The aimed of this study was to determine the characteristics of the silage of Chromolaena odorata which were added with different types of dissolved carbohydrates. The study used a completely randomized design (CRD) with 4 treatments and 4 replications. The treatments consisted of R0: Chromolaena odorata (70%) + Leucaena leucocephala (30%) (control), R1: Chromolaena odorata (70%) + Leucaena leucocephala (20%) + Rice Bran (10%), R2: Chromolaena odorata (70%) + Leucaena leucocephala (20%) + Cassava Flour (10%), R3: Leucaena leucocephala (70%) + Leucaena leucocephala (20%) + Corn flour (10%), Percentage of rice bran, corn flour and cassava flour calculated based on the chopped weight of Chromolaena odorata and Leucaena leucocephala leaves in wilted conditions. The variables studied were physical (organoleptic) and chemical (proximate) characteristics of Chromolaena odorata silage. The results showed that the addition of dissolved carbohydrates significantly affected the physical and chemical characteristics of silage. It was concluded that the addition of cassava flour had a significantly higher effect and significantly higher in producing the best physical characteristics of Chromolaena odorata silage. While the chemical characteristics, the addition of rice bran as a dissolved carbohydrate was significantly higher than that of cassava flour and corn flour.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah naga merah terhadap Escherichia coli dan aplikasi sebagai preserfatif se’i daging sapi. Data diolah dengan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Duncan. Berdasarkan uji antagonistik menggunakan metode difusi sumuran, ekstrak kulit buah naga merah menunjukkan kemampuan dalam menghambat bahkan membunuh E. coli. Pengujian mikrobiologis se’i daging sapi menunjukkan bahwa penggunaan ekstrak kulit buah naga merah mampu menghambat pertumbuhan bakteri patogen. Penghambatan ini disebabkan oleh adanya senyawa aktif yang berperan sebagai senyawa antibakteri di dalam kulit buah naga merah sehingga menekan laju pertumbuhan bakteri patogen. Kualitas mikrobiologis sei sapi dengan penambahan pengawet (nitrat) masih sesuai dengan BSNI akan tetapi jumlah bakteri pada penambahan bahan pengawet lebih banyak jika dibandingkan pada se’i sapi dengan penambahan konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah yang jumlahnya lebih sedikit dan masih sesuai dengan BSNI. Pengamatan keberadaan bakteri E. coli pada se’i daging sapi baik pada kontrol maupun pada perlakuan menggunakan pengawet dan konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah menunjukkan bahwa tidak adanya (negatif) pertumbuhan bakteri E coli. Penghambatan keberadaan bakteri E. coli ini disebabkan oleh adanya kandungan ekstrak kulit buah naga merah dan kandungan asap yang bersifat bakterisidal sehingga mampu menghambat pertumbuahan dari bakteri E. coli. Disimpulkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kulit buah naga merah (Hylocereus polyrhizus) akan semakin baik dalam proses penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli serta berpotensi sebagai bahan pengawet alami yang dapat ditambahkan dalam produk se’i. Penggunaan ekstrak kulit buah naga sebesar 60% dalam produk pembuatan se’i sebagai agen curing juga dapat menekan laju pertumbuhan bakteri. Penggunaan ekstrak kulit buah naga merah sebesar 60% dalam pengujian ini juga lebih baik jika dibandingkan dengan kontrol (-), kontrol (+) dan konsentrasi 50%.
Identifikasi dan recording merupakan salah satu aspek yang penting namun sering dianggap sepele oleh peternak. Sebagian besar peternak di Indonesia belum paham akan pentingnya identifikasi dan recording pada ternak. Adanya identifikasi dan recording membantu peternak dalam mengelola ternak mereka dan memudahkan dalam proses manajemen pemeliharaan dan membantu dalam meningkatkan produktivitas terak. Peternakan sapi perah milik Biara Novisiat Claretian Benlutu merupakan satusatunya peternakan sapi perah di pulau Timor. Manajemen pemeliharaan di peternakan tersebut masih sangat sederhana. Peternakan tersebut belum menerapkan sistem identifikasi dan recording pada ternak. Pengelolaan hanya berdasarkan ingatan anak kandang yang bertugas. Pencatatan dilakukan sebatas pada pencatatan produksi susu saja. Pengabdian ini bertujuan untuk mengenalkan identifikasi dan recording pada peternakan sapi perah Novisiat Claretian Benlutu. Identifikasi dilakukan dengan pemasangan kalung identifikasi dan recording dilakukan dengan pemasangan papan recording dan kartu ternak. Diharapkan dengan pengabdian ini dapat memudahkan pengelolaan ternak di peternakan sapi perah Novisiat Claretian Benlutu dan dapat membantu meningkatkan produktivitas ternak.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi keberadaan formalin dan boraks pada bakso daging yang dijual di Kota Kefamenanu. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil 20 sampel bakso pada warung yang menjual bakso. Pengujian formalin dan boraks pada bakso dilakukan secara kualitatif yakni dengan melihat perubahan warna yang terjadi pada residu dari penambahan kurkumin 0,125% pada supernatan. Jika residu berwarna merah cerry maka boraks dinyatakan positif. Untuk pengujian formalin pada bakso secara kualitatif dilakukan dengan melihat perubahan warna dengan penambahan asam kromatofat, asam fosfat dan hidrogen peroksida pada filtrat. Jika terjadi perubahan warna menjadi merah keunguan menunjukkan bahwa sampel positif mengandung formalin.Data pengujian yang diperoleh dianalisis menggunakan uji statistik deskriptif berupa nilai persentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sampel bakso yang diuji tidak terdapat formalin dan juga boraks. disimpulkan bahwa Produsen atau penjual bakso di Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara tidak menggunakan boraks sebagai bahan pengeyal bak so dan Formalin sebagai bahan pengawet pada pembuatan bakso.
The purpose of this community service is to increase the knowledge and skills of farmer groups in applying the concept of livestock-plant integration and verticulture to Pakcoy cultivation in yard lands. The methods used in this service are counseling and demonstration methods. This community service activities are carried out in the yard lands of the Sion Women's Farmer Group in Sasi Village, Kota Kefamenanu District, North Central Timor Regency. The activity involved a farmer group consisting of 6 (six) people, servants, students and the surrounding community who accidentally saw the activity. Based on the community service activities, it was found that the Sion Women Farmer Group was able to (1) use a verticulture system with the concept of livestock-plant integration in Pakcoy cultivation in yard lands, (2) utilize chicken livestock waste into bokashi as a composition for planting media for Pakcoy cultivation, (3) utilize yards as more productive agricultural land, (4) meet the food needs of the family, and (5) manage time and labor.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2025 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.