Relaksasi Benson adalah relaksasi yang dikombinasi dengan keyakinan agama seseorang untuk mengurangi nyeri pada pasien post seksio sesarea (SC). Pengalihan perhatian pada religius dengan perhatian penuh menyadari keberadaan diri dan ketidak berdayaan kecuali atas bantuan dan petunjuk dari Tuhan Yang Maha Esa. Rasa nyeri yang dirasakan post Seksio sesaria akan menimbulkan berbagai masalah, diantaranya masalah laktasi, pasien menunda pemberian ASI sejak awal pada bayinya, karena rasa tidak nyaman/peningkatan intensitas nyeri setelah operasi (Purwandari, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh relaksasi Benson pada pasien post seksio sesarea terhadap rasa nyeri. Quasi expriment one group pre test, post test design. Populasi, Ibu post seksio sesarea yang dirawat di Ruang Bersalin RSUD Kota Padangsidimpuan. Sampel insidental bulan Juli - Agustus 2015, berjumlah 48 responden. Analisa data dilakukan uji “t” berpasangan dengan bantuan SPSS. Hasil Penelitian sebelum intervensi tingkatan nyeri sedang 60,42% dan sesudah intervensi 29,17% , Nyeri ringan sebelum intervensi 2,08% dan terjadi peningkatan sesudah intervensi 70,83. Perhitungan statistik uji t berpasangan dengan kepercayaan 95% terdapat perbedaan bermakna dengan p value 0,000. Terdapat pengaruh intervensi teknik relaksasi Benson untuk mengurangi nyeri pada pasien post operasi seksio sesaria. Tim perawatan khususnya bidan menerapkan teknik relaksasi Benson untuk mengurangi insentitas nyeri pada pasien post SC.
Kecemasan pre operasi merupakan suatu respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dianggap sebagaisuatu ancaman terhadap perannya dalam hidup, integritas tubuh dan kehidupannya sendiri. Pasien pre operasimengalami kecemasan 77,6%, komunikasi terapeutik signifikan menurunkan tingkat kecemasan pasien preoperasi 65,5% (Sawitri, 2004). Di RSUD Kota Padangsidimpuan umumnya pasien operasi terencanamengalami kecemasan, ada yang menjekaskan karena terpaksa, penundaan jadwal operasi dan komunikasiterapeutik belum dilaksanakan terencana. Untuk mengetahui pengaruh Komunikasi terapeutik terhadappenurunan tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani opeasi di RSUD Padangsidimpuan. Quasieksperimen. Rancangan dengan rangkaian one group pre test, post test design. Pre test (sebelum intervensi)dan post test (setelah intervensi). Populasi pasien pre operasi terencana yang dirawat di ruang rawat inapbedah Rumah Sakit Umum Daerah Padangsidimpuan, purposif sampling dari bulan September-Oktober2014 berjumlah 30 responden. Analisis data menggunakan uji t berpasangan (paired t-test) memenuhi syaratuji parametrik. Pengaruh komunikasi terapeutik terhadap penurunan tingkat kecemasan pasien pre operatifdari hasil uji t test untuk data berpasangan antara sebelum dan sesudah intervensi komunikasi terapeutikdiperoleh nilai korelasi = 0,658 dengan nilai probabilitas 0,000 atau jauh dibawah 0,05 hal ini menyatakanbahwa kedua variabel mempunyai korelasi yang sangat erat dan benar benar berhubungan secara nyata. Salahsatu syarat uji t berpasangan adalah kedua variabel saling berkorelasi tinggi. Komunikasi terapeutik padapasien pre oparatif efektif menurunkan tingkat kecemasan pasien. Tim perawatan mempersiapkan psikologispasien pre operatif dengan metode komunikasi terapetik yang terencana
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.