Maloklusi kelas III skeletal pada umumnya memiliki hubungan rahang yang prognatik, yaitu mandibula terletak lebih maju dari maksila. Perawatan kamuflase non pembedahan pada pasien dewasa dengan maloklusi kelas III memerlukan pencabutan dua gigi premolar mandibula atau empat gigi premolar untuk memberikan ruang retraksi gigi incisivus mandibula. Prinsip perawatan teknik Begg adalah mekanisme gaya differensial dengan menggunakan gaya yang ringan dan kontinyu. Penggunaan elastik intermaksiler kelas III menyebabkan ekstrusi gigi molar atas, retrusi gigi insisivus bawah, rotasi mandibula searah jarum jam dan perubahan posisi kondilus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan linier dan anguler posisi mandibula pada perawatan kamuflase maloklusi kelas III skeletal setelah dilakukan perawatan ortodontik dengan teknik Begg. Penelitian dilakukan pada 20 pasang sefalogram lateral dari subjek laki-laki dan perempuan usia 18-25 tahun yang memenuhi kriteria penelitian. Seluruh subjek yang dirawat dengan teknik Begg disertai pencabutan dua gigi premolar pertama bawah. Perubahan posisi mandibula ditentukan dengan perubahan titik Pg dan Pg. terhadap sumbu X dan sumbu Y sedangkan perubahan anguler dengan melihat perubahan sudut Y-axis. Data yang diperoleh dianalisisi dengan paired t test. Hasil penelitian perubahan posisi mandibula setelah perawatan ortodontik kamuflase dengan alat cekat teknik Begg menunjukkan perubahan yang bermakna (p<0,05). Titik Pg mengalami pergeseran ke arah posterior dan inferior dan sudut Y-axis mengalami peningkatan berarti terjadi rotasi searah jarum jam.Skeletal Class III malocclusion generally has prognatic jaw relationship. The mandibular is more forward than the maxilla. Camouflage non-surgical treatment in adult patients with Class III malocclusion required extraction of two mandibular premolars or four premolar teeth to give a space of mandibular incisors teeth retraction. The Begg technique treatment principle is the mechanism of differential force using light and continuous force. The use of inter-maxillary elastic Class III causes the extrusion of upper molars, retrusion of lower incisors, clockwise rotation of the mandible and changing of condyle position. This research aims to determine the linear changing and angular position of the mandible on the camouflage treatment of skeletal Class III malocclusion after orthodontic treatment with Begg technique. The research was conducted on 20 pairs of lateral cephalogram of men and women aged 18-25 years who met the research criteria. All subjects were treated with Begg technique with extraction of two lower first premolars. The changing of mandibular position is determined by changing the point Pg and Pg. to X axis and Y axis, while the angular changing is determined by looking at the changing of Y-axis. The obtained data were analysed with paired t test analysis. The results show that there are significant changes in mandibular position after camouflage orthodontic treatment with fixed appliance of Begg technique (p<0,05). Pg point is shifted towards the posterior and inferior, and Y-axis angle increases. It means that the clockwise rotation has happened.
ABSTRAKEktopik kaninus seringkali dijumpai dalam praktek bidang ortodontik. Sebagian orang yang merasa terganggu dengan keadaan ini akan datang ke dokter gigi untuk mendapatkan perawatan. Perawatan ortodontik dilakukan untuk mengoreksi gigi yang ektopik dan memperbaiki fungsi estetik. Pada perawatan kasus ektopik kaninus ini, pencabutan gigi premolar kedua dilakukan karena tidak diperlukan perubahan profil. Teknik Begg merupakan teknik ortodontik yang menggunakan gaya ringan dengan kawat busur berpenampang bulat. Kawat busur akan bergerak bebas tanpa friksi dan menghasilkan gerak tipping mahkota gigi. Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk memaparkan perawatan kaninus ektopik dalam tahapan teknik Begg. Pasien perempuan usia 19 tahun mengeluhkan gigi depan yang gingsul dan berjejal. Hasil pemeriksaan objektif menunjukkan ektopik pada gigi 13, 23 dan 33, overbite 5 mm, crowding anterior mandibula, dan crossbite anterior pada gigi 22 dan 33. Maloklusi kelas I skeletal dengan protrusif bimaksiler dan protrusif bidental, ektopik kaninus maksila bilateral, ektopik kaninus mandibula unilateral, deep bite, crowding anterior mandibula dan crossbite anterior. Dilakukan perawatan ortodontik cekat teknik Begg multiloop dengan pencabutan 15, 25, 36 dan 46. Sembilan bulan setelah perawatan, crossbite anterior, dan gigi 13, 23 dan 33 yang ektopik telah terkoreksi. Crowding anterior mandibula telah mengalami perbaikan dan perawatan masih berlanjut hingga saat ini. Perawatan teknik Begg multiloop dengan pencabutan gigi premolar kedua merupakan alternatif perawatan untuk koreksi ektopik kaninus, jika tidak diperlukan perubahan profil wajah pasien. MKGK. Juni 2015; 1(1): 39-45Kata kunci: ektopik kaninus, pencabutan gigi premolar kedua, teknik Begg, multiloop. ABSTRACT: Ectopic Canines Treatment Using Begg Technique with Second Premolar Extraction. Ectopic canines are often found in the field of orthodontic practice. People who are annoyed with this situation usually come to an orthodontist to seek for treatment. Orthodontic treatment has been performed to correct ectopic teeth and improve the function of aesthetics. In this case of ectopic canines, a second premolars tooth was extracted because profile changes are not required. Begg orthodontic technique is
