Air gambut merupakan salah satu air permukaan dan dimanfaatkan oleh masyarakat yang bermukim didaerah rawa gambut dengan karakteristik kandungan bahan organik yang tinggi, kandungan besi yang tinggi serta memiliki pH yang rendah dengan warna yang pekat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan daya serap arang aktif cangkang sawit terhadap ion Besi (Fe), Mangan (Mn) dan zat warna pada air gambut. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial karena hanya menggunakan satu faktor perlakuan yaitu massa arang aktif yang berbeda yaitu 10 g, 15 g dan 20 g sebanyak 3 (tiga) kali pengulangan. Penelitian ini memiliki 2 (dua) parameter yaitu (1) Parameter fisika yang terdiri dari bau, warna, suhu dan zat padat terlarut (TDS) dan (2) Parameter kimia yang terdiri dari pH, Besi (Fe) dan Mangan (Mn). Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata daya serap arang aktif dengan aktivator NaOH yang memiliki daya serap tertinggi pada setiap perlakuan yaitu dengan massa 20 g untuk Fe (1,49 mg/l) dan Mn (0,059 mg/l). Rata- rata daya serap arang aktif dengan aktivator HCl yang memiliki daya serap tertinggi yaitu dengan massa 10 g untuk Fe (0,82 mg/l) dan Mn (0,051 mg/l). Penyerapan terbaik Fe dan Mn pada air gambut dengan menggunakan arang aktif teraktivasi NaOH yaitu pada massa 20 g. Penyerapan terbaik Fe dan Mn pada air gambut dengan menggunakan arang aktif teraktivasi HCl yaitu pada massa 10 g. Arang aktif cangkang sawit yang diaktivasi menggunakan aktivator HCl dapat menyerap warna pada air gambut.
Saluang Belum Root (Lavanga sarmentosa) and Yellow Root ((Arcangelisia flava) Merr) plants that have antibacterial effects need to be proven, for this research this program uses Saluang Belum Root (Lavanga sarmentosa) with Yellow Root (Arcangelisia flava) Merr) against bacterial inhibition. Aeromonas hydrophila by In Vitro. The method used in this study was a Completely Randomized Design (CRD) with 6 (six) settings and 3 (three) replications related to the aid of A = 25 gr / 150 ml distilled water, treatment B = 35 gr / 150 ml distilled water, C treatment = 45 gr / 150 ml distilled water, treatment D = 55 gr / 150 ml distilled water, handling E = 500 mg chloromphenicol / 150 ml distilled water, and treatment F = negative control only using the use of 150 ml distilled water. The results of this study indicate a combination of Saluang Belum Root Root (Lavanga sarmentosa) with Yellow Root (Arcangelisia flava Merr) which is able to inhibit the growth of My Aeromonas hydrophila bacteria because it has an antibacterial effect, this can be seen from the results of the zone average (inhibitory power) on each The treatment is the highest clear zone according to the D 55 gr / 150 ml treatment with an average clear zone of 15 mm and the lowest clear zone yield is A 25 gr / 150 ml approval with an average clear zone value of 11 mm. Keywords: Aeromonas hydrophila; Root of Saluang Not yet; Yellow Root; Antibacterial.
Upaya penanggulangan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) sudah banyak dilakukan baik tindakan preventif (pencegahan) maupun kuratif (pengobatan). Salah satu tindakan preventif yang dilakukan adalah dengan mengendalikan vektor yang membawa virus penyebab DBD yaitu nyamuk Aedes aegypti secara fisik, kimia maupun biologi. Penggunaan perangkap nyamuk lebih efektif menggunakan atraktan. Atraktan merupakan sesuatu yang memiliki daya tarik terhadap serangga (nyamuk) karena memiliki kandungan senyawa tertentu yang diminati oleh nyamuk. Tumbuhan Taya merupakan tumbuhan berkayu keras yang tumbuh liar di pedalaman hutan Kalimantan Tengah yang memiliki berbagai manfaat seperti dapat digunakan sebagai obat malaria, penyakit kulit dan sebagai bahan sayuran oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah: Menganalisis efektivitas atraktan tumbuhan Taya (Nauclea orientalis) pada perangkap nyamuk (Trapping) sebagai alternatif pengendalian vektor penyakit Demam Berdarah Dengue. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah nyamuk yang terperangkap paling banyak pada aktraktan Taya 10% yaitu sebanyak 549 ekor nyamuk dari seluruh ovitrap terpasang di Dalam Rumah (DR) (rata-rata 18,33 ekor nyamuk per ovitrap) dan Luar Rumah (LR) (rata-rata 73,17 ekor nyamuk per ovitrap). Hasil output uji Kruskal-Wallis diperoleh nilai Asymp. Sig. yaitu 0,000 yang artinya Nilai Asymp. Sig. < 0,05, sehingga hipotesis H1 diterima, yang berarti konsentrasi air rendaman tumbuhan Taya yang berbeda berpengaruh terhadap nyamuk yang tertangkap. Berdasarkan peringkat rata-rata perlakuan hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan perlakuan Taya 10% lebih tinggi nilai rata-ratanya dibandingkan perlakuan lain, sehingga konsentrasi rendaman 10% bermanfaat sebagai alternatif pengendalian vektor penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Rata-rata hasil pengukuran suhu air (oC) dan derajat keasaman (pH) pada masing-masing aktraktan pada ovitrap sudah cukup optimum untuk perkembangbiakan larva nyamuk.
This study aims to determine the influence of media use the peat water of fertilizer and lime on the growth of fish seed Betok (Anabas testudineus Bloch) reared in aquarium. The experimental design used was completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 3 replications. The results showed the highest relative growth was in treatment A (control) was (0.26%), treatment C (0.18%), Treatment B (0.13%), and treatment D (0.12%) . For the survival rate of treatment A (control) (100%), Treatment B (92%), treatment C (76%), and treatment D (46%). For the condition factor treatment A (control) (4.21), treatment B (3.77), treatment C (3.37), and treatment D (3.13). Results of water quality measurements indicate the temperature range of 25.7 to 27.9 � C, pH ranged from 6.05 to 10.48, CO2 ranged from 6.30 to 19.98 and DO ranged between 3.06 to 7.19.
The objective of this research was to known percentage different of giving food on growth carp fish (Cyprinus carpio L.) cultured in the plastic basin, so that food conversion, growth rate relative, condition factor and survival rate carp fish (Cyprinus carpio) cultured can be optimal. The result research to showed value food conversion rate C (3,31) the higher by comparison with treatment A (1,79), and B (2,56), from the result analysis data food efficiency level treatment C more efficient with A and B. Growth rate Length relative fish test treatment A (0,852 %) ; B (1,040 %) ; C (1,199 %) and growth rate heavy and heavy relative treatment A (1,85 %) ; B (2,37 %) ; C (2,71 %), so that to know the growth the best is treatment C. Factor condition value rate in treatment A (2,3), B (2,1), and C (1,8). The growth length fish test in treatment A, B, and C more than dominant by comparison with growth heavy, because of the value factor condition smaller from 3. Survival rate carp fish of treatment A 86,6 %, B: 93,3 %, dan C : 100 %. Showed between treatment A, B, and C did not differ.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.