Construction and shipbuilding of traditional ships are individual character, and should be preserved. Traditional ships are generally managed by middle economic groups of people, but very strategic in distributing public goods to the islands that are difficult for conventional vessels. Problem that emerged in traditional ships is high level of accidents and caused predominantly by their human resources. Therefore, in this research attempted strategies to overcome the problem through SWOT analysis in order to improve safety performance of traditonal ships. Result of analysis showed the need some strategies among others capacity building of human resource in shipbuilding, to encourage the improvement of shipbuilding standards, to encourage the improvement of ship classification standards, and to encourage their ability in mastery of loading and unloading systems.
Salah satu keberhasilan peningkatan pelayanan kapal adalah adanya perbaikan terhadap kinerja pelabuhan sehingga dapat memberikan kepuasan bagi pengguna jasa. Permasalahan pokok dalam pelayanan jasa transportasi laut di Sunda Kelapa adalah kurang efisien dan efektif dalam penyelenggaraannya yang berakibat pada lemahnya daya saing pelabuhan pada tataran nasional khususnya bagi pelabuhan Sunda Kelapa. Hal ini tercermin pada perolehan muatan yang dapat ditangani sebesar ± 3,4 % dari total muatan yang diangkut oleh pelayaran nasional. Kecilnya pangsa muatan ini tentu erat kaitannya dengan produktivitas bongkar muat barang di pelabuhan yang tampaknya belum signifikan oleh karena produktivitas bongkar muat kapal (TSHP) menurun akibat menurunnya kepercayaan pemilik barang yang ditandai dengan mulai beralih pengangkutannya ke jenis kapal konvensional lain. Disamping itu, ship output (TSHP) sebagai indikator produktivitas kapal menunjukkan angka yang kurang baik oleh karena masih banyaknya waktu yang tidak produktif. Hal ini ditunjukkan bahwa TSHP yang pada tahun 2000 sudah tinggi, namun setelah itu cenderung menurun. Demikian pula jam menganggur di pelabuhan sangat besar jika dibandingkan dengan jam efektifnya, dan berdampak pada produktivitas kapal tidak linier dengan kunjungan kapal yang relatif cukup banyak.
International Maritime Organization (IMO) telah mengeluarkan berbagai code untuk menjamin keselamatan dan keamanan pelayaran. Salah satu diantaranya adalah keamanan operasional kapal dan fasilitas pelabuhan yang dituangkan dalam bentuk ISPS Code (code for international ship and port facility security), namun penerapannya belum optimal terutama karena ketidaksiapan dari operator maupun regulator dengan bebagai alasan yang semestinya dapat diatasi. Oleh karena itu penelitian ini menganalisis penerapan aturan/ koda pengamanan kapal dan fasiltias pelabuhan dari beberapa aspek seperti sarana dan prasarana, sumberdaya manusia, manajemen pengamanan kapal dan pelabuhan, metode pengamanan, serta aspek finansial pengamanan kapal dan pelabuhan. Analisis ini dilakuan berdasarkan metode analisis SWOT terhadap keseluruhan aspek tersebut. Hasil akhir dari kajian ini berupa strategi-strategi penerapan yang antara lain meliputi: peningkatan profesionalisme SDM yakni SSO, PFSO dan CSO; peningkatan ketersediaan sistem dan perangkat komunikasi dan peralatan keamanan seperti CCTV, VTIS, metal detector; mengoptimalkan peran dan tanggung jawab port security melalui kerjasama antar perusahaan pelayaran dan pelabuhan serta instansi terkait lainnya; mengoptimalkan peran dan tanggung jawab keamanan serta mewujudkan metodologi penilaian keamanan dan rencana maupun prosedur tindakan aksi pengamanan di pelabuhan.
