PREVALENSI KELUHAN LOW BACK PAIN (LBP) PADA PETANI DI WILAYAH KERJA UPT KESMAS PAYANGAN GIANYAR APRIL 2015Kiranjit Kaur Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK Latar Belakang: LBP merupakan gangguan muskuloskeletal yang banyak dikeluhkan oleh petani. Kegiatan yang dilakukan petani umumnya memerlukan posisi tubuh yang statis dan repetitif yang meningkatkan prevalensi keluhan LBP. Selain posisi kerja yang salah, umur, jenis kelamin, lama kerja, masa kerja, posisi kerja, riwayat merokok dan trauma juga merupakan faktor untuk terjadi LBP. Petani di wilayah cakupan kerja UPT payangan berjumlah sebanyak 4.883. Dilihat dari tingginya jumlah petani di wilayah tersebut angka kejadian LBP diperkirakan tinggi. Namun kenyataannya, dari 43.597 total kunjungan pasien ke balai pengobatan tahun 2014, angka kejadian LBP hanya 111. Tujuan Penelitian: Mengetahui prevalensi keluhan LBP pada petani di wilayah kerja UPT Kesmas Payangan tahun 2015. Metode Penelitian: Penelitianmenggunakan desain studi deskriptif cross-sectional untuk mengetahui prevalensi keluhan LBPpada petani yang tinggal dan bekerja di wilayah kerja UPT Kesmas Payangan.Populasi dari penelitian ini adalah semua petani yang berada di wilayah kerja UPT Kesmas Payangan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terstruktur menggunakan kuesioner lalu dilakukan analisis secara univariat dan bivariat. Hasil:Sebanyak 68,6% (48 orang) responden mengeluh LBP. Perempuan (71%)lebih banyak mengalami LBP dibandingkan dengan laki-laki (66,7%). Kelompok usia dengan keluhan >45 tahun paling banyak mengalami LBP (73,3%). Sebanyak 63,6% petani yang memiliki waktu kerja kurang dari 5 jam dan sebanyak 70,6% petani yang bekerja lebih dari 5 jam mengalami LBP. Sebanyak 60% petani yang bekerja kurang dari 10 tahun mengalami LBP dan sebanyak 69,2% petani yang bekerja lebih dari 10 tahun mengalami LBP. Sebanyak 72,7% petani yang merokok mengalami LBP dan sebanyak 64,9% petani yang tidak merokok mengalami LBP. Keluhan LBP terbanyak dikeluhkan oleh petani yang sering melakukan posisi kerja membungkuk (68,6%). Sebanyak 93,75% petani yang tidak memiliki riwayat jatuh mengalami LBP. Perilaku tatalaksanan keluhan LBP yang dilakukan terbanyak adalah pemijatan (27,1%). Sebanyak 91,7% petani mengalami minimal disability dan sebanyak 8,3% petani mengalami moderate disability. Kesimpulan: Prevalensi LBP tertinggi ditemukan pada perempuan, dengan kelompok usia > 45 tahun, lama kerja ≥ 5 jam, masa kerja ≥ 10 tahun, memiliki riwayat merokok, sering melakukan posisi bungkuk, tidak memiliki riwayat trauma, perilaku tatalaksana keluhan dengan pemijatan dan mengalami minimal disability.Kata kunci: low back pain, petani, desa payangan PENDAHULUAN Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah merupakan gangguan muskuloskeletal yang dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis, dan mobilisasi yang salah. LBP berdasarkan definisinya adalah nyeri punggung bawah yang berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah t...