The purpose of the research is to analyze marketing strategies in the selection of Mouth sores products based on consumers. The data source was obtained by observing, interviewing and giving questionnaires to 375 respondents randomly by using Google Form. The output of the research is the ranking of Mouth sores products. The technique used is utilizing one of the decision support system methods, namely Simple Multi Attribute Rating Technique (SMART) in providing recommendations for results. The alternative thrush medicine products that are used are: Adem Sari (A1), Jesscool (A2), Alangsari (A3), Larutan Penyegar cap Kaki Tiga (A4) and Larutan Penyegar cap Badak (A5). The rating criteria given are Composition (C1), Packaging (C2), Taste (C3), Price (C4) and How to use (C5). The results of the SMART method calculation give the first recommendation is Alangsari (A3) with a final value = 0.84 and Jesscool (A2) as the second recommendation with a final value = 0.45.
Akreditasi merupakan salah satu penerapan manajemen mutu di bidang pendidikan. Bukan hanya pada pendidikan formal namun juga pada pendidikan nonformal. Pendidikan nonformal di Indonesia yang menjadi sasaran peningkatan mutu, perlu diadakan pemetaan, untuk mengetahui tingkat kesiapan pendidikan nonformal dalam meningkatkan mutu pendidikannya. Sasaran dari pemetaan mutu adalah Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Masyarakat dan Lembaga Kursus dan Pelatihan. Satuan pendidikan tersebut masih terdapat kekurangsiapan dalam menghadapi akreditasi satuan pendidian. Terdapat perekaman dokumentasi dan pendataan yang tidak secara rutin dan konsisten dilakukan. Sehingga satuan pendidikan merasa kawatir dalam menghadapi akreditasi. Tujuan pemetaan mutu ini salah satunya adalah membantu satuan pendidikan dalam menghadapi akreditasi.
This research intends to know how much contribution of funding allocation to the program improving quality of early childhood education. This is based on the program of improving quality of early childhood education is closely related to the allocation of funds provided. Starting from the problems,the purpose of this research are to know how much contribution and effectiveness of funding allocation to the program improving quality of early childhood education. The method used in this research is descriptive research method with quantitative approach. While the data collection method used are observation, questionnaire and documentation. The result of this reseach concluded that contribution of funding allocation to the program improving quality of early childhood education included in the medium (enough) category with the percentage of 46,69% each year. While the effectiveness of the quality improvement program of early childhood with the percentage of 82,6% included in the very effective category.
Lembaga kursus termasuk dalam golongan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) dilihat dari jumlah modal yang dimiliki. Namun peranan lembaga kursus dan pelatihan dalam menyediakan tenaga kerja sudah teruji, bukan hanya dilatih keterampilan, di uji kompetensi, namun juga ditempatkan di tempat kerja atau diarahkan untuk menjadi wirausaha. Hal itu terkait dengan kemampuan pengelola lembaga kursus dan pelatihan dalam menghadapi serangan Pandemi Covid-19 dari Medio Maret 2019 hingga sekarang, dengan pelarangan mengadakan tatap muka, walaupun diperbolehkan dengan syarat mengutamakan protokoler kesehatan yang ketat. Kemampuan atau kompetensi kepemimpinan kewirausahaan dalam mengelola lembaga kursus dan pelatihan mencakup beberapa karakteristik, namun peneliti hanya mengemukakan 5 (lima) karakteristik, yaitu : yaitu (1) Inovatif; (2) Kerja Keras dan Pantang Menyerah; (3) Motivasi Berprestasi Tinggi; (4) Berani Mengambil Risiko; (5) Proaktif. Hasil yang diperoleh bahwa pengelola lembaga kursus dan pelatihan sangat tangguh dalam mempertahankan berdirinya operasional lembaganya dengan tetap memperhatikan mutu dan merubah inovasi pengelolaannya.
Melimpahnya kayu bakar yang tersedia di alam mengalahkan program konversi bahan bakar yang dicanangkan pemerintah beberapa tahun lalu. Secara ekonomis bahan bakar kayu lebih hemat biaya, dari pada bahan bakar yang lain. Peneliti ingin mengetahui seberapa besar penghematan yang diperoleh jika memproduksi menggunakan bahan bakar kayu dibandingkan dengan bahan bakar gas LPG. Pengujian dilakukan selama kurang lebih 6-7 jam secara terus menerus. Diperoleh kelemahan dan kelebihan masing-masing bahan bakar yang digunakan. Hasil pengujian, jika diambil rata-rata lebih efisien menggunakan gas. Namun secara ekonomis, kayu lebih menguntungkan produsen. Biaya konsumsi bahan bakar untuk gas LPG sebesar Rp 5.863,- /kg, sedangkan biaya konsumsi bahan bakar kayu sebesar Rp 4.000,-/kg. Produsen secara naluriah mengetahui tentang bahaya polusi udara dari bahan bakar kayu. Kemudahan penggunaan kayu bakar mengalahkan himbauan pemerintah untuk mulai mengganti bahan bakar yang digunakan untuk produksi rumah tangga. Disamping itu pembiayaan penggantian peralatan yang menggunakan bahan bakar gas LPG lebih tinggi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.