Latar Belakang: Crossbite posterior merupakan hubungan abnormal dari gigi-gigi posterior secara bukolingual pada rahang atas atau bawah pada saat kedua lengkung gigi berada dalam oklusi sentrik yang dapat terjadi pada satu atau kedua sisi rahang. Posterior crossbite adalah maloklusi yang paling sering muncul pada masa gigi susu dan awal gigi bercampur. Tujuan Perawatan: mengoreksi crossbite posterior dan mengembalikan fungsi pengunyahan yang baik. Kasus: Perempuan 20 tahun dengan maloklusi Angle klas III disertai crossbite posterior kanan, crowding rahang atas dan bawah. Penanganan: menggunakan alat cekat teknik Begg dengan pencabutan gigi premolar I rahang atas kiri, kedua premolar I rahang bawah, cross elastik, toe-in, dan toe out digunakan untuk koreksi crossbite. Kesimpulan: Perawatan crossbite posterior dengan teknik Begg menunjukkan hasil yang cukup memuaskan. Prognatik mandibula berkurang, crossbite terkoreksi, overjet normal, overbite normal, dan fungsi pengunyahan menjadi lebih baik. Background: Posterior crossbite is defined as any abnormal bucal-lingual relations between posterior teeth of upper and lower jaw in centric occlusion which can occur in one side only or both. Posterior crossbite is one of the most prevalent malocclusion in primary and early mixed dentition. Purpose: to correct posterior and restore normal mastication. Case: 20 years old woman with Angle’s class II accompanied by posterior crossbite on the right side and crowding in anterior segment of upper and lower jaw. Management: using the Begg fixed appliance techniques with the extraction of upper left, and two lower first premolars. Cross elastic along with toe in and toe out on the main wire was used to correct posterior crossbite. Conclusion: Posterior crossbite treatment with Begg technique showed satisfactory results. Prognatism mandibula had reduced, regained normal overjet and overbite, and restored good mastication.
Mekanisme perawatan dengan Multiloop Edge Wise (MEAW) efisien dalam melakukan koreksi maloklusi berat dengan defleksi tekanan yang sangat rendah. Tujuan pemaparan kasus adalah evaluasi perawatan crowding berat disertai palatal bite menggunakan multiloop edgewise archwire. Seorang laki laki 15 tahun dengan maloklusi Angle kelas I tipe 1,4, skeletal kelas I dengan bimaksilari retrusif disertai bidental protrusif. Crowding berat pada regio anterior dan posterior serta palatal bite pada gigi 12, 11, 21, 22 terhadap 42, 41, 31, 32, scissor bite pada gigi 15 terhadap 45, overjet 6,21 mm dan overbite 6,04 mm. Bentuk lengkung gigi pada rahang atas parabola asimetri sedang pada rahang bawahomega asimetri. Lengkung gigi regio posterior mengalami kontraksi lateral dan lengkung gigi kearah anterior mengalami protraksi. Perawatan kasus dilakukan dengan menggunakan alat cekat teknik Edgewise dengan multiloop pada regio anterior dan posterior disertai pencabutan empat gigi premolar pertama. Hasil perawatan setelah 6 bulan menunjukkan crowding, palatal bite, dan scissor bite terkoreksi. Overjet menjadi 4,20 mm dan overbite 3,90 mm. Bentuk lengkung pada rahang atas dan rahang bawah menjadi parabola simetris. Jarak intermolar rahang atas bertambah sebesar 2,11 mm dan rahang bawah bertambah sebesar 1,22 mm. Effectiveness of multiloop edge wise arch in severe crowded case accompanied by palatal bite. MEAW appliance is a tehnique which is able to efficiently treat many cases including severe crowding with very low load deflection. The objectives of this study is to evaluate the treatment of severe crowding malocclusion with palatal bite using multiloop edgewise archwire. A 15 years old man with Angle class I type 1,4 malocclussion, class I sceletal with bimaxillary retrusion and bidental protusion. Severe crowding malocclusion in anterior and posterior region, palatal bite in 12, 11, 21, 22 to 42, 41, 31, 32, scissor bite in 15 to 45, overjet 6,21 mm and overbite 6,04 mm. asymmetry in both of dental arch, but the shape of the upper arch was parabola and lower arch was omega. Contraction of dental arch in posterior region and protraction in anterior region. This case was treated with extraction of four first premolar using multiloop edgewise arcwire tehnique, the loops were placed in anterior and posterior region. After six month of treatment the result showed that MEAW could correct severe crowding, palatal bite and scissor bite. Overjet became 4,20 mm and overbite became 3,90 mm. Shape of upper and lower dental arch became symmetric parabola. Upper intermolar increased 2,11 mm and lower intermolar 1,22 mm.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.