Conceptual understanding and representation in mathematics are both important mathematical abilities to develop. Conceptual understanding and representation abilities are needed by students to solve mathematical problems. The aim of this research was to describe the representation of mathematics of RME based on student's personality type, the conceptual understanding in RME based on student's personality type. In this research, 8 PGSD students from artisan, idealist, guardian, and rational personality types were selected as subjects. The methods used in this research were tests, interviews, and documentation of personality type questionnaires of the students according to (Keirsey, 1984)). The tests and interviews were analyzed to describe the conceptual understanding and representation abilities of the students. The results of this research were that the students with the rational personality type were very good at identifying and making examples, traits and conditions. Students with the idealist personality type were very good at identifying verbally and in written form. All four personality types' conceptual understanding when identifying and distinguishing concepts was still poor. Meanwhile, for the mathematical representation aspect, all four personality types were very good at visual mathematical representation in the form of figures and tables.
Matematika sering dianggap remeh oleh sebagian siswa dan seringkali menganggap mata pelajaran sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan. Karena sebagian guru SD/MI tidak banyak menggunakan media pembelajaran, yaitu media interaktif dipembelajaran pecahan. Hal ini menyebabkan siswa merasa bosan, pasif dan kesulitan dalam meninjau pecahan. Oleh sebab itu, tujuan dari penelitian ini untuk membuat inovasi media pembelajaran matematika pecahan yang efektif, praktis, interaktif dan inovatif. Dalam hal ini metode yang diterapkan adalah metode penelitian kombinasi yang biasa disebut juga Research & Development (R&D) dengan menerapkan langkah model ADDIE. Sasaran dipenelitian ini ialah siswa kelas IV. Teknik pengumpulan data dipenelitian ini berupa observasi dan angket. Berdasarkan dengan hasil validitas dari ahli media mendapat hasil total berjumlah 91,6%, ahli materi sebesar 90%. Media komik mendapat respon dari guru sebesar 80% berdasarkan angket respon guru, dan media juga mendapatkan respon siswa sebesar 79,58%. Maka media komik masuk pada kategori layak digunakan sebagai media pembelajaran matematika di kelas IV Sekolah Dasar dan sangat efektif digunakan.
IbM pengabdian masyarakat melalui workshop pembelajaran matematika dan IPA bagi guru SD melalui media pembelajaran visual di bekasi. Workshop ini dilakukan di gedung seminar UPTD Pembinaan SD Kecamatan Mustika Jaya Bekasi dengan jumlah peserta 45 peserta. Adapun target luaran yang diharapkan dari pelaksanaan pengabdian ini adalah 1) peningkatan pemahaman tentang media pembelajaran matematika dan ipa; 2) peningkatan keterampilan membuat media pembelajaran matematika dan ipa; 3) peningkatan penggunaan media pembelajaran matematika dan ipa; 4) peningkatan penggunaan media pembelajaran dalam model matematika dan ipa; 5) peningkatan antusiasme peserta terkait kegiatan. Metode ini dilakukan dengan lima tahap. Tahap pertama adalah tahap persiapan. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan workshop yang meliputi dua tahap yaitu workshop media pembelajaran matematika dan ipa. Tahap ketiga metode pendekatan workshop diantaranya tanya jawab, simulasi. Tahap keempat adalah evaluasi berupa angket tanggapan guru terhadap pelaksanaan workshop dan evaluasi dari hasil media yang dibuat. Hasil yang dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat adalah sebagai berikut. 1) guru memahami media apa saja yang digunakan dalam pembelajaran matematika dan ipa, 2) guru membuat media pembelajaran, 3) guru mampu menggunakan media pembelajaran yang aktif, kreatif, interaktif. Saran yang bisa disampaikan diterapkan pada semua mata pembelajaran agar menarik siswa di Sekolah.
Many learners hold traditional beliefs about perimeter and area that a shape with a larger area must have a larger perimeter while shape with the same perimeter must have the same area. To address this issue, non-routine geometry problem is given. This qualitative descriptive research used to reach the goal and to explore the effect of non-routine geometry problem on elementary student belief in mathematics. The instrument has been developed to accommodate intuitive student belief and student’s belief about the concept of perimeter. The results provide evidence that students’ intuitive belief about perimeter can be change through non-routine geometry problem which is required understanding and some mathematical analysis. Fortunately, the problem has helped the elementary students revise and correct their beliefs, thoughts, and understandings relating to the circumference of shape.
Tujuan capaian penelitian untuk mengetahui macam-macam kesalahan siswa, letak-letak kesalahan siswa, dan faktor penyebab kesalahan tersebut. Subjek dalam penelitian ini menggunakan 26 siswa kelas V-A. Instrumen pengumpulan data menggunakan tes uraian hasil belajar siswa, wawancara siswa, dan wawancara wali kelas. Teori kastolan digunakan untuk mengetahui kesalahan konseptual siswa, kesalahan prosedural siswa, dan kesalahan teknik siswa. Teknik analisis data yang digunakan meliputi, 1) mengoreksi tes uraian hasil belajar siswa berdasarkan teori kastolan, 2) melihat dan mengidentifikasi setiap kesalahan siswa, 3) menghitung persentase kesalahan siswa berdasarkan kelompok kastolan, 4) menghitung nilai akhir dan memilih tiga siswa berdasarkan skor nilai dan nilai akhir, 5) mengidentifikasi hasil wawancara dengan tiga siswa dan wali kelas, 6) data-data yang sudah dihitung di analisis menggunakan teknik triangulasi peneliti untuk keabsahan data dan penyajian data, 7) kesimpulan dari data. Berdasarkan teori kastolan yang diteliti dalam menyelesaikan soal cerita kecepatan didapatlah temuan, yaitu, 34% bagian kesalahan prosedural, 34% bagian kesalahan teknik, 32% bagian kesalahan konseptual. Macam-macam kesalahan siswa, yaitu: kesalahan menuliskan diketahui dan ditanyakan, kesalahan menuliskan langkah-langkah, kesalahan menghitung. Faktor penyebab siswa melakukan kesalahan saat mengerjakan soal kecepatan berbentuk cerita, yaitu: siswa kurang mempelajari konsep soal cerita, terburu-buru dalam menjawab, kurangnya ketelitian, dan kurangnya logika siswa
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.