ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk menentukan teknik penyimpanan yang efektif antara penyimpanan air cooling dan vacuum cooling selama masa penyimpanan (0, 4, 8, dan 12 minggu) untuk mempertahankan masa simpan labu kabocha. Parameter yang dianalisis adalah perubahan pH, kadar proksimat (air, pH, protein, gula) dan kadar β-karoten. Analisis kadar air menggunakan analisis Gravimetri, protein menggunakan metode makro Kjeldahl dan gula menggunakan metode Luff Schrool. Analisis kadar β-karoten menggunakan metode spektrofotometer UV-Vis yang disertai dengan validasi metode. Selama proses penyimpanan air cooling maupun vacuum cooling, pH, kadar air, protein dan β-karoten mengalami penurunan, tetapi penurunan pada penyimpanan air cooling lebih besar. Kandungan gula mengalami kenaikan selama delapan minggu dan menurun pada minggu terakhir. Validasi metode menunjukkan hasil yang baik, dibuktikan dari nilai linieritas, akurasi, presisi, limits of detection (LOD), limits of quantitation (LOQ) dan uji perolehan kembali masing-masing sebesar 0,998; 98,8 %; 3,39 -7,73 %; 0,011 ppm; 0,016 ppm; dan 112 %. Kesimpulan penelitian ini adalah penyimpanan vacuum cooling merupakan teknik penyimpanan yang lebih baik untuk labu kuning Kabocha dibandingkan penyimpanan air cooling.Kata kunci : β-karoten, air cooling, proksimat, vacuum cooling.
ABSTRACTThe aim of the research was to determine the effective storage technique between the air cooling and vacuum cooling technique during storage process (0, 4, 8 and 12 weeks) to increase the shelflife of Kabocha pumpkin. Parameters measured during storage process were pH, proximate content (water, pH, protein, sugar) and β-carotene content. Analysis of water content, protein and sugar were analyzed by Gravimetric analysis; Makro Kjehldal method, and Luff Schrool method, respectively. β-carotene content was analyzed by UV-Vis spectrophotometric method. The pH, water, protein and β-carotene content decreased during storage process using air cooling and vacuum cooling storage.