Masker gel <em>peel-off </em>merupakan salah satu bentuk sediaan kosmetika perawatan, yang bertujuan untuk mengangkat kotoran yang menempel di kulit wajah. Komposisi basis dalam formulasi masker gel <em>peel-off</em> sangat menentukan respon sifat fisik dan stabilitas sediaan berupa pH, daya sebar, waktu kering dan viskositas. Permasalahan yang sering dialami dalam formulasi masker gel <em>peel- off</em> yaitu waktu kering dan viskositas yang tidak memenuhi standar. Sehingga, penelitian ini bertujuan untuk optimasi formula dalam sediaan masker gel <em>peel-off</em> nanopartikel ekstrak labu kuning, untuk mendapatkan formula optimal basis PVA, propilenglikol dan karbomer yang memiliki stabilitas fisik sesuai persyaratan. <em>Design expert</em> digunakan sebagai <em>software</em> untuk menentukan formula optimal menggunakan metode <em>D-optimal</em>, dengan respon sifat fisik pH, daya sebar, waktu kering, viskositas dan sentrifugasi. Formula optimal yang digunakan adalah formula dengan nilai <em>desirability</em> mendekat 1. Ekstrak daging labu kuning dibuat dalam ukuran nanopartikel dengan rasio kitosan: Na TPP: Ekstrak (5:1:1) kemudian dilakukan pengukuran transmittan dan ukuran partikel (PSA). Hasil optimasi nanopartikel didapatkan ukuran partikel ekstrak 256,4 nm dengan nilai transmittan 99,88%. Optimasi formula diperoleh komposisi formula optimal PVA (3,951 g), karbomer (0,576 g) dan propilenglikol (5,473 g) memberikan respon sifat fisik berupa pH (5,99), daya sebar (5 cm), waktu kering (6,10 menit) dan viskositas (9252 cps). Uji T menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara hasil optimasi berdasarkan <em>software design expert</em> dengan uji konfirmasi formula optimal (p 0,388> 0,5).
Hipertensi merupakan masalah kesehatan masyarakat yang umum di negara berkembang. Riskesdas tahun 2013 menyatakan bahwa prevalensi hipertensi secara umum diindonesia sebesar 26,5% dengan proporsi serbesar berada di Jawa Tengah yaitu 57,89%. Polifarmasi secara signifikan bisa meningkatkan resiko interaksi obat dimana interaksi obat merupakan salah satu faktor penting dalam drug related problem yang dapat mempengaruhi outcome terapi pasien. Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat (drug-related problem) yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien, dengan meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan dalam pengobatan saat ini dan kecenderungan terjadinya praktik polifarmasi, maka kemungkinan terjadinya interaksi obat semakin besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan interaksi obat dalam resep polifarmasi pada pasien yang mendapat terapi obat antihipertensi di instalasi farmasi RSP dr. Ario Wirawan Salatiga. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif dengan menggunakan resep pasien hipertensi rawat jalan di Rumah Sakit Paru Ario Wirawan Salatiga periode Januari-Maret 2019 sebanyak 72 sampel yang termasuk ke dalam kriteria inklusi. Data dianalisis secara deskriptif menggunakan Drug Interaction Facts dan di analisis dengan Spearman test. Diperoleh data bahwa jumlah interaksi obat-obat yang terjadi (51,39%). Pola mekanisme yang terbanyak adalah farmakokinetik (53,97%) dengan tingkat keparahan yang terbanyak adalah minor (42,86%). Hasil menunjukkan adanya korelasi antara jumlah obat dengan kejadian interaksi (r=0,986, p=000) adanya hubungan yang sangat signifikan.Kata kunci : Interaksi Obat, polifarmasi, terapi obat hipertensi.Hypertension is a common problem in developing countries. Based on the basic health research in 2013, the prevalence of hypertension in Indonesia was 26.5% with a large proportion in Central Java at 57.89%. Polypharmacy can significantly increase the risk of drug interactions where drug interactions are an important factor in drug related problems that can affect the outcome of patient therapy. Drug interaction is one of eight categories of drug-related problems that can affect a patient's clinical outcome. Increasing complexity of the drugs used in current treatment will raise the tendency for polypharmacy to occur, resulting higher chance for the drug interaction possibility.This study is aimed to find relationship of drug interactions with polypharmacy prescriptions by patients receiving antihypertensive drug therapy in Dr. Ario Wirawan Hospital. This study was conducted retrospectively using the outpatient prescription that entered the inclusion criteria at Dr. Ario Wirawan Hospital Salatiga. A total of 72 samples that included in the inclusion criteria. Data were analyzed descriptively using Drug Interaction Facts and analyzed by Spearman test. Result showed that the number of drug interactions that occurred (51,39%). The most mechanism pattern of the drug interaction was pharmacokinetics (53,97%) with the highest severity level being minor (42,86%). This study showed that there is a a very significant correlation between the number of drugs and interactions (r = 0.986, p = 000).Keywords : Drug interactions, polypharmacy, hypertension drug therapy
Daun alpukat dan daun sirih hijau memiliki kandungan fitokimia yang memiliki potensi sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan evaluasi sediaan krim ekstrak etanol daun alpukat dan krim ekstrak etanol daun sirih hijau dan mendapatkan formula yang paling optimum. Optimasi sediaan krim yang dibuat menggunakan software Design-Expert® 7 (DX7) versi 7.1.5 menggunakan metode Simplex Lattice Design dengan melakukan komposisi kandungan emulgator Span 80 (X1) dan Tween 80 (X2) pada sediaan krim ekstrak etanol daun alpukat, serta vaselin album (Y1) dan cera alba (Y2) sebagai basis krim pada sediaan krim ekstrak etanol daun sirih hijau. Sediaan krim yang dibuat dilakukan penentuan karakteristik fisik krim. Persentase formula optimum dengan komposisi span 80 dan tween 80 berturut – turut sebesar 4,469% : 6,531%, sedangkan komposisi cera alba dan vaselin album berturut – turut sebesar 8.798% : 1.202%. Sediaan krim dengan komposisi cera alba dan vaselin album yang optimum menghasilkan krim yang stabil ditandai tidak mengalami pemisahan pada pengujian secara mekanik, ditunjukkan dengan nilai F = 1. Sediaan krim dengan optimasi cera alba dan vaselin album lebih stabil ditandai dengan tidak terjadi pemisahan emulsi pada uji sentrifugasi.
