Nowadays, the incidence of traffic accidents increases annually. Injuries caused by traffic accidents show specific patterns, which differ from that of injuries due to other causes. Information of injury patterns due to accidents can be very useful in the management of treatment. The aim of this retrospective study is to describe the kinds of injuries in autopsied victims due to traffic accidents, which were autopsied, and in some cases handled in Prof.dr.R.D.Kandou Manado General Hospital from 2004 until 2008. The results showed that 77.7% of deaths were due to traffic accident head injuries, and 22.2% to chest injuries. We observed that they had obvious internal organ damage, especially in the abdomen, which observation could not have been predicted just from external examination. Therefore, it can be concluded that not only deaths by traffic accidents, but all fatalities should undergo autopsy to verify the exact cause of death. Keywords: injury pattern, retrospective study, forensic autopsy Abstrak: Angka kecelakaan lalu lintas tiap tahun meningkat. Cedera yang ditimbulkan memiliki pola tertentu yang berbeda dengan cedera akibat kekerasan lain. Informasi mengenai pola cedera pada kecelakaan lalu lintas dapat digunakan dalam pengobatan. Studi retrospektif ini mendeskripsi-kan cedera yang ditemukan pada autopsi korban kecelakaan lalu lintas di rumah sakit umum Prof.dr.R.D Kandou di Manado, periode tahun 2004 – 2008. Hasil survei menemukan bahwa 77,7% kasus kematian akibat kecelakaan lalu lintas disebabkan oleh cedera kepala, dan 22,2 % akibat cedera pada dada. Dari pengamatan penulis tampak dengan jelas kerusakan organ dalam, terutama pada perut tidak dapat diperkirakan hanya dengan pemeriksaan luar mayat. Perlu dipikirkan bersama agar dapat diciptakan kondisi di mana korban meninggal pada kasus kecelakaan lalu lintas maupun untuk kasus yang lain dapat menerima pelayanan autopsi forensik. Kata kunci: Pola cedera, studi retrospektif, autopsi forensik
Traffic accident as a health problem being the most causal factor of injury in the world. Most cases of injuries occur in the age range 15-44 years and are dominated by man with disability proportion and also that of traffic accident around 25%. The most important factor who determine level of accident distribution by human error who contribute 75-80% and also affected by disciplinary factor in driving (80-90%), vehicle factor (4%), the road (3%), and environment factor (1%). This study aimed to obtain some information about the death caused by traffic accident in Tomohon city between the years 2012-2014. This was a descriptive retrospective study using data of Police Department in Tomohon from October to November 2015. The results showed that the peak of deaths due to traffic accidents in Tomohon city (2012-2014) was in 2013 with 50 male victims from 59 victims aged 15-24 years. Most of the victims were motorcycle drivers.Keywords: death, traffic accidentAbstrak: Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah kesehatan yang menjadi penyebab terbanyak terjadinya cedera di seluruh dunia. Kasus cedera terbanyak terjadi pada rentang usia 15 - 44 tahun yang didominasi kaum pria dengan proporsi disabilitas dan kematian karena kecelakaan sekitar 25%. Faktor yang dianggap menentukan tingginya jumlah kecelakaan dan keparahan korban kecelakaan yaitu faktor manusia yang memberikan kontribusi 75-80% yang juga dipengaruhi oleh faktor kedisiplinan dalam berkendara (80-90%), faktor kendaraan (4%), faktor jalan (3%) , dan faktor lingkungan (1%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui informasi mengenai kematian akibat kecelakaan lalu lintas di kota Tomohon tahun 2012 – 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif retrospektif yang dilakukan di bagian lalu lintas POLRESTA TOMOHON pada bulan Oktober – November 2015. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menggambarkan kematian akibat kecelakaan lalu lintas di kota Tomohon 2012 – 2014 mengalami puncak kenaikan pada tahun 2013 dengan korban terbanyak laki – laki dan berada direntang usia 15 – 24 yang berstatus sebagai pengendara sepeda motor. Lokasi kejadian kecelakaan tersering di wilayah Tomohon Tengah yang didominasi jalan dalam kota.Kata kunci: kematian, kecelakaan lalu lintas
Abstrack: Traffic accidents lately occur anywhere and are already familiar. Most accidents are motor accident with head injury, where it can lead to death. This research isto describe the victim died with a head injury in a traffic accident forensics section BLU Prof.Dr.R.D.Kandou Hospital Manado period 2011-2012. In this study, researcher uses retrospective descriptive method. Datawere collected from medical records of all cases of accidents in the years 2011-2012. The conclusion ofthis research, cases of traffic accidents with head injuries are more prevalent than others, most especially in the region of the temporal head injury can effect to death. Researcher suggests that tightened regulations in traffic and further enhanced prevention efforts from the government, police, and medical teams. Keyword : head injury, traffic accident Abstrak: Kecelakaan lalu lintas akhir-akhir ini terjadi dimana saja dan sudah tidak asing lagi. Kasus kecelakaan terbanyak adalah kecelakaan bermotor dengan cedera kepala, dimana hal ini dapat mengakibatkan kematian. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran korban meninggal dengan cedera kepala pada kecelakaan lalu lintas dibagian forensik BLU RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado periode tahun 2011-2012. Dalam penelitian ini peniliti, menggunakan metode deskriptif retrospektif. Data penelitian dikumpulkan dari rekam medik seluruh kasus kecelakaan di tahun 2011-2012.Kesimpulan dari penelitian ini, kasus kecelakaan lalu lintas dengan cedera kepala lebih banyak terjadi dari cedera lainnya, khusunya paling banyak cedera kepala di regio temporalis yang dapat mengakibatkan kematian. Peneliti menyarankan agar lebih diperketat lagi peraturan-peraturan dalam berlalu lintas dan lebih ditingkatkan lagi berbagai usaha pencegahan dari pihak pemerintah, kepolisian, dan tim medis. Kata kunci :Cedera kepala, kecelakaan lalu lintas.
