Collembola adalah organisme yang bermanfaat bagi kesehatan tanah karena membantu dalam perombakan bahan organik dalam rantai makanan dan perannya masih belum dikenal secara luas di Indonesia. Informasi tentang Collembola sangat terbatas, terutama di perkebunan kelapa sawit sehingga sangat menarik untuk dikaji. Penelitian bertujuan untuk mempelajari kelimpahan dan keanekaragaman Collembola pada perkebunan kelapa sawit serta mengkaji pengaruh faktor lingkungan (curah hujan dan kelembaban) terhadap Collembola. Penelitian dilakukan di Perkebunan kelapa sawit rakyat di empat desa, yaitu Bungku, Pompa Air, Sungkai, dan Singkawang di Kecamatan Bajubang, Jambi. Pengamatan dilakukan pada bulan November 2013 hingga April 2014. Pengambilan contoh tanah dilakukan dengan menggunakan pisau berbentuk segi empat berukuran 16 cm x 16 cm yang dimasukkan ke tanah sedalam 5 cm. Contoh tanah diambil pada empat plot yang berada pada empat desa. Pada setiap lokasi dibuat satu petak berukuran 50 m x 50 m. Pengambilan contoh tanah dilakukan pada piringan dan gawangan mati, setiap bulan selama 6 bulan, sebanyak 3 sampel di piringan dan 3 sampel di gawangan mati yang dilakukan secara acak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Collembola yang diperoleh dari seluruh area yang diamati berjumlah 3 ordo, 7 famili, dan 21 genus dengan total kelimpahan 21.951 individu. Kelimpahan Collembola yang ditemukan pada piringan berjumlah 9.960 individu terdiri atas 3 ordo, 6 famili, dan 17 genus. Sedangkan pada gawangan mati berjumlah 11.991 individu terdiri atas 3 ordo, 7 famili, 16 genus. Di antara ketiga ordo yang ditemukan Entomobryomorpha memiliki kelimpahan tertinggi, yaitu mencapai 19.999 individu baik pada piringan maupun gawangan mati. Dari hasil penelitian diduga bahwa kelimpahan dan keanekaragaman dipengaruhi oleh pemupukan, kekeringan, dan herbisida. Pemupukan dari bahan organik dapat meningkatkan kelimpahan, sementara kekeringan dan penggunaan herbisida dapat mengurangi kelimpahan Collembola.
Rice is a cereal crop that belongs to the graminae family of high economic value, and is the main food for more than a portion of the world's population. This study aims to determine the relationship genetic of rice in Kampar by RAPD marker. Eight genotypes of rice from district in Kampar were amplified using eight primers (OPA 5, OPB 7, OPC 19, OPD 2, OPD 3, OPD 8, OPD 11, and OPD 13). The analysis of molecular data was performed by using NTSys pc -2.02 and GenAlex 6.1 . The results of the amplification of rice produced 48 loci with DNA band sizes obtained ranging from 350-1700 bp. The average percentage of polymorphic loci of the eight primers was 49.80%, where the highest percentage of polymorphic loci produced by OPA-7 primer was 75%, while the lowest polymorphic locus percentage was observed in OPD-13 primer which was 14.28%. The value of genetic distance between rice from Kampar in this study is in the range of 0.06 - 0.37. At a genetic distance of 0.79, rice plants can be grouped into two groups, namely the first group consisting of sokan and coku. The second group consisted of suntiong, korean , cupak putio, kuniong, jangguik, and cupak tenggi. The results of this study are expected to be taken into consideration in developing rice breeding strategies in the future.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.