Paparan sinar UV secara berlebih dapat menyebabkan imunosupresan, photoaging dan kanker kulit, apabila paparan mengenai lapisan kulit dermis akan menyebabkan kulit menjadi gelap, eritema serta terjadi kerusakan jaringan kolagen. Tabir surya memiliki mekanisme perlindungan secara fisik melalui penghamburan sinar matahari yang masuk ke dalam kulit serta perlindungan mekanik melalui absorbsi sinar UV. Senyawa alami yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai kosmetik tabir surya melalui mekanisme antiaging adalah senyawa yang mempunya cincin aromatik seperti gugus fenol. Kandungan labu diketahui memiliki aktivitas antioksidan diantaranya polifenol, karotenoid dan tokoferol. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasi krim daging buah labu kuning potensinya sebagai tabir surya melalui pengujian nilai SPF menggunakan metode Spektrofotometri. Evaluasi sediaan krim menunjukkan organoleptis berwarna kuning, berbau manis dan berbentuk semi padat. Krim daging labu kuning memiliki nilai pH yang berkisar antara 5,32 – 6,11, daya sebar 5,04 – 5,31 cm, daya lekat 2,77 – 3,73 detik, viskositas 4480 – 7360 cP, dan uji sentrifugasi krim tidak mengalami perubahan. Penyimpanan selama 14 hari sediaan stabil dan tidak mengalami perubahan yang signifikan berdasarkan paired sample T test. Hasil pengujian aktivitas tabir surya menunjukkan nilai SPF F1, F2 dan F3 berturut – turut sebesar 2,15 ± 0,01, 4,69 ± 0,04 dan 5,78 ± 0,02. Krim dengan konsentrasi ekstrak daging buah labu kuning sebesar 5% dan 10% memiliki proteksi tabir surya kategori sedang.
Latar belakang :Pelarut merupakan komponen yang sangat berpengaruh terhadap parameter spesifik maupun non spesifik dalam ekstrak. Sesuai prinsip like disolve like, akan diperoleh hasil kandungan senyawa metabolit tergantung pada tingkat kepolaran. Kitolod ( Isotoma longiflora) merupakan salah satu tanaman berkhasiat yang belum banyak diketahui kandungan senyawa metabolit di dalamnya. Adanya optimasi pelarut berdasarkan tingkat kepolaran, akan mudah diperoleh jenis senyawa metabolit. Tujuan :Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang pelarut yang cocok dalam menyari kandungan senyawa metabolit pada tanaman kitolod.Metode : Proses ekstraksi dilakukan dengan maserasi sejumlah simplisia dengan menggunakan 3 jenis pelarut yang berbeda tingkat kepolarannya yaitu etanol 96% ( polar), etil asetat ( semi polar), n-heksan ( kurang polar). Optimasi maserasi dilakukan dengan membandingkan parameter spesifik ekstrak meliputi organoleptik, rendemen, hasil uji kualitatif dan kuantitatif ketiga ekstrak. Maserasi dilakukan selama 5 hari, kemudian dilakukan identifikasi senyawa secara kualitatif dan penentuan kadar flavonoid total secara kuantitatif.Hasil : Hasil menunjukkan bahwa ekstrak etanol 96% memiliki rendemen lebih tinggi ( 5,092 %), ekstrak etil asetat 3,304% dan ekstrak n-heksan 2,316%. Secara organoleptis, terdapat perbedaan warna pada ekstrak etanol 96% dengan ekstrak etil asetat dan n heksan. Ekstrak etanol 96% memiliki warna hijau sedangkan kedua ekstrak lainnya berwarna coklat kehitaman. Ketiga ekstrak tersebut memiliki kandungan senyawa metabolit flavonoid, saponin dan tanin dengan kandungan flavonoid total sebesar 0,78 mg QE/mL ( ekstrak etanol 96%), 46 mgE/mL ( ekstrak n-heksan) dan 30,33 mgQE/mL ( ekstrak etil asetat)Kesimpulan : Ekstrak etanol kitolod memiliki rendemen paling banyak dibandingkan dengan ekstrak n-heksan dan ekstrak etil asetat karena etanol merupakan pelarut paling polar di antara ketiganya. Namun memiliki kandungan flavonoid total lebih rendah karena flavonoid yang tersari bukan jenis polar.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.