Forensic identification is a method to provide assistance for investigators in personal identification which is very important in court. Forensic anthropology is a branch of physical anthropology that assists medical forensic practice by focusing on individual biological profile asessment and reconstruction by using anthropometry. Body height is a parameter of human growth and health. In forensic anthropology, height is also a main biological profile in identification. Foot length can be used to determine body height since there is a correlation between these two biological profiles. This study aimed to obtain the relationship between foot length and body height. This was a quantitative analytical study. Subjects were students of batch 2012 of Faculty of Medicine, University of Sam Ratulangi Manado, aged >21 years. The results showed that there was a positive correlation (r= 0.539) with a probablity value of 0.000. Conclusion: There was a significant positive correlation between foot length and height. Keywords: forensic identification, forensic anthropology, anthropometry Abstrak: Identifikasi forensik merupakan upaya yang bertujuan membantu penyidik dalam menentukan identitas seseorang yang sangat penting dalam peradilan. Sebagai salah satu cabang antropologi khususnya antropologi ragawi, peran antropologi forensik didasarkan pada kemampuan pemeriksaan antropologis untuk menilai dan merekonstruksi gambaran biologis individu manusia; salah satu cara identifikasi ialah dengan antropometri. Tinggi badan merupakan suatu parameter dari pertumbuhan dan kesehatan manusia. Tinggi badan juga merupakan salah satu ciri utama untuk proses indentifikasi. Bagian tubuh yang dapat menunjang pengukuran tinggi badan yaitu panjang telapak kaki karena tinggi badan dan panjang telapak kaki mempunyai hubungan yang berbanding lurus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara panjang telapak kaki dan tinggi badan. Jenis penelitian ini kuantitatif analitik. Subyek penelitian ialah mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado angkatan 2012 yang berusia >21 tahun. Penelitian ini dilakukan di Manado pada bulan Oktober-Desember 2015. Hasil penelitian mendapatkan korelasi positif antara kedua variabel dengan nilai koefisien r = 0,539 yang menunjukkan bahwa kedua variabel berhubungan positif. Terdapat hubungan bermakna antar kedua variabel penelitian dengan nilai P = 0,000. Simpulan: Terdapat hubungan positif bermakna antara panjang telapak kaki dan tingggi badan.Kata kunci: identifikasi forensik, antropologi forensik, antropometri
Scrutinized and devoted efforts are needed to unveil mysteries of forensic cases. A variety of methods may be needed, methods that are accountable in court. During the flow of time, some evidence, especially human tissues will degrade and eventually vanish. Albeit, to forensic entomologists, the degradation of human remains will bring other new evidence which is scientifically accountable in court. Just as in life, after death the tissues of humans are still attractive to a variety of insects. Different insects are attracted at different stages of decomposition of the body. These insects follow certain set patterns of development in or on the body. Identification of the types of insects present, and their stages of development, in conjunction with the knowledge of the rates of their development, can be used to determine approximately how long a body has been dead. In addition, this identification might indicate whether a body has been moved from one area to another. Key words: forensic cases, methods, insects. Abstrak: Dibutuhkan dedikasi dan ketelitian dalam mengungkap berbagai misteri di balik kasus-kasus forensik. Berbagai metode akan amat dibutuhkan dalam menjawab berbagai pertanyaan terkait kasus-kasus tersebut, dan sudah menjadi keharusan bahwa bukti atau kesaksian ahli ini dapat dipertanggungjawabkan. Dengan berjalannya waktu, beberapa barang bukti, terutama jaringan tubuh manusia akan mengalami proses degradasi dan akhirnya hilang. Namun demikian, bagi seorang ahli entomologi forensik, kerusakan dan hilangnya jaringan tubuh tadi dapat membawa bukti-bukti baru. Bukti yang tentunya dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah di pengadilan. Seperti saat hidup, jaringan tubuh manusia setelah kematian tetap menarik bagi berbagai jenis serangga. Jenis serangga yang berbeda akan tertarik pada tahap yang berbeda pula dari tahapan-tahapan pembusukan jaringan tubuh manusia. Serangga-serangga ini mengikuti suatu pola perkembangan. Terkait dengan pengetahuan mengenai pertumbuhan dan perkembangan mereka, hal ini dapat digunakan untuk membuat suatu perkiraan berapa lama tubuh tadi telah mati. Sebagai tambahan, identifikasi hal di atas juga akan dapat mengindikasikan apakah mayat telah dipindahkan dari satu area ke area yang lain. Kata kunci: kasus forensik, metode, serangga.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.