Latar Belakang : Dalam meningkatkan manajemen penyelenggaraan Puskesmas perlu dukungan sistem informasi Puskesmas yang mampu menjamin ketersediaan data dan informasi secara cepat, akurat, terkini, berkelanjutan dan dapat dipertanggungjawabkan. Sebuah metode yang digunakan untuk mengukur sumber daya manusia terhadap kinerja petugas adalah HRSC (Human Resources Scorecard). Tujuan : Tujuan penelitian ini mengetahui kinerja pegawai dalam menggunakan ePuskesmas di Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribu Utara. Metode : Metode penelitian yang dilakukan adalah deskriftif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitain ini lakukan di Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribu Utara denga jumlah 30 responden yang mengisi kuesioner penelitian. Hasil : Hasil penelitian menunjukan terdapat pada indikator kualitas 29 petugas (96.7%) menyatakan baik, pada indikator kuantitas 27 petugas (90.0%) menyatakan baik, pada indikator kehadiran 30 petugasa (100,0%) menyatakan baik, pada indikator supervisi 13 petugas (43.3%) menyatakan baik, pada indikator konservasi 25 petugas (83.3%) menyatakan baik. Hasil dari lima indikator didapatkan kinerja petugas yang menggunakan ePuskesmas di Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dengan 18 petugas (60.0%) menyatakan baik menggunakan ePuskesma dan 12 petugas (40.0%) menyatakan tidak baik menggunakan ePuskesmas. Kesimpulan: Penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik petugas berdasarkan umur di Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang menggunakan ePuskesmas yaitu rata-rata usia 32 tahun, median 30.50 tahun, standar deviasi 6.425 tahun, umur termudah 23 tahun umur tertua 48 tahun dan 95%Confidence Interval adalah 29.63 – 34.43 tahun, berdasarkan jenis kelamin, jenis kelamin pada petugas perempuan sebanyak 56.7% (17 petugas) sedangkan pada petugas laki-laki sebanyak 43.3% (13 petugas) dilihat pendidikan terakhir terbanyak yaitu pada pendidikan D3 sebanyak 56.7% (17 petugas) sedangkan pendidikan terbanyak kedua yaitu S1 sebanyak 23.3% (7 petugas) dan pendidikan terendah yaitu SMA sebanyak 20.0% (6 petugas), dan dilihat dari lama bekerja di Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribu Utara yang menggunakan ePuskesmas yaitu rata-rata 6.80 tahun, median 6 tahun, standar deviasi 3.517 tahun, lama bekerja termudah yaitu 1 tahun, lama bekerja tertua yaitu 15 tahun dan 95% Confidence Interval adalah 5.49 – 8.11 tahun.
Bantul II Health Center conducts health screening activities for high school students but only class X. The problem that arises is that not all students get screening, recording the results of screening that still uses files, the cost of procuring and doubling screening files, and calculating the screening score of students who still done conventionally. The person in charge of screening at the Bantul II Health Center wants a computerized information system to overcome these problems. The purpose of this study is to analyze the needs of users and develop a youth health information system that can be used in the work area of Bantul II Health Center. This research is research and development with the object of research on development of information systems for adolescent health. In this study an analysis of user requirements, interface design, implementation of the design into an information system, and testing until the system is accepted by the user. Based on the results of the needs analysis, it is known that the user needs an information system that is able to be accessed anywhere and anytime, the privacy of each student is guaranteed, the calculation of the scoring value on the automatic questionnaire. Adolescent Health Information Systems are made with the PHP programming language using framework codeIgniter and MySQL database. At the stage of the system trial, user input is obtained regarding weaknesses of the system that has been developed.
Based on Kenmenkes RI in 2014, it explains about coding which has the meaning as an activity of providing main diagnosis codes and secondary diagnoses in accordance with ICD-10 and providing procedure codes in accordance with ICD-9CM. Coding inaccuracies can affect the financing of health services, this study was conducted to see the accuracy of the main and secondary diagnosis codes of surgical cases of inpatients at Duren Sawit Hospital using descriptive research methods with a quantitative approach, namely writing aims to describe the results obtained on the accuracy of diagnosis codification. Informants in this study were inpatient coders at RSKD Duren Sawit, data collection in this study using interviews and observation methods. The results of this study indicate that the coding SPO uses the latest procedures based on an electronic system, the educational background of the coder at RSKD Duren Sawit has an important role in the quality of the correct code. The competence of the coder at RSKD Duren Sawit still has to undergo deeper learning, in the results of coding research on surgical cases of inpatients, it was found that the average dignosis code that had accuracy was 58 (63.74%) and 33 (36.26%) were inappropriate, and it was also found that the results of the accuracy of the secondary diagnosis were 84 (92.30%) and 7 (7.70%) were inappropriate. Based on the 4 characters, the inaccuracy occurred in the main diagnosis of the majority in the 4th character as many as 31 (34.7%). There are factors that become obstacles to the identification of 5M, namely the man factor, the lack of accuracy of doctors in inputting diagnoses and the lack of accuracy of officers in re-examining incorrect diagnosis codes and having to undergo learning related to coding more deeply for diagnosis coding officers who are not from academic graduates of medical records.
