Meningkatnya jumlah lansia seiring dengan penyakit yang diderita lansia. Menurunnya kondisi fisik, psikologis, dan sosial yang dialami lansia sehingga lansia harus tinggal bersama keluarga. Jika keluarga tidak bisa merawat lansia dengan baik maka lansia akan terabaikan sehingga keluarga perlu memberikan dukungan kepada lansia. Keluarga perlu diberikan pelatihan sehingga keluarga tahu, paham dan dapat memberikan pelayanan ketika mendampingi lansia. Agar materi yang disampaikan dapat berkelanjutan sebelum keluarga diberikan pelatihan terlebih dahulu diberikan pelatihan kepada kader sebagai pendamping tenaga kesehatan. Tujuan pengabdian masyarakat adalah meningkatkan pengetahuan dan pemahaman keluarga tentang pelayanan kesehatan lansia. Metode pelatihan yang diberikan melalui ceramah dan tanya jawab, diskusi, dan demonstrasi uji keterampilan fisik tentang cara perawatan dasar pada lansia di rumah. Alat bantu yang digunakan modul, LCD proyektor, dan buku catatan. Hasil pelatihan didapatkan antusias serta keterampilan kader dan keluarga tentang pelayanan kesehatan lansia. Keterampilan yang didapat yaitu keterampilan perawatan demam pada lansia, pengukuran aktifitas fisik lansia, pengukuran aktifitas sosial lansia, dan pengukuran keseimbangan tubuh lansia
Berat bayi lahir merupakan faktor resiko yang meningkatkan kejadian perlukaan perineum. Semakin besar bayi yang dilahirkan beresiko terjadinya rupture perineum. Di BPS Kusmawati, Amd Keb Surabaya masih tinggi kejadian rupture perineum 60,3% ibu bersalin fisiologis. Peneliti bertujuan untuk mengetahui hubungan berat badan bayi baru lahir dengan kejadian rupture perineum. Persalinan fisiologis masih beresiko terhadap kejadian rupture perineum. Desain penelitian Analitik observasional pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ibu bersalin fisiologis sebanyak 25 responden. Jumlah sampel sebanyak 24 responden, diambil dengan cara Simple Random Sampling. Instrumen penelitiannya adalah patograf. Variabel independent berat badan bayi baru lahir dan variabel dependent kejadian rupture perineum. Analisa Data korelasional, Data diolah menggunakan SPSS dengan uji Koefisien kontingensi tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian hampir seluruhnya responden terjadi rupture perineum terbesar pada berat badan normal 2500-3500gram 90,5%, yang mengalami rupture perineum terkecil pada berat badan kecil<2400gram 0%. Kemudian dilakukan uji statistik koefsien kontingensi didapatkan Ch=0,487 Ct= 0.024 lalu dibandingkan dengan nilai p<0,05 hasilnya Ho ditolak. Kesimpulan ada hubungan antara berat badan bayi baru lahir pada persalinan fisiologis dengan kejadian rupture perineum. Kejadian ruptur perineum tidak hanya disebabkan berat badan bayi, ada beberapa faktor yang mengakibatkan ruptur yaitu perineum kaku dan elastisitas perineum. Maka diharapkan ada penelitian berikutnya yang meneliti.
From the results of the study, it is known that almost half of the respondents in the implementation of cervical caesarean education, including less, namely 13 0 respondents and most of the respondents carried out early detection of cervical caverns with Pap smear, as many as 272 respondents out of a total of 369 respondents. There is a relationship between educational factors and the behavior of early detection of cervical caesarean at WUS p value 0.000 <0.05. Education is necessary in order untu k make someone knows d an encouraging someone to carry out early detection of ca cervix. There is a relationship between educational factors on the behavior of early detection of cervical cancer in women of childbearing age because the realization of behavior requires a variety of factors as a predisposition for the realization of behavior
Senam hamil merupakan suatu bentuk latihan guna memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligament, otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Persalinan seringkali mengakibatkan robeknya perineum atau ruptur perineum. Persalinan dengan ruptur perineum apabila tidak ditangani secara efektif menyebabkan perdarahan dan infeksi menjadi lebih berat, serta pada waktu panjang dapat mengganggu ketidaknyamanan ibu dalam berhubungan seksual. Salah satu hal untuk mencegah terjadinya ruptur perineum yaitu dengan menjaga keelastisan perineum. Peningkatan elastisitas perineum dapat dilakukan dengan senam hamil. Mengetahui Peningkatan Pengetahuan Ibu Hamil terhadap Senam Hamil sebagai Upaya Mengurangi Kejadian Ruptur Perineum di BPM Miftahul Khoiriyah Surabaya. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah dalam bentuk ceramah atau penyuluhan dan diskusi atau tanya jawab. Dengan kita memberikan penyuluhan dan melakukan senam hamil diharapkan pengetahuan ibu hamil dapat meningkat dan akan mencegah terjadinya rupture pada persalinan, hal ini sangat penting sekali untuk disosialisasikan kepada ibu - ibu hamil yang lain supaya lebih bersemangat jika hamil lebih baik melakukan senam hamil. Maka dari itu kita sebagai tenaga kesehatan (Bidan) harus memberikan penyuluhan dan motifasi yang banyak kepada pasien untuk melakukan senam hamil selama masa kehamilan agar memperkuat dan mempertahankan elastisitas saat mengejan pada waktu bersalin.
Persalinan merupakan pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup dilur kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri). Posisi persalinan sangat penting diperlukan karena dapat memberikan dampak yang samgat baik antara lain dapat memberikan kenyamanan dan berpengaruh pada proses persalinan.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara posisi persalinan dengan kemajuan persalinan kala I fase aktifdi BPS ”Ananda ” Desa Ploso Wahyu Kecamatan Lamongan Kabupaten Lamongan.Penelitian ini mengunakan desain analitik non probability sampling dengan populasi sebanyak 25 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah ibu inpartu primigravida fisiologis. Besar sampel yang diperoleh dari 24 responden yang diambil dengan Consecutive sampling. Data dikumpulkan dengan menggunakan observasi dan partograf dengan variabel independent posisi persalinan dan variabel dependent kemajuan persalinan kala I fase aktif.Hasil uji statistik Chi-square dengan hasil X² hitung (5,95) >X²tabel (3,841), tingkat kemaknaan dalam penelitian ini adalah α> 0,05 ada pengaruh yang bermakna antara variabel yang diukur. Dalam penelitian ini HI diterima sehingga ada hubungan antara posisi persalinan dengan kemajuan persalinan kala I fase aktif.Semakin banyak ibu inpartu yang melakukan berbagai macam posisi persalinan khususnya posisi diluar tempat tidur maka semakin banyak ibu yang mengalami kemajuan persalinan kala I fase aktif Oleh karena itu rumah sakit atau BPS memperbolehkan berbagai macan posisi persalinan pada saat persalinan kala I fase aktif.Keywords: Posisi persalinan, Kemajuan persalinan kala I fase aktif
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.