Kabupaten Lumajang merupakan wilayah yang rentan terhadap tsunami karena berbatasan langsung dengan Pantai Selatan yang menjadi pusat gempa bumi serta keadaan pesisir pantai selatan Lumajang yang memiliki tingkat kepadatan penduduk dan pemukiman, aktivitas pemerintahan dan perekonomian yang tinggi. Pemetaan tingkat kerentanan tsunami perlu dilakukan sebagai informasi mitigasi dan rencana tata ruang wilayah. Lokasi penelitian adalah 5 (lima) kecamatan di pesisir Pantai Selatan Lumajang yaitu Yosowilangun, Kunir, Tempeh, Pasirian, dan Tempursari. Tujuan penelitian ini adalah membuat peta kerentanan tsunami Kabupaten Lumajang menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Pendekatan variabel kerentanan meliputi elevasi daratan, kemiringan, morfometri pantai, penggunaan lahan, jarak dari pantai dan jarak dari sungai. Metodologi penelitian antara lain pengumpulan data primer dan sekunder, pengolahan data parameter yang mewakili tiap variabel kerentanan serta pemberian bobot dan skor. Hasil kajian ini menghasilkan peta-peta variabel kerentanan wilayah penelitian yang selanjutnya dapat digunakan untuk kebijakan pemerintah daerah dan tindakan mitigasi seperti pemetaan tingkat risiko tsunami.
Telah dilakukan penelitian untuk mendeteksi keberadaan air lindi dengan metode VLF dimana pengolahan data yang dilakukan menggunakan Filter Fraser dan Karous-Hjlet. Hasil filter Fraser menghasilkan perpotongan grafik Inphase dan Quadrature yang mana anomali dapat dilihat jika grafik tersebut berpotongan pada saat Inphase negatif dan Quadrature positif sedangkan hasil Filter Karous-Hjelt menghasilkan penampang 2 dimensi dengan parameter rapat arus. Dari hasil penelitian diperoleh keberadaan air lindi ditunjukkan oleh adanya anomali konduktif pada lintasan 1 berada pada posisi 75-125m, 140-160m dan 210-230m, untuk Lintasan 2 berada pada posisi 20-25 m dan 75-135 m, sedangkan Lintasan 3 berada pada posisi 20-50m, 75-170 m dan 210-250 m. Hasil Filter Fraser dan Karous-Hjelt bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan air lindi yang diinterpretasi secara kualitatif dengan adanya anomali yang bersifat konduktif, namun hanya bisa melihat anomali secara lateral (horizontal).
Pengembangan lapangan migas masih sangat digencarkan, khususnya pada Lapangan "Kaprasida". Pada lapangan ini dilakukan studi pengembangan terhadap reservoar sekunder, yaitu pada Formasi Transisi, Upper Menggala, dan Lower Menggala. Reservoar sekunder masih menyimpan beberapa struktur jebakan hidrokarbon yang perlu analisis lebih dalam. Oleh karena itu, pada lapangan ini dilakukan proses reinterpretasi terhadap patahan dan lapisan tersebut, sehingga menghasilkan peta struktur domain waktu. Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan reinterpretasi yang menghasilkan peta struktur domain waktu, sehingga dapat melakukan analisis pada peta struktur. Setelah dilakukan analisis pada peta struktur domain waktu ketiga lapisan, didapatkan beberapa zona target berupa beberapa struktur antiklin. Zonasi struktur antiklin terdapat pada wilayah barat TG2, selatan TG2, timur TG2, barat TG4, dan utara TG1. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan struktur jebakan hidrokarbon baru untuk kegiatan pengembangan Lapangan "Kaprasida".
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.