The aims of the study were: 1) to determine the seeding performance, growth and yield performance of shallot cultivation from TSS (True Shallot Seed), 2) to determine farmers' perceptions of TSS shallot technology, and 3) to analyze the financial of TSS shallot farming in Gorontalo. This TSS shallot applied study was conducted in Gorontalo in 2019. To find out the best seeding technique using a Randomized Block Design (RBD) method with 6 treatments and 10 replications. Farmers' perceptions were analyzed using percentage techniques using a Likert scale based on 30 respondents. Farm financial was analyzed descriptively by calculating revenue, cost and R/C ratio. The results showed that the best TSS shallot seeding was obtained in raised beds with paranetal cover with a growth percentage >90 percent. The growth percentage of TSS after transplanting reached >80 percent with a productivity of 4.9 tonnes/ha. The average farmer's perception of TSS shallot technology showed that the TSS shallot cultivation technology produces tubers of excellent quality, saves seed costs, and farmers are interested in implementing it again. The results of farming financial analysis showed that the TSS shallot farming had an R/C ratio of more than 1 which means it is efficient to implement.
Tebu adalah salah satu komoditas utama di Provinsi Gorontalo. Namun, pengembangan usahatani tebu di Gorontalo terkendala dengan terbatasnya lahan dan rendahnya produktivitas tebu. Pemerintah terus berupaya meningkatkan produktivitas dan efisiensi usahatani tebu melalui penerapan teknologi, optimalisasi pemanfaatan alat dan mesin pertanian, bantuan input produksi, perbaikan jaringan irigasi dan sarana pendukung lainnya. Peningkatan efisiensi usahatani penting dilakukan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efisiensi teknis, alokatif, dan ekonomis usahatani tebu, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi inefisiensi usahatani. Penelitian dilakukan pada tahun 2017 menggunakan metode survei dengan kuisioner atau daftar pertanyaan terstruktur. Lokasi penelitian ditentukan secara purposif di salah satu sentra produksi tebu yaitu di Kabupaten Boalemo. Pemilihan responden dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 47 petani tebu. Metode analisis data menggunakan fungsi produksi Cobb Douglas stochastic frontier dengan metode pendugaan Maximum Likelihood Estimates (MLE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat efisiensi teknis, alokatif dan ekonomis usahatani tebu di Gorontalo berturut-turut, yaitu 0,90; 0,52; dan 0,53, yang berarti bahwa usahatani tebu telah efisien secara teknis, namun belum efisien secara alokatif dan ekonomis. Dari tujuh variabel yang diduga berpengaruh terhadap inefisiensi teknis usahatani tebu, ada enam variabel yang berpengaruh nyata, yaitu pendidikan petani, pengalaman berusahatani, frekuensi penyuluhan, keikutsertaan dalam kelompok tani, akses kredit, dan pendampingan teknologi. Variabel umur tidak berpengaruh nyata terhadap inefisiensi teknis usahatani tebu di Provinsi Gorontalo. Kata kunci : Maximum Likelihood Estimates, produksi gula nasional.
<p>Produksi padi dan jagung dapat ditingkatkan melalui optimalisasi lahan dengan pola tumpangsari. Tidak optimalnya produktivitas padi dan jagung dalam pola tanam tumpangsari mungkin disebabkan oleh kombinasi varietas yang kurang tepat. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kombinasi varietas padi dan varietas jagung yang tepat dalam pola tanam tumpangsari, untuk memperoleh produktivitas yang tinggi. Penelitian dilakukan di Desa Durian, Kecamatan Gentuma Raya, Gorontalo, pada MT 2018/2019, menggunakan rancangan acak kelompok factorial, empat ulangan. Faktor pertama adalah varietas padi, yaitu P1 (Inpago-11), P2 (Inpari-42), P3 (Ponelo), dan P4 (Situbagendit). Faktor kedua adalah varietas jagung, yaitu J1 (Bima-20), J2 (NK-22), J3 (HJ-21) dan J4 ((JH-27), ditambah perlakuan padi monokultur dan perlakuan jagung monokultur. Ukuran petak 12,5 m x 12,5 m. Hasil penelitian menunjukkan kombinasi padi varietas Ponelo dan jagung varietas HJ-21 memberikan hasil tertinggi, masing-masing 4,17 t/ha padi dan 8,32 t/ha jagung. Nisbah kesetaraan lahan tertinggi (2,24) dihasilkan dari kombinasi perlakuan tumpangsari padi varietas Ponelo dengan jagung varietas HJ-21. Padi varietas Ponelo adalah varietas local setempat, sehingga diharapkan mudah untuk diadopsi oleh petani.</p>
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.