Background and aim: Indonesia is one of the countries with the highest incidence of type 2 diabetes in the world. Management of diabetes in management of food that does not cause depression in patients and is rich in nutrients as a consequence of consumption drug routine is things to do searching for Street exit. Study this aim for With Thus, we explore the effect of rice red and spinach red in the form of cookies to index glycemic and haemoglobin levels.Methods: as many as 50 respondents diagnosed with type 2 DM with a history of more than two years registered in a quasi-experimental test pre-pest design with the control group in Sorong, West Papua. Cookies consisting of 200 grams of flour rice red mixed with 20 grams of flour spinach red were given for 30 days. Inspection Check blood sugar and haemoglobin levels Before and after the intervention. Data analysis used an independent sample t-test.Results: we found that occur drop index glycemic as big as 81.8 Mg/dl and increased haemoglobin by 1.161 g/dl in the group interventionConclusions: Rice red and spinach red in the form of cookies show benefit potential at index glycemic and haemoglobin levels among participants with diabetes mellitus type 2.
ABSTRAK Pada Masa Pandemi Covid-19” World Health Organization (WHO) pada Januari 2020, menyatakan penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) sebagai darurat kesehatan masyarakat yang merupakan tantangan, dan ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan penurunan fungsi kekebalan tubuh yang terjadi secara pada kelompok lansia. Untuk meminimalkan infeksi pada populasi yang sangat rentan, Centers for Disease Control (CDC) merekomendasikan setiap individu untuk tetap di rumah dan melakukan isolasi diri, sering mencuci tangan dan menghindari semua perjalanan yang tidak penting. Dari hasil pengabdian 28 siswa-siswi yang hadir dalam kegiatan PKM tahap I Tim melakukan Edukasi di dahului dengan melakukan Pree Test gizi seimbang dalam isi piringku menggunakan lembaran kuesioner hasil jawaban Pree Test sebagai berikut : yang menjawab benar sebanyak = 56,0% dan Yang menjawab salah adalah = 44,0% Dalam kegiatan tahap ke II evaluasi Menu gizi seimbang dalam isi piringku dengan melakukan observasi secara visual membuktikan bahwa dari 30 siswa-siswi terjadi peningkatan dalam membawa menu makanan dalam isi piringku dari hasil jawaban Post: yang menjawab benar sebanyak = 73,3,% dan Yang menjawab salah adalah = 26,7% Berdasarkan hasil evaluasi secara visual menu makanan yang dibawa oleh siswa - siswi pada tanggal 20 Agustus 2022 membuktikan bahwa 95% sudah memenuhi gizi seimbang dalam isi pringku sebaliknya ada 15% menu makanan yang dibawa oleh siswa - siswi kurang memenuhi prasarat gizi seimbang dalam isi piringku. Kata Kunci: Gizi, Edukasi, Covid-19 ABSTRACT During the Covid-19 Pandemic” the World Health Organization (WHO) in January 2020, declared coronavirus disease 2019 (COVID-19) a public health emergency which was a challenge, and an unprecedented threat. This is related to the decrease in immune function that occurs in the elderly group. To minimize infection in highly susceptible populations, the Centers for Disease Control (CDC) recommends that individuals remain at home and self-isolate, frequently wash their hands and avoid all non-essential travel. From the results of the dedication of 28 students who attended the PKM activities stage I the Team carried out the Education which was preceded by carrying out a Pree Test for balanced nutrition on the contents of my plate using a questionnaire sheet. The results of the Pree Test answers were as follows: = 56.0% who answered correctly and those who answered wrong is = 44.0% In the second phase of the evaluation of the balanced nutrition menu in my plate by making visual observations it proves that our 30 students there have been an increase in carrying the food menu in my plate from the results of Post answers 73.3% and those who answered incorrectly 26.7% Based on the results of a visual evaluation of the food menu brought by the students on August 20, 2022, it proved that 95% had fulfilled balanced nutrition in the contents of my dishes, on the other hand, there was 15% of the food menu brought by the students did not meet the requirements of balanced nutrition in my plate. Keywords: Nutrition, Education, Covid-19