Salah satu aspek terpenting dalam pelayanan rekam medis adalah kegiatan klasifikasi dan kodefikasi diagnosis serta tindakan. Dalam melakukan pemberian kode diagnosis pasien, petugas koding mengacu pada aturan ICD-10. Berdasarkan aturan ICD-10 kasus persalinan terdiri atas tiga komponen yaitu kondisi atau penyulit (O00-O99), metode persalinan (O80-O84), dan outcome of delivery (Z37.-) yang digunakan sebagai kode tambahan untuk mengetahui hasil persalinan. Tujuan dalam penelitian yaitu untuk mengetahui ketepatan kode diagnosis kasus persalinan secara sectio caeasrea di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. Penelitian menggunakan analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Dengan sampel sebanyak 70 rekam medis kasus persalinan secara sectio caesarea di Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta. Pada penelitian ini didapati hasil komponen atau penyulit ibu dengan ketepatan 90% (63 RM), lalu metode persalinan dengan ketepatan 11,43% (8 RM). Serta outcome of delivery yang memiliki ketepatan 0% (70 RM). Berdasarkan hasil wawancara dan observasi terhadap kepala rekam medis dan koder bahwa ketepatan pengodean dapat dipengaruhi oleh faktor 5M (man, money, material, method, machine), yaitu ketelitian koder dalam melakukan pengodean, kejelasan pada tulisan dokter, serta tersedianya SPO yang memiliki catatan khusus mengenai pengodean kasus persalinan sehingga proses pengodean dapat terstruktur dengan baik.
Teknologi informasi adalah cabang ilmu yang berkembang pesat yang telah mempengaruhi ilmu lain. Satu diantara penggunaan teknologi informasi dalam Pelayanan kesehatan adalah sistem Rekaman Medis Elektronik. Klinik Khalifah di Kabupaten Tangerang yang telah menerima pasien Jaminan Kesehatan Nasional memutuskan untuk memperkenalkan sistem rekam medis elektronik ini. Pengabdian kepada masyarakat ini dirancang untuk memulai elektronik di tempat pendaftaran pasien rawat jalan. Pelayanan Registrasi pasien rawat jalan di Klinik Khalifah Kabupaten Tangerang masih menggunakan sistem manual, antrian di loket pendaftaran pasien rawat jalan tidak dapat dihindari. Penerapan system Pendaftaran secara elektronik ini akan menghindari antrian yang panjang dan pasien dapat dilayani dengan cepat tanpa harus nunggu lama di tempat pendaftaran ini. Tujuan dari pengabdian ini adalah memenerapkan rancangan sistem registrasi pendaftaran menggunakan metode waterfall dan dengan dibantu oleh software Visual Basic 6.0. Metode waterfall terdiri dari 5 tahap mulai dari Requirement, Design, Testing & Implementation dan Maintenance. Harapannya dengan sistem registrasi secara elektronik akan mempercepat pelayanan pada pasien di tempat pendaftaran, kepuasan pasien meningkat, memudahkan mendapatkan laporan pasien perharinya serta akan meningkatkan mutu pelayanan di Klinik ini. Disain telah dilakukan dan telah dipasang (install) system pendaftaran yang dibutuhkan. Tahap sosialisasi perancangan system registrasi telah dilakukan. Panduan penggunaan software telah diberikan. Dengan adanya tingkatan user didalam sistem tersebut sehingga bisa mengetahui siapa yang menjadi pelayanan pasien yang terbaik dalam melayani pasien dan juga pihak rumah sakit dapat mengetahui tentang kondisi pasien saat ini dengan melihat riwayat kesehatan pasien tersebut.
scite is a Brooklyn-based organization that helps researchers better discover and understand research articles through Smart Citations–citations that display the context of the citation and describe whether the article provides supporting or contrasting evidence. scite is used by students and researchers from around the world and is funded in part by the National Science Foundation and the National Institute on Drug Abuse of the National Institutes of Health.
customersupport@researchsolutions.com
10624 S. Eastern Ave., Ste. A-614
Henderson, NV 89052, USA
This site is protected by reCAPTCHA and the Google Privacy Policy and Terms of Service apply.
Copyright © 2024 scite LLC. All rights reserved.
Made with 💙 for researchers
Part of the Research Solutions Family.