Tata guna lahan dipercaya mempengaruhi tarikan perjalanan. Hal ini dikarenakan tata guna lahan berhubungan erat dengan pemenuhan kebutuhan manusia. Pandemi Covid19 telah mempengaruhi berbagai aspek dalam kehidupan manusia, termasuk dalam melakukan pergerakan dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari (aktivitas). Fenomena ini terjadi sangat signifikan di awal masa pandemi karena adanya pembatasan sosial oleh pemerintah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pergerakan orang ke kawasan komersial pada awal masa pandemi di Kota Banda Aceh, dengan merekam data penggunaan lahan parkir. Lokasi tinjauan adalah kawasan komersial pusat perbelanjaan Suzuya Mall Kota Banda Aceh. Data yang dikumpulkan terdiri dari data penggunaan lahan parkir sebelum dan selama awal pandemi, dimana diberlakukan himbauan pembatasan sosial di Kota Banda Aceh. Metode pengumpulan data dilakukan dengan mengambil data sekunder, yaitu data penggunaan lahan parkir yang bersumber dari mesin pencatat parkir otomatis. Analisis data dilakukan secara deskriptif berdasarkan data kendaraan yang masuk ke lahan parkir pada kawasan tinjauan. Data ini diolah dalam bentuk fluktuasi jumlah kendaraan per hari selama masa pengumpulan data. Analisis ini juga dapat mengidentifikasi efektivitas himbauan pemerintah terkait pembatasan sosial. Hasil menunjukkan bahwa terdapat penurunan pergerakan orang ke kawasan komersial dengan menggunakan sepeda motor sebesar 70,4%, dimana jumlah kedatangan tertinggi adalah 1936 kendaraan/hari menjadi 573 kendaraan. Sedangkan jumlah kunjungan dengan menggunakan mobil juga mengalami penurunan sebesar 57,53% dimana kunjungan tertinggi 1439 kendaraan/hari dan kunjungan terendah 611 kendaraan/hari. Namun demikian, telihat kenaikan jumlah kunjangan pada akhir pekan pertama pembatasan social. Dapat disimpulkan bahwa himbauan pembatasan sosial dari pemerintah mempengaruhi perilaku masyarakat dalam melakukan pergerakan di masa pandemi.
Jalan Teuku Iskandar merupakan salah satu jalan yang mudah diakses oleh masyarakat yang tinggal di seputaran Aceh Besar yang langsung dengan Kota Banda Aceh. Jalan Teuku Iskandar termasuk kedalam jalan Arteri Primer bertipe 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2 UD) dengan panjang jalan 3.802 kilometer dan lebar badan jalan 8 meter dengan lebar bahu efektif 0,5 meter. Diktum Kesatu Huruf a Instruksi Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2021 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Tingkat 4 untuk Berdasarkan penyebaran penyakit yang disebabkan oleh Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Pada bulan Agustus 2021, Kota Banda Aceh termasuk dalam zona merah sehingga diberlakukan PPKM level 4.Adapaun tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pergerakan lalu lintas sebelum dan pada saat diperlakukan PPKM level 4 untuk Kota B.Aceh. Metode yang digunakan untuk menganalisis kinerja ruas jalan adalah menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) khususnya untuk jalan perkotaan. Parameter data yang diperlukan untuk kinerja jalan adalah data berupa volume lalu lintas, kapasitas jalan, RVK (rasio volume kapasitas) kecepatan arus bebas dan kecepatan perjalanan. Pengawasan dilakukan selama 3 (tiga) hari dalam satu minggu yakni hari Senin (16 Agustus 2021), Rabu (18 Agustus 2021), dan Minggu (15 Agustus 2021) pada jam puncak pagi dan sore yaitu 07.00-09.00 WIB dan 17.00-19.00 WIB .Setelah dilakukan pengolahan data, Senin (16 Agustus 2021) pukul 17.00-18.00 WIB merupakan volume lalu lintas tertinggi sebesar 1645,7 smp/jam, kapasitas sebesar 2737,37 smp/jam, RVK = 0,60. Sedangkan penelitian Muzwar pada tahun 2017 mendapatkan hasil RVK = 0,60. Ini berarti PPKM level 4 yang diberlakukan di Kota B.Aceh tidak mempengaruhi pergerakan kendaraan. Karena biasanya pergerakan kendaraan di Kota seharusnya setiap tahun ada kenaikan pergerakan arus lalu lintas.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.