Sebagai kota besar bukan berarti setiap wilayah Surabaya harus menjadi kawasan wisata dan destinasi. Setiap wilayah kota memiliki fungsinya masing masing. Namun tidak memiliki fungsi wisata bukan berarti infrastruktur suatu wilayah tidak perlu diperhatikan. Wilayah perbatasan Surabaya barat (benowo) tidak memiliki area wisata yang menarik, sampai pertengahan 2017 tidak memiliki taman satupun, infrastruktur kota kurang dan akses jalan sangan minim, dan menjadi wilayah yang tidak dikenal sebagai apapun selain tempat pembuangan sampah akhir. Tujuan akhir pada desain berfokus pada arsitektur yang meningkatkan infrastruktur wilayah benowo perbatasan kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Namun arsitektur tetap mengintegrasikan hubungan bangunan, ruang terbuka hijau dan kebutuhan masyarakat sekitar. Privasi dalam desain ini menjadi poin yang sangat penting karena pertemuan antara penghuni dan pengunjung tiap hari akan mempengaruhi personal space masingmasing orang. Programatik fasilitas dan ruang harus menjadi sangat fleksibel untuk memberikan kenyamanan bagi masyarakat sekitar juga.
Housing needs are an urgent necessity for middle income residents in several areas in Surabaya. Thus, there are several dense settlements that were built illegally. The government provides the solution of simple rental flats (Rusunawa) as their substitute residence. Relocation of illegal settlement to rusunawa is often rejected by the inhabitant because oftentimes the design does not accommodate basic needs according to inhabitant's perceptual and subjective view. Space invasion as a lifestyle expression of informal settlement is often overlooked when designing a simple, low-cost apartment buildings (Rusunawa). The purpose of this study is to propose a flexible architectural concept, based on observations of space invasion exploration gathered from field studies. This study is initiated from an exploratory thinking which drives the formation of the architectural design-based research to determine the design issue, hypothesis and design mapping based on the method of conceptual design. Literature and precedent studies are obtained to propose the first hypothesis that will be applied and explored through field research investigation. The field study is conducted at the riverbank's settlement of Medokan Semampir Indah Tangkis Surabaya, which has a creative pattern and expression of space invasion. Our hypothesis states that spatial invasion activities are ways of expressing the lifestyle of people who live in riverbanks settlement. The Spatial invasion is expressed in domestic, social and economic activities. The results are then used as main idea or primary force for the concept design of collective residence, and to provide design criteria and parameters that suits to the needs and desires of the inhabitants.
Invasi spasial merupakan ekspresi subyektif dari masyarakat berpenghasilan rendah di daerah bantaran sungai. Kebiasaan atau gaya hidup ini merupakan salah satu ekspresi masyarakat untuk memenuhi kurangnya ruang spasial di lingkungan permukiman terutama di daerah bantaran sungai. Studi sebelumnya menyatakan beberapa hal, invasi gaya hidup masyarakat tepi sungai terjadi terutama ketika ruang permukiman digunakan berbagi. Selain itu, studi preseden rusunawa di Surabaya menunjukkan keberadaan ruang-ruang sebagai penghubung antar ruang, antar unit, dan antar bangunan, dimana ruang – ruang tersebut biasanya diinvasi oleh penguni untuk aktivitas domestik maupun sosial. Studi kualitatif dilakukan untuk menemukan konfigurasi invasi spasial melalui kegiatan observasi dan wawancara mendalam dengan beberapa partisipan yang tinggal di pemukiman tepi sungai. Penelitian ini menganalisa apakah penggunaan ruang di rusunawa dapat didesain dan diperlakukan seperti aktivitas dan intervensi penggunaan ruang di kampung, dalam konteks di sempadan sungai. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kesamaan penggunaan ruang publik di pemukiman warga dan rusunawa. Ruang tersebut menjadi konsep dalam penelitian ini, yaitu eventual space invasion. Ruang bersama untuk aktivitas masyarakat di permukiman dapat disediakan di bangunan rusunawa dengan dukungan beberapa elemen arsitektur. Ekspresi ini kemudian disimulasikan ke dalam beberapa ilustrasi konsep rancangan bangunan rusunawa dengan menerapkan beberapa kriteria. Hasil akhir mengusulkan beberapa potensi ruang di rusunawa yang bisa digunakan untuk kepentingan domestik maupun sosial.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.