Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak contract farming terhadap kinerja usahatani kopi di Lampung. Penelitian dilakukan di Kabupaten Lampung Barat dan Tanggamus yang merupakan sentra produksi kopi di Lampung. Survei rumahtangga petani dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2018. Sampel pada penelitian ini berjumlah 170 responden yang terdiri dari 98 petani kontrakdan72 petani non kontrak. Penelitian ini mengestimasi dampak contract farming menggunakan teknik Propensity Score Matching (PSM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa contract farming berdampak positif terhadap produktivitas, harga, dan pendapatan usahatani kopi. Mempromosikan dan mendorong penyebaran contract farming secara lebih luas dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas kopi nasional, daya saing dan kesejahteraan petani.
Upaya meningkatkan ketersediaan pangan dalam membangun ketahanan pangan berkelanjutan semakin sulit dilakukan. Hal ini terkait dengan adanya masalah konversi lahan pertanian dan perubahan iklim, sehingga memperburuk kinerja produksi pertanian serta volatilitas harga pangan. Kecenderungan yang kurang kondusif ini tidak memberikan insentif bagi petani untuk berinvestasi pada pengembangan teknologi pertanian. Terkait dengan kendala tersebut, maka upaya mengurangi pemborosan pangan menjadi sangat relevan, sebagai langkah alternatif dalam meningkatkan ketersediaan pangan, sehingga pada akhirnya memperkuat ketahanan pangan. Pengurangan pemborosan pangan sebesar 25 persen, ketersediaan pangan beras di Indonesia meningkat 4,1 kg per kapita dan 2,5 kg per kapita bagi penduduk dunia. Jumlah ini tentunya akan semakin meningkat sejalan dengan menurunnya pemborosan pangan. Pemborosan pangan terjadi karena adanya persoalan pola pikir, budaya, dan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kehilangan nilai ekonomi pangan. Oleh karena itu, upaya pengurangan pemborosan pangan dapat dilakukan melalui sosialiasi dan kampanye informasi dan pengetahuan dengan memanfaatkan ajaran agama dan kearifan lokal dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya arti kehilangan nilai ekonomi pangan dalam membangun ketahanan pangan berkelanjutan.
Especially for Asian regions, rice is a strategic commodity because it is a staple food for most of the Asian people. In terms of agricultural land resources availability, several countries have become importers whereas the others exporters. The result of economic study in Asia shows that Cambodia and Thailand have a better agricultural land resource availability to provide rice for their people than the other countries in Asia. The rice farming system is able to give a better life to rice farmers in Malaysia, but it is unable yet to Indonesian rice farmers because of their very small landholding size, even though they have applied intensive technology. Indonesian food autonomy (for rice) is better than that of several countries in Asia, such as Nepal, Japan, the Philippine and Malaysia. ABSTRAKKhususnya bagi kawasan Asia, beras merupakan komoditas strategis karena sebagian besar penduduknya menjadikan beras sebagai makanan pokok. Terkait dengan ketersediaan sumberdaya lahan pertanian untuk memproduksi beras, sebagian negara menjadi eksportir beras, sebagian lainnya masih harus impor. Hasil kajian komparatif ekonomi padi di Asia menunjukkan bahwa Kamboja dan Thailand memiliki daya dukung lahan pertanian dalam memproduksi beras untuk memenuhi kebutuhan penduduknya paling baik. Malaysia mampu menjadikan usahatani padi memberikan kehidupan yang layak bagi petaninya, sementara usahatani padi di Indonesia belum mampu memberikan kehidupan yang layak bagi petani, karena rata-rata luas garapan petani padi di Indonesia sangat sempit, sekalipun teknologi produksi padi yang diterapkan petani Indonesia sudah cukup intensif, dibawah China, Korea, Jepang, dan Vietnam. Tingkat kemandirian pangan beras Indonesia relatif lebih baik dibanding negara Nepal, Jepang, Filipina, dan Malaysia, namun masih lemah dibandingkan negara Asia lainnya.Kata kunci : daya dukung lahan, teknologi, padi, Asia
The performance of soybean production, productivity, and area of production as well as the demand for this commodity are intensely discussed in this article. On the other hand, the opportunity to increase the domestic production can be led by enhancing the utilization of the new sources of production growth such as: (1) Expansion of production area through extensification program and increased cropping index, (2) Increasing productivity (ton/ha), (3) Increasing yield stability per unit of area, (4) Reducing the yield gap between recommended technology and yield at farm level, and (5) Reducing yield loss during harvest and post harvest handling. In addition, the discussion also involves other aspects such as: financial feasibility of soybean farming and its competitiveness to other competing crops, comparative advantage of effort to blow up domestic production compared with import, and economic incentive of government policy to the soybean farming in three provinces, namely: West Java, Central Java, and Lampung. ABSTRAKDalam makalah ini dikemukan perkembangan produksi, produktivitas, dan kebutuhan serta perkembangan ekspor dan impor kedelai di Indonesia. Sedangkan tambahan produksi kedelai yang mampu dihasilkan dapat ditempuh dengan pemanfaatan Humber pertumbuhan produksi kedelai:(1) Perluasan areal tanam (ekstensifikasi dan peningkatan indeks pertanaman), (2) Peningkatan produktivitas (hasil/ha), (3) Peningkatan stabiliias hasil per satuan luas, (4) Mempersempit senjang hasil antara teknologi rekomendasi dengan hasil di tingkat petani, dan (5) Menekan kehilangan hasil panen dan pasca panen. Lebih lanjut, pada makalah ini juga dibahas tentang kelayakan finansial dan keuntungan kompetitif usaha tani kedelai dibandingkan dengan komoditas kompetitornya, keunggulan komparatif upaya memacu produksi kedelai di dalam negeri dibandingkan dengan impor, serta insentif ekonomi kebijaksanaan pemerintah pada usaha tani kedelai di tiga wilayah penelitian pengembangan produksi kedelai yaitu: Jabar, Jateng, dan Lampung.Kate Kunci: kedelai, sumber pertumbuhan, kelayakan finansial, dan insentif ekonomi
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.