AbstrakDalam rangka meningkatkan pelayanan terhadap kapal dan barang di pelabuhan, pemerintah mengeluarkan berbagai regulasi agar lebih efisien dan menarik investasi sehingga kegiatan ekonomi Indonesia terus meningkat. Salah satu regulasi yang dikeluarkan adalah kebijakan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) secara elektronik atau dikenal dengan nama Indonesia National Single Window (INSW). Inaportnet merupakan salah satu bagian dari implementasi program INSW yang merupakan sistem elektronik dalam pelayanan pengurusan dokumen kepelabuhanan (bongkar muat) dan dokumen kapal. Inaportnet sebagai portal yang dioperasikan dan diintegrasikan ke seluruh pola kegiatan pelayanan terhadap kapal dan barang ternyata masih belum memberikan pelayanan secara cepat, misalnya masih sering terjadi gangguan perencanaan kapal sandar, pemanduan, dan bongkar muat. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode gap analysis dengan melihat beberapa aspek seperti teknis operasional, legalitas, dan kelembagaan. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Tajung Perak melalui wawancara dan pengedaran kuesioner untuk mengetahui penilaian responden yang sebagian besar adalah para pengusaha pelayaran. Hasil penelitian menyatakan bahwa meskipun telah banyak yang merasa nyaman dengan sistem inaportnet, tetapi masih ditemukan beberapa hal yang perlu peningkatan atau perbaikan agar meningkatkan kepuasan para pengguna jasa kepelabuhanan antara lain pelayanan labuh, pandu, tunda, dan tambat (PPKB-D), pelayanan Daftar Urutan Bongkar (DUB), rencana kegiatan muat dan penerbitan Kartu Stack Ekspor (KSE), pengurusan dokumen Persetujuan Ekspor (PE), dan perizinan karantina.Kata kunci: Pelayanan terpadu satu pintu, Inaportnet.AbstractInaportnet Implementation in One Door Integrated Services at Tanjung Perak Harbor in Surabaya: In order to improve services for ships and goods in ports, the government issued various regulations to make it more efficient and attract investment so that Indonesia's economic activities continue to increase. One of the regulations issued is One Stop Integrated Services (PTSP) policy electronically known as the Indonesia National Single Window (INSW). Inaportnet is one part of the implementation of INSW program which is an electronic system in the management of port documents (loading and unloading) and ship documents. Inaportnet as a portal that is operated and integrated into all patterns of service activities for ships and goods, apparently still does not provide services quickly, for example there are still frequent interruptions in berth ship planning, scouting, loading and unloading. Therefore, the authors conducted a study using the gap analysis method by looking at several aspects such as operational technicalities, legality, and institutions. The study was conducted at the Port of Tajung Perak through interviews and questionnaires to determine the assessment of respondents who were mostly shipping entrepreneurs. The results of the study stated that although there were many who felt comfortable with the Inaportnet system, there were still some things that needed to be improved in order to be more satisfying for port service users, including landing, scouting, delaying and mooring services (PPKB-D), list services order of unloading (DUB), planned loading and issuance of export stack cards (KSE), processing of export approval documents (PE), and quarantine license.Keywords: One Stop Integrated Services, Inaportnet.
arang antar pulau-pulau kecil di Indonesia pada umumnya masih didominasi oleh general cargo, sedangkan untuk rute antar pelabuhan utama saat ini muali mengarah ke container cargo. Ini terjadi karena petikemas lebih efisien dan dapat menjaminan keamanan barang. Keunggulan tersebut perlu didukung sistem pengangkutan yang terencana agar konsolidasi barang di pelabuhan karena dampak positif yang ditimbulkan antara lain shipper akan memperoleh tarif yang rendah, dan shipping line memperoleh jaminan ketersediaan barang. Pelabuhan Tarakan oleh PT (Persero) Pelabuhan Indonesia IV akan dikembangkan menjadi pelabuhan tempat alih moda yang berhadapan langsung dengan kawasan Asia Pasifik. Pengembangan ini mengakibatkan pelabuhan Tarakan berpotensi menjadi pelabuhan konsolidasi muatan (container dan general cargo). Oleh karena itu, dilakukan pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi dan opini responden utuk dianalisis dengan pendekatan kuantitatif menggunakan metode analisis IPA (Importance Performance Analysis). Dalam analisis ditemukenali 28 variabel yang terbagi kedalam 3 atribut pelayanan yakni sarana, prasarana dan sumberdaya manusia. Hasil analisi menunjukkan bahwa terdapat gap yang perlu perbaikan terhadap ketiga atribut tersebut. Perlu perhatian manajemen/pimpinan Pelabuhan Tarakan untuk mempersiapkan seluruh jajarannya, meningkatkan kapasitas dan kinerja fasilitas serta memperbaiki kelemahan yang ditemukan secara sistematis dan berkelanjutan agar mampu menghadapi persaingan dan dapat menekan biaya logistik yang di Indonesia masih termasuk tinggi.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.