Kader UKS (Usaha Kesehatan Sekolah) merupakan penunjang penting promosi kesehatan di lingkungan sekolah. Kader UKS perlu memiliki literasi yang baik tentang gizi dan pemilihan bahan makanan sehat. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan sebanyak 2 sesi. Edukasi sesi 1 dilakukan secara virtual tentang gizi seimbang dan pemilihan bahan makanan sehat, sedangkan sesi 2 dilakukan pelatihan luring tentang cara penentuan status gizi remaja melalui praktik pengukuran berat badan, tinggi badan, dan perhitungan indeks massa tubuh (IMT)/ umur. Evaluasi edukasi sesi 1 yang dilakukan pada 22 siswa kader UKS menunjukkan peningkatan skor rata-rata yaitu dari 6 menjadi 8. Evaluasi edukasi sesi 2 menunjukkan seluruh siswa dapat mempraktikkan pengukuran status gizi remaja. Evaluasi pasca kegiatan yang dilakukan 7 setelah edukasi sesi 1 melalui survei pemilihan bahan makanan menunjukkan rata-rata keragaman pangan siswa tergolong sedang. Bahan makanan yang banyak dikonsumsi oleh siswa adalah kelompok bahan pangan serelia, sayur dan buah (non sumber vitamin A), telur, kacang-kacangan, dan bijibijian. Keragaman pangan tersebut masih perlu ditingkatkan karena sebagai bagian dari promotor kesehatan, seharusnya kader UKS dapat mempraktikkan pola makan yang sehat. Secara umum, kegiatan pengabdian masyarakat ini berhasil meningkatkan pengetahuan siswa tentang pemilihan bahan makanan sehat dan keterampilan siswa dalam mengukur status gizi. Meskipun demikian, praktik siswa dalam pemilihan bahan makanan yang beragam perlu ditingkatkan terutama dengan cara intervensi yang melibatkan pihak sekolah dan wali murid terutama dalam upaya penyediaan bahan makanan yang beragam dan sehat di sekolah dan di rumah.
ABSTRACT Diarrhea is one of the most common diseases in Indonesian society. In 2010 there were 411 events per 1000 population per year. Toddlers aged 1-4 years have the highest prevalence, which is around 16.7%. Based on data from the Surabaya City Health Office, diarrheal diseases in the city of Surabaya in 2015 were 65,447 cases. Norovirus, an unenveloped single RNA virus from the family Calciviridae, is the second most common cause of acute diarrhea after rotavirus. The purpose of this study was to analyze the relationship between the severity of acute diarrhea and Norovirus infection in children under five in Surabaya. The study was conducted using an observational analytic method, the research sample was taken by incidental sampling as many as 50 research samples with the criteria of patients suffering from acute diarrhea aged 5 years who came and were treated at the Surabaya Public Health Center. Examination of the RT-PCR method on samples was carried out to determine the occurrence of Norovirus infection. The data collected in the bivariate analysis was tested on two related variables or using the Chi Square statistical test. The results showed that the proportion of pediatric patients aged 5 years with acute diarrhea who were positive for Norovirus infection using the RT-PCR examination method was 38 children. Based on the results of the analysis through calculations using the Vesikari score, there is a significant relationship between the severity of diarrhea and Norovirus infection. ABSTRAK Diare menjadi salah satu penyakit yang banyak mengenai masyarakat Indonesia. Pada tahun 2010 terdapat 411 kejadian per 1000 penduduk per tahun. Balita usia 1-4 tahun merupakan prevalensi tertinggi yaitu sekitar 16,7%. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Surabaya, penyakit diare di Kota Surabaya pada tahun 2015 sebanyak 65.447 kasus. Norovirus, virus RNA tunggal tak berselubung dari family Calciviridae merupakan penyebab terbanyak kedua diare akut setelah Rotavirus. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis adanya hubungan derajat keparahan diare akut dengan infeksi Norovirus pada balita di Surabaya. Penelitian dilakukan dengan metode analitik observasional, sampel penelitian diambil secara incidental sampling sebanyak 50 sampel penelitian dengan kriteria pasien yang menderita diare akut usia ≤ 5 tahun yang datang dan dirawat di puskesmas Surabaya. Pemeriksaan metode RT-PCR pada sampel dilakukan untuk menentukan terjadinya infeksi Norovirus. Data yang terkumpul di analisis bivariat, dilakukan uji terhadap dua variabel yang berhubungan atau menggunakan uji statistik Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan proporsi pasien anak usia ≤ 5 tahun dengan diare akut yang positif terinfeksi Norovirus dengan metode pemeriksaan RT-PCR adalah sebanyak 38 anak. Berdasarkan hasil analisis melalui perhitungan menggunakan skor Vesikari, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat keparahan diare dengan infeksi Norovirus.
Corona Virus Disease 2019, atau Covid-19 adalah penyakit menular ini disebabkan oleh Corona Virus jenis SARS-COV-2, yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019. Jumlah kasus kematian di Indonesia meningkat dan belum terdapat tanda-tanda akan menurun. Pondok pesantren (ponpes) adalah tempat berkumpulnya banyak orang dimana rentan terjadi penularan penyakit terutama Covid-19. Pondok Pesantren (Ponpes) KHA Wahid Hasyim Bangil dinobatkan sebagai Ponpes Tangguh Kebal COVID-19 oleh Polres Pasuruan. Ponpes merupakan center of exellence dalam aspek moral-agama, moral-kesehatan, maupun moral-ekonomi bagi masyarakat sekitar ponpes. Pemberdayaan kesehatan masyarakat berbasis ponpes dipandang akan memudahkan menjangkau masyarakat tradisional. Berdasarkan uraian tersebut, dibuatlah sebuah upaya komprehensif untuk pemberdayaan kesehatan berbasis pondok pesantren. Kegiatan kali ini berfokus pada peningkatan pengetahuan tentang herbal sederhana yang bermanfaat sebagai suplemen pendamping terapi COVID-19 (webinar). Kegiatan ini bertujuan mendukung pemulihan kesehatan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar pondok pesantren yang tidak tersentuh program-program pemerintah.
Background: Diarrheal disease is a health problem until now and is the leading cause of death in toddlers. It is also supported by environmental sanitation and personal hygiene of the community which is still poor. The use of bad water sources will also affect the quality of the water, so it can increase the risk of diarrhea in the community. Method: This type of research is analytical observational with cross sectional design. The samples used were 75 out of a population of 523 mothers who had toddlers and lived in Purwodadi Village, Purwodadi Subdistrict, Pasuruan Regency, with purposive sampling techniques. Using questionnaire method, as well as statistical test using chi-square with the help of computer software. Result: The results of this study showed that there was a significant association between the location of the sheltered water source as many as 38 respondents (50.7%) and unprotected as many as 37 respondents (49.3%) with a value of p = 0.003, as well as the physical quality of water that qualified as many as 37 respondents (49.3%) and did not qualify as many as 38 respondents (50.7%) with a value of p = 0.000, against the incidence of diarrhea in toddlers, where the value of p ≤ 0.05. Conclusion: Location of water source and physical quality of water is related to the incidence of diarrhea in toddlers
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.