Budidaya padi pada sistem hidroponik menjadi alternatif untuk memanfaakan lahan yang sempit. Namun perlu diketahui respons tanaman padi terhadap bebagai media tanam dan sumber nutrisi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respons tanaman padi (Oryza sativa L.) terhadap berbagai media tanam dan sumber nutrisi pada sistem tanam hidroponik vertikultur bokas. Percobaan disusun dalam rancangan petak terbagi dengan tiga kali ulangan dalam Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan pada petak utama yaitu Nutrisi AB mix, POC, dan NPK, sedangkan pada anak petak yaitu media tanam Arang Sekam, Batu Bata, dan Serbuk Gergaji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan nutrisi berbeda nyata terhadap parameter tinggi tanaman umur 15, 30 dan 60 hst, sedangkan pada umur 45 hst tidak berbeda nyata. Pertambahan jumlah anakan per rumpun pada semua umur tanaman tidak berbeda nyata. Lebar daun umur 60 hst berbeda nyata, sedangkan pada umur 15, 30 dan 45 hst tidak berbeda nyata. Pada pengamatan umur panen, berat gabah per rumpun dan berat gabah per 1000 bulir berbeda nyata. pengamatan pada pertambahan panjang akar, anakan per rumpun, anakan produktif, umur berbunga, jumlah bulir per rumpun, jumlah bulir bernas dan berat ton per hektar tidak berbeda nyata, sedangkan pada perlakuan media tanam seluruh pengamatan sangat berbeda nyata. perlakuan interaksi antara nutrisi dan media tanam pada pengamtan lebar daun umur 15 hst berbeda nyata sedangkan pada semua pengamatan tidak berbedanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sepuluh varietas kedelai yang mempunyai potensi hasil yang baik padasistem pertanaman tumpangsari tebu kedelai, untuk mengetahui hubungan antar komponen hasil sepuluh varietas tanaman kedelai pada system pertanaman tumpangsari tebu kedelai dan untuk mengetahui hubungan komponen hasil sepuluh varietas tanaman kedelai yang mana mempengaruhi hasil pada sitem pertanaman tumpang sari tebu kedelai. Penelitian ini dilaksanakan dikebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jember dari bulan November 2015 sampai bulan Februari 2016 dengan ketinggian ± 89 meter diatas permukaan laut. Materi tanaman berupa 10 varietas kedelai yaitu Gepak Kuning, Gema, Agromulyo, Anjasmoro, Wilis, Kaba, Sinabung, Tanggamus, Dering-1 dan Burangrang yang ditanam dilapangan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap dengan tiga ulangan. Hasil analisis ragam tinggi tanaman, umur berbunga, luas daun, luas daun spesifik, jumlah buku, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah cabang, jumlah polong, jumlah biji, bobotbiji, berat 100 biji, indeks bobot kering biji dan indeks panen menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata pada semua komponen hasil, kecuali pada luas daun dan luas daun spesifik. Dan pada analisis varian menunjukkan menunjukkan karakter biomasa jumlah cabang produktif, jumlah polong pertanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji, indeks bobot kering biji, indeks panen dan berat 100 biji mempunyai varian genetik yang luas, dari semua karakter biomas yang dievaluasi mempunyai nilai heritabilitas yang tinggi adalah tinggi tanaman, umur berbunga, luas daun, jumlah buku, umur panen, jumlah cabang produktif, jumlah cabang, jumlah polong, jumlah biji, bobot biji, berat 100 biji, dan indeks panen,serta pada karakter biomas, Jumlah Cabang Produktif, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, berat 100 biji dan bobot biji per tanaman,mempunyai nilai duga kemajuan genetik yang luas. Seleksi dapat diterapkan pada karakter biomas Jumlah Cabang Produktif, jumlah polong per tanaman, jumlah biji per tanaman, bobot biji per tanaman,dan berat 100 biji. Di antara komponen hasil yang diamati, jumlah polong, indeks bobot kering dan indeks panen menunjukkan korelasi positif sangat nyata dengan bobot biji, koponen hasil jumlah biji menunjukkan korelasi positif nyata dengan bobot biji, serta komponen hasil tinggi tanaman, umur berbunga, luas daun spesifik, jumlah buku, jumlah cabang produktif, jumlah cabang dan berat 100 biji.menunjukkan korelasi positif tidak nyata dengan bobot biji dan komponen hasil umur panen dan luas daun berkorelasi negative tidak nyata dengan bobot biji.
Desa Panduman merupakan salah satu desa di kecamatan Jelbuk kabupaten Jember dengan ketinggian 700-800 m dpl. Ketinggian tersebut sangat cocok bagi budidaya kopi. Luasan kebun kopi di dusun Sumbercandik 293 Ha dan mayoritas dimiliki petani. Umumnya kopi yang dihasilkan belum mengalami pengolahan artinya dijual secara glondongan dengan harga yang sangat rendah, akibatnya sebagian petani mengalami kerugian. Permasalahan ini mendorong kami melalui pembentukan kelompok tani kopi (UMKM) untuk meningkatkan nilai jual kopi melalui prosesing yang bersinergi dengan BUMD. Diskusi awal dilaksanakan pada bulan Pebruari dengan mendatangkan petani untuk menggali permasalahan yang sangat urgen, meliputi : belum adanya pengolahan kopi, banyaknya kotoran kambing dan keberlanjutan program. Program Kemitraan masyarakat stimulus menjawab permasalahan tersebut yang dilaksanakan selama 3 bulan dimulai bulan Januari -Maret 2021 dengan dibantu dua orang mahasiswa. Sosialisasi dan pelatihan dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2021 di balai desa Panduman diikuti oleh 15 orang terdiri dari Karang Taruna, petani kopi dan BUMD. Materi yang disampaikan meliputi : Prosesing kopi, pembuatan biogas dan pembentukan kelompok Tani. Pendampingan dilakukan melalui diskusi di whast ap grup mengingat masih masa Pandemi Covid 19. Diharapkan melalui pelatihan, petani kopi dusun Sumbercandik dapat lebih sejahtera dengan meningkatnya nilai jual kopi.
[PERFORMANCES OF TEN SOYBEAN VARIETIES AS INTERCROPPED WITH SUGARCANE]. An intercropping system between soybean and sugarcane may be an alternative to increase soybean production in Indonesia, but not all soybean varieties are suitable for intercropping system as different soybean varieties may perform differently under intercropping system and monoculture system. Therefore, suitable soybean varieties for intercropping should be identified to warrant the higher crop productivity. This study was conducted to to compare the growth and yield performances of ten soybean varieties in monoculture and soybean-sugarcane intercropping systems. The experiment was laid in a Split Plot Design with three replications. The cropping systems (monoculture and intercrop) were allotted in the main plots, while the soybean varieties (Gepak Kuning, Kaba, Wilis, Tanggamus, Burarang, Sinabung, Anjasmoro, Agromulyo, Ring-1, and Gema) were assigned as the sub plots and allotted randomly in each main plot. On overall, the intercropping system had significantly reduced the soybean pod number, seed number, wight of 100 seed, and, seed yield/plant, but increased plant height as compared to the monoculture system. The exceptions were observed for seed number and weight of 100 seed. The reduction of seed number was not significant on Agromulyo and Dering-1.On the other hand, Anjasmoro and Dering-1were the only varieties showed significant reduction in weight of 100 seed. Kaba, Willis, Tanggamus, Burarang, Sinabung, and Dering-1 showed their consistant performormances across the cropping systems. However, the higher seed yield/plant in both systems was observed on Gepak Kuning, Willis, Burarang, Agromulyo, Dering-1, and Gema.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.