Social media has become an effective marketing tool, including donation-based crowdfunding platforms, to reach potential donors. The research aimed to analyze the effectiveness of social media promotion in affecting the online donation intention of millennial generations. With the S-O-R theory, the research used variables like content likeability (S), social media attributes (S), social media engagement (O), perceived credibility (O), and intention to donate (R). Then, quantitative measures were used by distributing questionnaires to the selected sample, and 152 responses were collected. The data were analyzed using SEM. The results show that intention to donate is indeed affected by social media engagement and perceived credibility. On the other hand, perceived credibility is affected by both content likeability and social media attributes. However, the results find that social media engagement is only affected by content likeability and is not influenced by social media attributes. The distinctive finding can be due to the different behavior shown by social media users toward fundraising platforms, as they only want to donate and rarely engage in the fundraiser’s social media. The research calls for further investigation using multidimensional constructs to evaluate the drivers of intention to donate. Alternatively, further research can also be conducted to analyze the behavioral differences between millennials and other generations.

Pelatihan dalam bentuk pembelajaran melalui daring kini semakin sering dilakukan, terutama di bidang pemrograman yang merupakan dasar utama di rumpun ilmu komputer. Salah satu hal yang mendorong pelaksanaan pembelajaran daring ini adalah situasi global yang mengharuskan pembatasan jarak akibat adanya pandemi Covid-19. Kemajuan teknologi berupa penyebaran jaringan internet dan ketersediaan berbagai aplikasi yang menjadi penunjang pembelajaran daring ini. Hal ini juga dibantu dengan tersedianya berbagai aplikasi lain yang bisa membantu untuk pengajaran dalam bentuk presentasi maupun untuk penilaian ujian yang siap digunakan untuk pembelajaran daring. Kemajuan teknologi ini tentunya merupakan hal yang baik, namun ternyata masih banyak kendala yang dihadapi bagi para peserta pembelajaran daring untuk mengadopsi teknologi tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut dirumuskan sebuah rumusan masalah untuk penelitian ini yaitu bagaimana melakukan identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan proses pelatihan pemrograman yang dilakukan secara daring? Dan Faktor-faktor apa yang berdampak pada pemahaman materi bagi peserta pelatihan? Proses identifikasi faktor-faktor yang dapat mendorong kesuksesan pelatihan berbasis online merupakan fokus dari penelitian ini. Langkah awal adalah dengan melakukan proses pengumpulan data menggunakan survei dan kuesioner yang sudah disusun berdasarkan pada metode Technology Acceptance Model (TAM), kemudian data dianalisis berdasarkan statistika deskriptif. Penelitian ini berhasil melakukan identifikasi bagaimana seharusnya pelatihan berbasis daring dilakukan dengan efektif berdasarkan faktor-faktor penting yang sudah teridentifikasi.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (abdimas) ini bertujuan memperluas wawasan mengenai computational thinking (CT) bagi guru Sekolah. Program mini seri ini dilakukan secara berkala dan berkesinambungan. Program ini diprioritaskan kepada Guru di berbagai sekolah. Pada kesempatan kali ini diperuntukkan kepada Guru-guru di Yayasan Ciputra Pendidikan. CT sendiri merupakan salah satu problem solving yang perlu diajarkan sejak dini. Dengan melihat perkembangan teknologi dalam bidang ilmu komputer yang berkembang pesat maka pendekatan CT ini sangat diperlukan. Universitas Ciputra Surabaya khususnya Fakultas Teknologi Informasi bekerjasama dengan Komunitas Bebras untuk memperluas penggunaan CT bagi siswa/i seluruh Indonesia. Mini seri ini dilakukan dengan memberikan wawasan CT kepada guru sekolah, sehingga guru tersebut dapat menyampaikan dan melatih para siswanya untuk dapat terbiasa menggunakan CT ini dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam melakukan pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan terlebih dahulu berkoordinasi dan berdiskusi dengan koordinator pusat Yayasan, membuat materi computational thinking berupa materi power point maupun website yang siap diakses peserta. Pokok pembahasan dibagi menjadi empat sesi yaitu pendahuluan tentang computational thinking, computational thinking in everyday life, Developing Computational Thinking task dan menerapkan CT dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan ini menyasar pada 134 guru Yayasan Sekolah Ciputra dengan durasi pelaksanaan kurang lebih tiga bulan dari persiapan, penyiapan materi, koordinasi, penyuluhan, serta penyusunan laporan dan luaran.

The process of stock opname of goods in a business is something that must be done regularly to control the business assets. The stock opname process generally requires a lot of money and time, especially in businesses that have many branch locations. During the implementation of stock opname, sales transactions are usually stopped so that the stock does not change. As a result, the longer the time for this process is required, the greater the loss. In addition, extra costs are also incurred when the implementing manager is sent to each branch location where the stock opname will be carried out. Due to the high costs and losses incurred, this stock opname is usually only done a few times a year. On the other hand, the low frequency of stock opname has an impact on increasing business losses due to loss of assets that cannot be detected early. This study aims to increase the effectiveness of the stock opname process to minimize losses that occur during the stocktaking process or losses due to delays in handling the loss of goods assets. The results of this study indicate that the new system design allows the stock opname process to be carried out remotely without the presence of a manager and without stopping sales transactions, so as to reduce operational costs. The frequency of stock opname can also be carried out more frequently so that if there is a loss of assets, it can be immediately identified and action is taken to avoid high business losses. The result of software testing using the Blackbox Testing method shows that the application can run well and the result of User Acceptance Testing shows the acceptance of respondents at 87%, which means that respondents accept the solutions offered well.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran yang saat ini dianggap relevan dengan proses pembelajaran terkini, melalui metode pembelajaran ini, mahasiswa diharapkan mampu menghasilkan sebuah produk dari kegiatan perkuliahan yang dilakukan secara kolaboratif bersama rekan satu kelompok. Sebagai luaran dari sebuah proses pembelajaran maka produk yang dihasilkan perlu dinilai, untuk menjaga obyektifitas penilaian dalam model pembelajaran ini. Sistem Informasi terintegrasi adalah sebuah solusi yang mampu memenuhi kebutuhan dari sebuah proses penilaian tersebut. Sistem informasi terintegrasi ini juga menjadi solusi dimana semua penilai tidak harus berkumpul satu tempat yang sama dan bisa melibatkan penilai luar seperti dari pihak industry dan praktisi untuk melihat kualitas produk lebih obyektif, serta memungkinkan terjadinya dialog melalui proses penilaian tersebut. Sistem informasi pada penelitian ini akan dibangun di atas berbasis web dan komputasi bergerak dalam rangka memberikan akses terhadap aplikasi tanpa dibatasi geografis atau lokasi. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi infrastruktur pada sistem informasi terintegrasi untuk  proses penilaian  kolaboratif pada pembelajaran berbasis proyek yang dapat diakses dari mana saja dan bisa diandalkan.