PT Trimegah Perkasa Utama merupakan kontraktor penambangan batu granit dengan sistem tambang terbuka metode quarry, yang menggunakan peledakan untuk memberaikan batuan. Produksi sampai dengan November tahun X, hanya mencapai 83,44 % dari target, sedangkan untuk tahun berikutnya target produksi adalah 3.640.000 ton, yang mengalami peningkatan dari target produksi tahun X sebesar 3.340.000 ton. Penelitian ini bertujuan untuk merancang rencana peledakan dan jumlah lubang bor produksi agar target dapat dipenuhi. Kajian produktivitas alat bor, pola pemboran, kecepatan pemboran dan volume ekuivalen akan dikombinasikan dengan geometri peledakan untuk analisis hasil peledakan menggunakan persamaan Kuznetsov dan Roslin-Ramler. Berdasarkan hasil penelitian, untuk mencapai target produksi tersebut, diperlukan 750 lubang ledak per bulan dan modifikasi geometri peledakan dari burden awal 3 m menjadi 3,5 m, spasi awal 3,9 m menjadi 5,25 m, tinggi jenjang awal 14,032 m menjadi 15 m, dan kedalaman lubang ledak awal 15,034 m menjadi 16 m serta peningkatan jumlah bahan peledak menjadi 250 kg (naik 46% dari bahan peledak yang dipakai sebelumnya).
Dalam exploitasi hidrokarbon, salah satu tantangan yang paling penting adalah pemetaan persebaran batuan reservoir dan fluida pengisinya. Salah satu metode yang digunakan adalah inversi simultan. Inversi simultan merupakan salah satu teknik inversi seismik yang mengekstraksi data AVO untuk memperoleh nilai impedansi seismik dari data seismik Pre-Stack hingga memperoleh nilai impedansi P dan S serta densitas. Salah satu metode lanjutan yang paling umum dipakai adalah metode Lambda-Mu-Rho (LMR) untuk membatu identifikasi litologi dan fluida resorvoir. Penelitian dilakukan dengan menggunakan data dari Lapangan Nova Scotia, dengan target pada batupasir Formasi Missisauga. Data yang digunakan adalah data sumur L-30 dan B-41 dan data seismik 3D PSTM. Sumur B-41 berada di struktur lebih tinggi dari sumur L-30 namun tidak menghasilkan hidrokarbon. Log Vs dibuat sintetik menggunakan metode Fluid Replacement Modeling dan LMR diturunkan dengan transformasi log Vp, Vs dan densitas. Hasil pemetaan zona target pada kedalaman 2095-2250 ms yaitu dengan menggunakan range cut-off Lambda-Rho 17-22 Gpa*g/cc dan Mu-Rho 20-28 Gpa*g/cc maka didapat peta persebaran batuan reservoir dan hidrokarbon. Hasil interpretasi dari peta sebaran menunjukkan sumur B-41 adalah dry hole karena lapisan batupasir mempunyai nilai Mu-Rho rendah yang diakibatkan lapisan tipis dan perselingan dengan batulempung.
F3 Southern North Sea Netherlands Basin field is an oil and gas field that has a complex fault structure and stratigraphy due to compressional tectonic movements during the Late Cretaceous and Tertiary eras. Information on the presence of faults can act as a trap or migration which then greatly affects oil and gas production and the injection process. A seismic attribute analysis of similarity and curvature was used to interpret the presence of fault structures to obtain information on the presence of subsurface faults in the F3 Netherlands field. The interpretation of the similarity attribute calculation results shows that the faults are marked with a minimum similarity value of 0.77, 0.68, and 0.66 at the time slices Z = 400ms, 1700ms, and 1800ms. The maximum value of most post-positive curvature represents the presence of an ascending fault block and the maximum value of the most negative curvature represents the presence of a descending fault block at the same time incision. Based on the similarity and curvature attribute calculations, it can be interpreted that the major faults in Top Zechstein to Upper Pliocene and the presence of successive faults on Top Zechstein to Base Lower Cretaceous are faults due to the formation of the Zechstein salt dome intrusion
Tanjung Belit Project merupakan salah satu dari jobsite yang dikerjakan oleh PT Artamulia Tataparatama yang terletak di Desa Tanjung Belit, Kecamatan Jujuhan, Kabupaten Bungo, PT Kuansing Inti Makmur. Pembongkaran lapisan tanah penutup dilakukan dengan metode pemboran dan peledakan. Kondisi batubara jobsite ini merupakan batubara multi seam dengan overburden batupasir dan batulempung. Tingkat kekerasan batuan ini mengakibatkan adanya masalah dalam kegiatan free digging sehingga perlu dilakukannya kegiatan pemboran dan peledakan. Peledakan ini dimaksudkan untuk memberaikan batuan dari batuan induknya sehingga bidang lemahnya dapat terberai yang akan mempermudah untuk dilakukan penggalian. Rancangan geometri yang tidak optimal pada saat ini menghasilkan distribusi fragmentasi yang kurang baik yang menyebabkan terdapatnya sebagian daerah dekat lapisan batubara yang tidak terberai sempurna oleh lubang ledak, sehingga memperlambat digging time alat gali. Perbaikan geometri peledakan dimaksudkan untuk mengatasi masalah ini. Dimana burden sebesar 5 m dan spacing sebesar 6,5 m. Berdasarkan teori RL. Ash maka direkomendasikan dengan burden 5 m dan spacing sebesar 7 m. Hasil perhitungan fragmentasi berdasarkan Kuz-Ram dari geometri yang diusulkan didapat fragmentasi yang kurang dari 130 cm sebanyak 70,64% dari sebelumnya 63,68% dengan kenaikan sebesar 6,96%. Sedangkan fragmen ukuran lebih 130 cm (boulder) sebanyak 29,36% dari sebelumnya sebesar 36,32% dengan penurunan sebesar 6,66%. Digging time geometri usulan diperoleh sebesar 8 detik dari sebelumnya 12 detik lebih cepat 4 detik. Produktivitas alat gali EX 1900 untuk material peledakan sebesar 1.146,54 BCM/jam dari awalnya sebesar 1.335,91 BCM/jam dengan kenaikan sebesar 190,37 BCM/jam.
Reservoir karbonat pada umumnya sulit dipetakan dan diidentifikasi karena memiliki struktur yang kompleks serta heterogenitas tinggi. Cekungan Jawa Timur merupakan contoh dari struktur karbonat kompleks dengan akumulasi hidrokarbon yang sangat baik. Untuk mendapatkan hasil karakterisasi reservoir karbonat yang lebih baik diterapkan inversi impedansi akustik pada daerah ini. Impedansi akustik merupakan produk dari kecepatan gelombang P seismik dan densitas, di mana kecepatan gelombang dan densitas adalah properti yang biasa digunakan untuk mendeskripsikan batuan pada suatu reservoir. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas, parameter yang sensitif untuk mendeskripsikan reservoir adalah impedansi akustik, porositas, sonik, dan densitas. Hasil inversi menunjukkan rentang nilai impedansi akustik pada Formasi Tuban antara 23000 -50000 (ft/s).(g/cc) dan hasil transformasi porositas menunjukan rentang nilai sebesar 8 -22 %. Peta struktur kedalaman dan irisan penampang impedansi akustik dan porositas menunjukan pola sebaran zona reservoir terhampar pada arah Barat -Barat Daya dengan elevasi struktur yang tinggi atau berada pada puncak struktur reservoir karbonat pada kedalaman 2500 meter di bawah permukaan. Kata Kunci: reservoir karbonat; impedansi akustik; Formasi Tuban
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.