Manusia melakukan perburuan satwa liar pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, namun seiring berjalannya waktu dan perkembangan zaman, perburuan satwa liar kini juga dilakukan sebagai hobi ataupun kesenangan yang bersifat eksklusif seperti memelihara satwa liar yang dilindungi sebagai simbol status. Ketertarikan masyarakat menjadikan burung sebagai hewan peliharaan memiliki alasan yang sangat beragam mulai dari sekedar hobi,
ABSTRAKNuri talaud merupakan salah satu anggota burung paruh bengkok yang berstatus langka, endemik dan dilindungi. Warna bulu yang menarik, suara dan kelangkaannya merupakan daya tarik untuk menjadikan nuri talaud sebagai hewan peliharaan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tipologi dan motivasi masyarakat di beberapa desa di Pulau Karakelang dalam memelihara nuri talaud serta menggali pengetahuan masyarakat tentang konservasi nuri talaud. Penelitian dilaksanakan di Desa Bantane, Bengel dan Beo Utara. Pengambilan data dilaksanakan pada Bulan November-Desember 2014 dengan menggunakan metode survey yaitu wawancara dan observasi. Analisa data dilakukan dengan Chi Square test (χ2) dan deskriptif kualitatif. Hasil penelitian adalah sebagai berikut, pertama, tipologi masyarakat pemelihara nuri talaud yang tinggal di Desa Bantane, Bengel dan Beo Utara, Pulau Karakelang 92,6% berusia 15-59 tahun, 77,7% berpendidikan SD dan SMP, 63% berprofesi sebagai petani, 74,1% laki-laki, 81,5% masyarakat asli Kepulauan Talaud dan 70,3% tinggal di pedesaan. Kedua, masyarakat pedesaan umumnya memelihara nuri talaud dengan motivasi ekonomi yaitu untuk diperdagangkan, sedangkan masyarakat perkotaan memeliharanya dengan motivasi non ekonomi yaitu untuk hiburan. Ketiga, status nuri talaud sebagai burung langka yang dilindungi umumnya telah diketahui oleh masyarakat, namun perdagangan nuri talaud terus berlangsung karena lemahnya penegakan hukum.Kata kunci : Nuri talaud; burung dilindungi; Pulau Karakelang; konservasi.
Perubahan iklim adalah fenomena yang tidak mudah dipahami oleh masyarakat umum. Padahal persepsi dan pengetahuan masyarakat tentang perubahan iklim akan mempengaruhi mitigasi dan adaptasi yang dapat mengurangi risiko dampak perubahan iklim. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang perubahan iklim dan upaya adaptasi yang telah dilakukan oleh masyarakat Desa Sarawet Kabupaten Minahasa Utara. Data persepsi dan adaptasi diperoleh melalui wawancara dan diskusi kelompok terfokus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 96,67 % masyarakat sudah merasakan gejala dan dampak perubahan iklim, yang dipersepsikan sebagai cuaca ekstrim dan perubahan atau pergeseran datangnya musim hujan dan musim kemarau. Dampak perubahan iklim paling dirasakan berupa gagal panen hasil pertanian, berkurangnya pendapatan dari pertanian dan kekeringan. Persepsi ini mengindikasikan kurangnya informasi dan penyuluhan di bidang lingkungan hidup dan kehutanan. Upaya adaptasi yang telah dilakukan oleh masyarakat antara lain mengganti jenis tanaman yang kurang memerlukan air serta memenuhi kebutuhan air bersih dari sumur bor sentral dan pemanfaatan sumber mata air di hulu. Berdasarkan analisis SWOT Strategi yang sesuai untuk mendorong adaptasi di Desa Sarawet dilakukan melalui peningkatan kapasitas adaptif masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui persepsi masyarakat Pinogu terhadap manfaat hutan bagi kehidupannya serta pemanfaatan sumberdaya hutan. Pinogu merupakan enclave Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2017 di Kecamatan Pinogu yang mencakup lima desa yaitu Bangiyo, Pinogu Induk, Pinogu Permai, Tilongibila, dan Dataran Hijau. Metode yang digunakan adalah wawancara terhadap 150 responden di lima desa. Data dianalisis menggunakan skala Likert, uji korelasi Kendall Tau dan deskriptif kualitatatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan persepsi masyarakat Pinogu terhadap manfaat hutan berada pada kategori cukup baik (79,76) dari rentang nilai 40-100. Persepsi masyarakat terhadap hutan hanya dipengaruhi oleh satu variabel yaitu jabatan dalam masyarakat. Pemanfaatan sumberdaya hutan oleh masyarakat Pinogu diantaranya kayu, rotan, tumbuhan obat, satwa liar, buah-buahan hutan, jamur hutan, dan madu yang diperoleh dari hutan sekitar Pinogu dan kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.