,98; 0,97; 0,21 dan 0,98; 0,98; 0,97; 0,12 dan 0,97; 0,97; 0.97, sedangkan sampel IX tidak ditemukan noda sehingga tidak bisa dihitung nilai Rfnya. Adapun sampel di pasar Simpang Peut Nagan Raya nilai Rf larutan baku s3besar 0,64, sedangkan nilai Rf sampel A sampai I semuanya bernilai 0,98 kecuali sampel G yang tidak ditemukan bercak noda.Kata Kunci : Rhodamin B, Cabai merah bubuk.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.