Ikan gabus Kota Sorong mengandung protein sekitar 51% lebih besar dari pada protein ikan gabus di luar Kota Sorong sekitar 24-29% dan sagu banyak ditemukan di Kabupaten dan Kota Sorong. Sehingga, perlu dilakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat berupa sosialisasi dan demonstrasi pembuatan emergency food product (EFP) berbahan sagu (Metroxylon sagu R) dan protein ikan gabus (Channa striata) pada para ibu Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Sorong. Tujuan kegiatan adalah meningkatkan pengetahuan peserta serta mendemonstrasikan pemanfaatan pangan lokal Kota Sorong menjadi makanan darurat mi saigu yang aman dan alami untuk membantu menanggulangi gizi kurang dan stunting pada anak balita usia 2-5 tahun. Metode yang digunakan pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, yaitu ceramah dan demonstrasi pembuatan EFP kepada peserta. Peserta adalah para ibu dari perkumpulan Nasyiatul Aisyiyah Kabupaten Sorong, sebanyak 23 orang. Pada kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini diperoleh pengetahuan peserta meningkat dari 48,8% menjadi 89,5%, hasil ini diperoleh dari evaluasi menggunakan kuesioner pre dan post test. Peserta paling banyak berusia 30-34 tahun (52,2%), sebagian besar peserta bekerja sebagai guru PAUD (56,5%) dan memiliki paling banyak berpendidikan tinggi sarjana (86,9%). Peserta aktif berdiskusi pada kegiatan, jumlah keikutsertaan peserta termasuk banyak serta antusiasme peserta selama kegiatan berlangsung dan berharap adanya kegiatan lanjutan seperti penelitian dan pengabdian kepada siswa-siswi di PAUD Kabupaten Sorong.
Pemberian makanan padat gizi menggunakan bahan pangan lokal yang tersedia di Kota Sorong mengandung padat energi dan zat gizi yang baik untuk pertumbuhan anak usia sekolah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian makanan padat gizi terhadap perubahan berat badan anak usia sekolah Kota Sorong. Metode yang digunakan pada penelitian ini berupa pre eksperimen dengan rancangan one group pre and post design. Subjek penelitian adalah anak yang berusia 5-6 tahun dengan jumlah sampel anak 36 anak. Makanan padat gizi yang diberikan berupa makanan biasa yang terdiri atas karbohidrat, protein hewani, sayuran dan buah. Anak diberikan makanan padat gizi selama 3 minggu. Analisis yang digunakan adalah uji wilcoxon. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini berupa rata-rata sumbangan energi pada anak setiap kali makanan padat gizi per hari sebanyak 466 kkal. Rata-rata berat badan sebelum intervensi 17.66 kg dan setelah intervensi 19.06 kg. Kesimpulan pada penelitian ini menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan pada berat badan anak sekolah setelah dilakukan intervensi pemberian makanan padat gizi 1 porsi (sumber karbohidrat, lauk hewani, lauk nabati, sayuran dan buah) selama 3 minggu (nilai p<0.002). Pemberian makanan padat gizi kepada anak sekolah senantiasa dibiasakan oleh orang tua kepada anaknya karena dapat menyumbang zat gizi yang dibutuhkan oleh anak pada masa pertumbuhan dan perkembangan.
Ice cream is a frozen food product that is processed through a combination of freezing processes in a mixture of various ingredients consisting of milk or milk products, sweeteners, emulsifiers, stabilizers, and flavor enhancers. The addition of ice cream with local Papuan food modifications, namely red fruit and sago flour, is expected to add nutrition and become a new innovation for local ice cream products in the City of Sorong, West Papua. The purpose of this study was to determine the acceptability of the red fruit ice cream product with sago flour substitution. The research design used was experimental research. The samples used as objects were ice cream products with the addition of red fruit juice and sago flour with 3 variations (S00, S20, S30). This study used a fairly trained panel of 25 people. The independent variable is the variety of ice cream with red fruit juice and sago flour substitution and the dependent variable is acceptance (taste, aroma, color, texture). The instrument used in this study was the hedonic test form. Acceptability analysis using the Friedman Test. The results showed that there were significant differences in taste (p-value 0.006), aroma (p-value 0.006), color (p-value 0.001), and texture (p-value 0.010) of ice cream products with the addition of red fruit juice and Sago flour. This study found that there were differences in the acceptance of ice cream with variations in the substitution of sago flour and red fruit.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.